Setelah mendengarkan nasehat kakeknya, mereka berusaha merubah perasaan mereka, meski hal itu tak mudah.
" Tak apa-apa.. hubungan kita malah lebih erat dari hubungan sepasang kekasih... sampai kapanpun kau tetap adekku" Kata Randa menghibur kasih.
Mereka saat ini telah berusia 15 tahun, ini adalah tahun terakhir mereka di SMP, sebentar lagi mereka akan duduk di bangku SMA.
......
satu tahun kemudian
Mereka tidak berada di SMA yang sama sebab Randa akan masuk SMK, dia ingin mengambil jurusan mesin produksi, karna di situlah hobinya. tapi mereka akan tetap bertemu karena mereka tinggal di rumah yang sama. lagi pula mereka harus sedikit menjaga jarak agar mereka bisa menjaga perasaan mereka agar tidak terus tumbuh sehingga akan lebih melukai perasaan masing -masing karna cinta mereka cinta terlarang.
Semenjak tak ada Randa di sisi Kasih.. gadis itu mulai di dekati oleh banyak pria yang menyukainya, karna jika ada Randa di sampingnya, cowok itu akan mengusir semua pria yang mencoba mendekati kasih, tapi entah kenapa Kasih tak bisa memiliki perasaan apapun pada teman-teman cowok nya itu. padahal dia masih belum menyadari pernikahannya.
Julian adalah salah seorang pria yang sangat menyukainya dari pertama mereka masuk SMA itu , dia adalah ketua kelas di kelas Kasih, cowok itu selalu memprioritaskan urusan Kasih dari teman-temannya yang lain, bahkan dia duduk dan berbaris selalu di dekat kasih.
Dia juga sering menyanyikan lagu cinta saat duduk di belakang kasih.. tapi karna kasih tak ada rasa padanya, lagu itu tak sampai ke hatinya, dia menganggab lagu itu sebagai polusi suara yang mengganggu telinganya, sehingga dia ingin pindah tempat duduk dan Julian langsung bertanya.
"Kamu akan kemana? " Tanyanya cemas. ketika Kasih berdiri membawa tasnya.
"Pindah.. Kamu mengganggu konsentrasi ku" jawabnya kesal.
"Karna laguku? " Tanyanya sedih.. ternyata gadis ini menganggab isi hatinya yang di sampaikan melalui lagu adalah suatu gangguan.
"Aku janji.. tak akan ribut lagi.. jangan pindah ya.. " pinta nya.
"Baiklah" kata Kasih dan kembali duduk.
Kasih pernah menolaknya terang-terangan ketika suatu hari Jimmy, sahabat Julian berkata..
"Kasih.. Julian naksir kamu"
"Kenapa kamu yang bilang" Tanya Kasih..
"Dia tak berani" Jawab Jimmy
"Gak bisa.. aku dah punya kekasih" kata Kasih berbohong.
"Aku gak percaya.. aku tak pernah melihatmu bersama seorang pria " Kata Julian yang ternyata telah berada di belakang Kasih.
"Lagi pula aku lebih tua darimu...Aku tak menyukai cowok yang lebih muda . Usiaku empat tahun di atasmu. " Jawab Kasih lagi.
"Bagaimana bisa? " Tanya Julian tak percaya.
" Ya... bisa saja, aku sering tinggal kelas dahulunya. " Julian terdiam.. dia tak percaya, dan.. waktu senior meminta bio data siswa baru, Julian sang ketua kelas kebagian tugas mengumpulkan bio data itu, buru-buru dia mencari bio data Kasih.. dan menemukannya, sebuah senyuman menghiasi bibirnya karna Kasih tak lebih tua darinya, dia memandang Kasih, gadis itu melihatnya tapi cuek, pura-pura gak liat.
Karna lelah mengejar Kasih..akhirnya dia pacaran dengan siswi kelas lain, tapi Kasih masih sering di buntuti di dalam kelas, bahkan waktu pergi hiking, Julian lebih memilih menjaga Kasih dari pada pacarnya dengan alasan, sebagai ketua kelas, harus mengawasi rombongan, tapi yang di awasi hanya kasih seorang.
Ada juga seorang cowok yang blak-blakan mengatakan kalau dia menyukai Kasih, Kasih menjawab.
"Gak mau.. aku lebih tinggi darimu. " kata gadis itu mencari alasan.
Cowok itu bukannya marah.. malah berkata..
"Aku akan sering olahraga biar aku lebih tinggi darimu " jawabnya penuh tekat.
Kasih hanya mengerutkan alisnya karna heran melihat kesungguhan pria ini, padahal tadi dia sengaja agar cowok itu marah dan menjauhinya, tapi malah dikira Kasih memberi nya semangat untuk merubah penampilan.
......
Hari ini kakek kembali lagi mengirimkan foto Kasih memakai baju putih abu-abunya, gadis kecil dulu telah menjelma menjadi remaja yang cantik, Randi tersenyum memandang foto gadis itu, dia semakin ingin untuk bertemu. satu tahun lagi dia akan kembali setelah menyelesaikan S-2 nya dan Kasih pada saat itu telah berusia 17 tahun..dia ingin waktu akan cepat berlalu.
Lamunannya buyar karna ketukan pintu, ternyata Alya berkunjung.
"Ada apa? " Randi masih saja bersikap cuek seperti biasa, tapi Alya sudah terbiasa dengan sikapnya itu.
"Kita keluar yuk! Aku lapar... makan malam.. " ajaknya.
"Maaf.. aku sibuk, aku harus segera menyelesaikan tesisku. " Jawabnya.
"Kenapa kau tak pernah mau ku ajak keluar? apa kau seorang gay? kau tak tertarik pada wanita. "
" Aku normal" Jawabnya.
"Benarkah? " Kata Alya dan mulai mendekatkan diri pada Randi, tapi Randi tetap cuek, bahkan dia berkata..
" Pintu ke arah sana"
Alya yang sudah berdiri hanya satu langkah didepannya langsung berhenti.
"Kau mengusirku? Tanyanya kesal..
Randi hanya tersenyum sinis sambil menaikkan alisnya.
"Oke.. gak papa, ku udah terbiasa dengan sikapmu," tanpa sengaja Alya melihat kearah lap top Randi, dia melihat foto seorang wanita di sana. Alya mendekati laptop itu.
"Siapa dia? "Tanyanya penasaran.
"Istriku" Jawabnya singkat.
"Huh.. istrimu? kapan kamu menikah? Kau kira bisa membodohiku? " katanya kesal.
" Kami menikah sebelum aku berangkat ke sini. "
"Ya ya ya ya" kata Alya tak percaya,
"Aku tak pernah melihat perempuan ini di sekolah" Katanya lagi.
"Kalau kau tak percaya aku tak bisa memaksa, tapi yang jelas, dia memang istriku. " jawabnya tegas.
"Kenapa selama ini kau tak pernah bercerita? " Kata Alya lagi.
"Kau tak pernah bertanya" Jawabnya santai.
Tiba-tiba saja Alya semakin mendekat..
" Apa kau tak membutuhkan itu setelah sekian tahun kepergianmu darinya? " Katanya mulai menggoda Randi, tangannya mulai membelai dada pria itu, Randi cepat menjauh.
"Aku tak membutuhkanmu" Jawabnya ketus.
Alya kaget, dia ditolak mentah-mentah..
"Apa perlu ku tunjukkan lagi dimana pintu keluar? " Kata Randi kesal.
"Aku tau jalannya" kata Alya merajuk.
Alya keluar sambil membanting pintu.
Randi dengan segera membalas email dari kakeknya.
"Kakek.. bisa kirim aku lebih banyak foto Kasih..? Aku merindukannya. "
Kakeknya tersenyum bahagia membaca email dari cucu nya itu.
"Tentu saja" balas kakeknya.