下載應用程式
4.34% Because The Baby / Chapter 2: 2. Perjanjian Konyol

章節 2: 2. Perjanjian Konyol

Chelsea meletakkan sling bag-nya di atas meja rias apartment miliknya. Ia pun menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya dan menghembuskan nafasnya panjang.

Tiba-tiba ia teringat akan sesuatu. Ia segera bangkit dari atas kasurnya dan kembali mengambil tas yang tadi ia letakkan di atas mejanya dan mengambil sesuatu dari dalam tas tersebut.

Senyum Chelsea tiba-tiba saja mengembang saat ia berhasil mengambil benda tersebut dari dalam tasnya. "Lucu juga dia," katanya. "Bodohnya aku, gak nanya namanya tadi."

Kring kring kring...!!

Bunyi ringtone ponsel milik Chelsea menyadarkan gadis itu dari lamunannya. Sesegera mungkin ia mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Ia melihat Caller ID yang tertera di layar ponselnya. Lagi-lagi senyumnya mengembang.

"Halo," sapa Chelsea saat telepon sudah tersambung.

["Chelssskyyyyy!"] Suara cempreng dari seberang sana membuat Chelsea refleks menjauhkan teleponnya dari telinganya.

"Al Al... Mbok ya halo dulu gitu lho. Ini mana? Udah langsung teriak-teriak aja. Gak kasian sama dede bayinya di perut?" Kata Chelsea sambil terkekeh kecil.

Aleena juga ikutan terkekeh kecil mendengar perkataan Chelsea barusan. ["Hehehe... kebiasaan. Abis lo balik ke Indo ga bilang-bilang gue dulu. Kan kalo gue tau lo udah pulang ke Indo gue sama Gerald bakalan jemput lo, Chels."]

"Gapapa, gue gamau ngerepotin kalian. Lagian juga sekarang transportasi online banyak," kata Chelsea.

["Huh iya iya deh. Kabar lo gimana, Chels? Is everything okay?"] Tanya Aleena. ["Udah bertahun-tahun lo ga balik ke Indo dan sekarang tiba-tiba lo balik. Lo tau ga? Gue seneng bukan main."]

Chelsea tersenyum kecil, "Gue baik dan semuanya baik-baik aja. Lo sendiri gimana? Gue kangen banget loh, Al, sama lo," katanya.

["Baik kok. Cuma ya gitu, kadang-kadang gak enak aja badannya. Karena lagi hamil gede kali ya?"] balas Aleena. ["By the way, lo gak lupa kan Chels?"]

"Lupa? Soal?"

["Ah tuhkan, pasti lupa."] Aleena berdecih sebal.

Chelsea tertawa. "Iya iya. Gue ga lupa kok. Mana mungkin gue lupa. Birthday party lo di Embassy, kan?" tanyanya.

["IYAAA!! Gue ga mau tau. Gue gamau denger alesan apapun. Pokoknya lo harus dateng. Titik. Ga pake koma!"] Kata Aleena. ["Gue kangen banget tau sama lo. Masa lo ga kangen gue?"] tambahnya.

"Iya iya gue dateng kok. Tenang aja hahaha. Gila lo ya, lagi hamil makin cempreng."

["Yeeeey! Gue sama Gerald juga mau kenalin lo sama seseorang. Biar lo ga jomblo terus. Biar gue cepet dapet keponakan."] Aleena terkekeh.

"Dih. Siapa tuh?"

["Ada deh. Pokoknya liat aja nanti. Oke banget pokoknya,"] ujar Aleena.

"Yaudah yaudah. Terserah lo aja," kata Chelsea. "Yaudah gue tutup dulu ya teleponnya."

["Okeee, malem minggu jangan lupa!"] kata Aleena.

"Iya bawel. Kalo ga lagi hamil udah gue jitak lo," balas Chelsea. "Udah yaaa, bye bye."

["Daaaah!"] Kata Aleena mengakhiri sambungan telepon mereka.

***

Suara dentuman musik menggema di sebuah ballroom hotel berbintang di kawasan Jakarta Selatan.

Dengan anggun, Chelsea melangkahkan kakinya masuk ke dalam ballroom tersebut. Chelsea yang malam itu mengenakan dress berwarna hitam yang memperlihatkan bagian belakang tubuhnya sukses membuat semua orang yang ada di dalam sana terpukau akan kecantikannya.

"Siapa tuh? Cantik banget," ujar Jodie.

Marcell berdecih kecil, "Ga bisa ngeliat cewe cakep dikit lo ya?" tanyanya. "Giliran yang model begini aja cepet banget."

Rexan memperhatikan Chelsea yang baru saja lewat di hadapannya. Kayaknya gue pernah ngeliat cewe ini deh, tapi dimana ya? batinnya.

"Heh heh heh biasa aja ngeliatinnya kali!" Ucap Calvin pada Rexan.

Jodie langsung memperhatikan Rexan saat itu juga, "Dih, tumbenan amat lo ngeliatin cewek segitunya?" tanyanya.

"Apaan sih lo pada? Siapa yang ngeliatin coba?" Sangkal Rexan.

Gerald yang melihat tingkah laku sahabatnya itu hanya bisa tersenyum kecil, "Gimana Rex? Cantik gak?" tanyanya.

"Y—ya, lumayan," balas Rexan.

"Itu sohibnya Aleena yang mau gue kenalin ke lo," kata Gerald. "Bentar deh, gue ke sana dulu."

Jodie berpindah tempat duduk ke sebelah Rexan, "Rex, lo masih tertarik sama mobil BMW i8 yang udah gue modif itu gak?" tanyanya.

"Masih lah. Lo mau jual berapa pun gue beli," kata Rexan.

"Gue mau kasih lo gratis."

"Hah yang bener?" Rexan terkejut. "Jangan becanda lo. Pasti lagi prank nih. Mana ada yang gratis di dunia ini? Kencing aja bayar goceng."

"Kali ini beneran. Tapi ada syaratnya," ujar Jodie.

Rexan menyerngitkan dahinya, "Syarat apaan?" tanyanya.

"Gue mencium bau-bau si Jodie bakal mau aneh-aneh nih," kata Calvin. "Mending lo gausah macem-macem deh, Jod."

"Make her yours tonight," kata Jodie singkat padat dan jelas.

"Hah? Gimana gimana?"

Jodie menghela nafasnya, "Masa ga ngerti? Maksud gue, lo one night stand sama tuh cewek. Setelah itu, bmw gue buat lo."

Calvin menoyor kepala Jodie. "Heh, kalo mau jadi bajingan sendirian aja. Kaga usah ngajak-ngajak temen."

"Tau lo, Jod. Gila kali? Itu kan sohib istrinya si Gerald. Udah deh jangan aneh-aneh," kata Marcell.

"Oke, deal." Rexan meng-iya-kan perkataan Jodie.

"Hah anjir, lo lebih gila Rex!" kata Calvin.

Marcell berdecih, "Ngapain sih, Rex? Lo mau bmw juga bisa lo beli sampe pabrik-pabriknya. Gausah deh yang beginian."

"Kalo hamil gimana cuy?" tanya Calvin.

"Ada pengaman kali, Cell. Kayak ga pernah one night stand aja," balas Jodie. "Jadi gimana, Rex? Deal?"

Rexan tersenyum tipis ke arah Jodie, "Deal."

***

"Happy birthday Al!" kata Chelsea yang kemudian memeluk sahabatnya.

"Cheelsss! Aduh yaampun makasih ya, makin cantik banget sih? Jadi minder gue," kata Aleena.

Chelsea berdecih kecil, "Enggak lah, jelas cantikan lo kemana-mana," katanya. "Nih kado buat lo. Please banget kasih gue keponakan-keponakan yang lucu-lucu. Oke?"

"Siap ibu bos! Lo juga lah buru-buru nikah, biar bisa gue jodohin sama anak gue," kata Aleena. "Eh iya gue mau kenalin lo ke seseorang."

"Siapa?"

"Tuh di sana, yang lagi duduk sama Gerald," kata Aleena.

Gerald yang sedang duduk pun menghampiri Aleena dan juga Chelsea, "Chelsea? Gimana kabar?" tanyanya.

"Baik baik, lo sendiri gimana?" tanya Chelsea.

"Baik juga."

Aleena tersenyum, "Iya lah baik, orang 24/7 sama gue terus. Gimana ga baik coba?" tanyanya kemudian terkekeh.

"Hahaha iya iya." Gerald terkekeh. "Eh btw, lo di Indo sampe kapan?" tanya Gerald pada Chelsea.

Chelsea tampak berpikir sejenak, "Gue kayaknya bakal stay di Indo terus sih, ada agensi pemotretan yang udah kontrak gue soalnya di sini. Cuman gatau deh liat aja nanti," katanya.

"Eh serius? Asik! Iya bener Chels, gausah balik-balik ke Paris lagi. Di sini aja sama gue," kata Aleena.

"Terus aku sama siapa?" tanya Gerald.

"Ih apaan sih kamu, Ger?" Balas Aleena.

Chelsea berdecih kecil. "Aduh please ya, hargain gue yang masih jomblo ini. Oke bapak ibu?" katanya.

Aleena terkekeh pelan, "Makanya cepet-cepet deh cari pendamping hidup. Percuma cantik tapi ga ada yang punya," katanya.

"Eh iya kan sampe lupa. Ikut gue Chel, gue mau kenalin lo ke temen-temen gue," kata Gerald.

"Ha—hah?"

"Hih pake hah hah hah. Kan gue udah bilang kalo gue sama Gerald mau ngenalin lo ke seseorang," kata Aleena. "Yaudah ah yuk Chels ikut gue sama Gerald, orangnya ada di sana." Aleena langsung menarik tangan Chelsea untuk ikut bersamanya.

Bersambung...


創作者的想法
ecstusea ecstusea

Happy reading guys! Jangan lupa untuk mendukung cerita ini dengan cara vote cerita ini ya, terima kasih!^^

Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C2
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄