"Lagi ada pesta keluarga. Jadi aku harus pakai make up. Lupa tadi ga kehapus" Kata Jasmine sambil menurunkan standar motor nya.
"Waah..Bos Jasmine baru datang nih. Traktir kita lagi dong" Dadan anak buahnya Alex berkata sambil cengar-cengir.
Jasmine tersenyum Ia lalu mengeluarkan sejumlah uang dari saku jaketnya. Tapi ketika Ia mau memberikan pada Dadan. Alex menahan tangan Jasmine. "Jangan!! Cukup !! Kau selalu banyak mengeluarkan uang untuk mereka"
Jasmine tidak menjawab Ia malah menatap tangan Alex yang memegang tangannya dengan perasaan tidak suka. Alex segera menyadari tatapan mata Jasmine yang tajam. Ia segera melepaskan tangannya. dan tersenyum Kelu.
"Maafkan Aku Jasmine, Aku tidak sengaja." Alex berkata dengan terbata-bata.
Jasmine mengeluarkan tisu dan melap tangannya yang disentuh Alex. "Tidak apa-apa Alex. Maaf ya Aku hapus..Aku suka merasa jijik dipegang laki-laki." Kata Jasmine sambil tersenyum. Alex menatapnya dengan perasaan terluka.
"Waah...Neng Jasmine kenapa bilang seperti itu? Belum tahu ya rasanya dipegang laki-laki. Cobain atuh.. Nanti pasti ketagi....ugh..aduh" Dadan belum menyelesaikan seluruh perkataannya, tubuhnya keburu ngejungkal ke belakang. Kaki Jasmine menendang tepat mengenai dadanya. Iksan melongo kaget.
"Kamu berani-beraninya bicara seperti itu pada Jasmine.Ck...ck..ck.. cari mati aja atuh" Kata Iksan sambil berdiri di samping Jasmine.
Alex ikutan menendang kaki anak buahnya. Tapi tendangan pelan "Mulut!!! pake ga dijaga"
"Aaduuuh..ampun atuh Bos Alex dan Bos Jasmine. Jangan ditendang lagi cukup"
Jasmine tersenyum. "Maafkan Aku, nih kaki suka refleks kalau ada yang bicara rada reseh."
Nih uang buat beli makanan. Alex jangan larang Aku untuk mengeluarkan uang . Bagi ku uang segitu tidak ada nilainya. Persahabatan kita lebih berharga"
Dadan bangun sambil ngambil uang dari tangan Jasmine. "Ha..tur Nuhun Neng Jasmine" Katanya sambil pergi.
Dalam hati Dadan berkata. 'Demi persahabatan apa? Bersahabat Kho main tendang. Tapi lumayan lah ditendang sama si cantik. Ini dada ga akan Aku cuci sebulan. Biar masih nempel bau kaki Neng Jasmine. Duh Neng Jasmine. Itu wajah kaya boneka Barbie aja. Itu Badan..meni kaya gitar spanyol. Tinggi semampai dada besar pinggul besar ari pinggang kecil amat.' Dadan terus ngoceh dalam hati. Tidak berani sedikit pun Ia berkata seperti itu karena kalau sampai kedengaran oleh Alex atau Jasmine. entah esok atau lusa. Ia hanya akan tinggal nama.
" Iksan Kau tunggu lah di sana. Kita akan mulai pertandingannya. Ayo Alex kita bersiap." Jasmine sudah berada di atas motornya.
Para penonton segera berdiri di samping kiri dan kanan mereka. Beberapa mulai melambaikan syal ke arah jalan. Track yang disepakati adalah dari ujung jalan ini sampai empat tikungan jalan yang di depan dengan jauh sekitar 5 km. Pemenangnya adalah siapa yang paling cepat mencapai finish. Taruhannya kali ini adalah helm seharga sepuluh juta. Mereka akan bertanding adu kecepatan di jalan. Lomba mereka di sebut dengan istilah drag race yaitu lomba antara dua orang yang saling adu kecepatan naik motor.
Seorang gadis cantik memakai celana pendek tampak berdiri di depan Jasmine dan Alex. Ia lalu bersiap dengan memegang syal ditangan nya. Lalu begitu Ia mengacungkan tangan nya dan menjatuhkan syal nya maka Alex dan Jasmine pun melesat di iringi sorak Sorai penonton.
Jasmine mencoba menyalip Alex pada suatu tikungan. Ia melihat Alex sudah mulai melambatkan kecepatan motor nya untuk melakukan suatu cornering. Ketika badan Alex sudah mulai sedikit rebah lalu mendorong stang motor ke arah kiri dan dengan gerakan yang sangat indah Alex menikungkan motornya, membuka gas motor sedikit untuk menstabilkan kecepatan motor lalu setelah badan dan motor kembali tegak. Alex menaikan kecepatan motornya lalu melesat tak terkejar lagi oleh Jasmine.
Jasmine mencoba mengejar dengan kecepatan kilat tapi memang pada perlombaan motor drag race akan sangat sulit menyusul kecepatan lawan yang sudah mendahului dari awal. Alex sudah melesat jauh di depan Jasmine.
Jasmine akhirnya hanya konsentrasi supaya tidak terlalu ketinggalan dari Alex. Motornya membelah udara dingin yang berhembus di sekeliling Jasmine. Sambil memacu motornya pikiran Jasmine terpecah pada Rendi. Rendi.. laki-laki yang menikahinya malam ini diam-diam sudah menyita seluruh perhatiannya. Wajahnya yang sangat tampan sudah membuat hatinya terguncang keras. Walaupun Jasmine berusaha dengan keras untuk melawan Rendi tapi Ia menjadi ragu. Dapatkah Ia menghilangkan pesona Rendi pada hatinya. Karena Jasmine malah melamun motor jadi berjalan lambat.
Alex langsung dieluk-elukan para fansnya di ujung finish. Alex mengangkat kedua tangannya ke atas sambil melajukan motornya. Ia sangat senang bisa menang melawan Jasmine. Hingga Ia tidak menyadari ada seseorang yang berdiri di depan garis finish. Jelas seseorang itu adalah seorang intruder atau penyusup. Karena selain Alex Tidak mengenalnya. Wajah pria itu setampan artis Korea. Begitu halus dan lembut lebih mirip cantik daripada tampan dengan bibir yang begitu merah membuat Alex mengerutkan keningnya. Ini pria atau wanita.
Alex menghentikan motornya tepat di depan pria itu lalu melepaskan helmnya.
"Siapa Kamu?" Tanya Alex sambil mengakui keberanian pria itu mendatangi wilayah kekuasaannya. Ketika Alex bertanya, anak buahnya baru menyadari kalau ada penyusup datang.
"Aku mencari Jasmine" Katanya dengan tenang. Matanya menatap tajam pada Alex.
"Kau siapanya Jasmine?" Tanya Alex kaget.
"Aku suaminya.."
"Apaa??? tapi sejak kapan Ia menikah?" Suara Alex bagikan orang yang tercekik.
"Sejak malam ini. Malam ini adalah malam pengantin Kami. Ia malah balapan denganmu"
Wajah Alex menegang tepat saat Jasmine menghentikan motornya. Jasmine terkejut melihat Rendi yang sedang berbincang dengan Alex. Ia seketika mau melarikan motor nya tapi Ia kalah cepat dengan gerakan Rendi. Bagaikan penari balet yang sedang melakukan suatu manuver tarian. Rendi memegang pinggang Jasmine lalu menariknya serta menendang motor yang ditumpangi Jasmine agar menjauh dari hadapannya. Melakukan suatu gerakan menotok jalan darah Jasmine dan memanggul Jasmine dibahunya. Jasmine terpanggul dibahu Rendi dengan kepala dibawah. Rambut Jasmine yang panjang terurai ke bawah.
Kaki Jasmine langsung meronta-ronta. Tapi Rendi memegang erat kaki Jasmine. Bahkan Ia memukul pant*t Jasmine dengan telapak tangannya menyuruh Jasmine untuk diam. Jasmine langsung ngamuk Ia tidak suka pant*tnya dipukul Rendi. Tapi heran tenaganya seakan hilang. Ia tak ubahnya seperti seorang gadis yang lemah tak berdaya.
Gerakan cepat dan tenaga yang dikeluarkan Rendi membuat semua orang yang ada di arena itu terpaku. Bagaimana bisa sosok Rendi yang begitu lembut dan halus memiliki tenaga sebegitu besar. Apakah Ia kembaran dari Limbad?. Jasmine monster wanita yang sanggup merobohkan lima pria sekaligus seakan tidak berdaya dipanggul oleh Rendi.
Ketika kesadaran Alex mulai bangkit dan Ia mau menerjang Rendi. Rendi mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Sebuah pistol yang bisa dibeli dengan suatu lisensi. Ia menodongkan pistol itu ke kepala Alex.
"Berani mendekat maka Aku akan menembak. Dan sebaiknya kalian segera melarikan diri karena sebentar lagi polisi akan datang. Aku sudah menghubungi mereka."
Mendengar Polisi akan datang tanpa dikomando pesta segera bubar. Masing-masing menyelamatkan diri dari sergapan polisi.