下載應用程式
24.78% kecupan Kecil Dari Alam Mimpi / Chapter 29: Bayangan Masa Lalu

章節 29: Bayangan Masa Lalu

Rafael menarik Indah secara paksa dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.

"A..apa yang akan kamu lakukan padaku? biarkan aku pergi dari sini!" Indah berusaha bangkit dari kasur, tapi secara tiba-tiba tubuhnya terasa berat.

Rafael menggunakan kedua tangannya untuk menghimpit Indah di atas kasur.

"Ka..kamu.. apa yang kamu lakukan?" Suara Indah mulai bergetar.

Rafael terus menatap gadis di bawahnya dengan ekspresi yang rumit, entah mengapa, gadis ini selalu membuat dadanya terasa sesak dan aneh.

Mata itu, ekspresi itu. Dia seolah seorang yang sangat familiar, tapi siapa? dia sudah berada di rumah ini hampir setahun, dan aku tetap tak tau hal apa yang ada pada dirinya, mampu menarik perhatianku.

Sejak pertama kali aku melihatnya sampai sekarang, rasa sesak di dadaku semakin terasa nyata dan sedikit menyakitkan.

Tatapan mereka beradu dengan intens, Indah dapat menghirup aroma yang sangat maskulin dari tubuh Rafael, dan entah mengapa itu membuatnya terasa sedikit nyaman.

Rafael semakin mendekatkan wajahnya, semakin lama semakin mendekat, hingga mereka mampu untuk mendengarkan detak jantung di antara mereka dengan sangat jelas.

"Tidak..jangan mendekat... jangan.. jangan..!!" Indah tak mampu melawan kekuatan tangan yang menahan dirinya.

Indah hanya mampu bergumam takut, menutup kedua matanya saat mereka benar-benar sangat dekat.

Satu detik..., dua detik...., tiga detik..., Indah tak merasakan sentuhan antara mereka berdua, dan tiba-tiba..

PUK..

Rafael dengan tanpa ampun menjentik jidatnya, dan secara refleks Indah membuka kedua matanya.

Rafael akhirnya melepaskan pegangannya pada Indah, lalu duduk di samping kasur.

"Kamu pikir apa yang akan aku lakukan padamu? Cih..!" Rafael mulai berbicara dan memalingkan wajahnya.

Indah akhirnya tersadar, dan segera bangkit dari atas kasur.

"Lalu mengapa kamu masih menahanku disini?" Indah mulai berbicara dengan nada lebih rendah dari sebelumnya.

"Itu...." itu adalah hal yang ingin ku ketahui juga, mengapa aku tak bisa membiarkan mu pergi?

Rafael tak mampu mengatakan isi pikirannya, dadanya akan selalu terasa sesak jika dia menatap gadis di hadapannya, terlebih jika dia melihat mata itu, ya.. mata itu yang paling mengusiknya.

Ada apa dengan diriku, aku seakan terobsesi dengan dirinya. Dia seperti pecahan kecil yang hilang dari diriku, tapi mengapa? apa alasannya?

"Katakan padaku apa alasannya kau menahanku disini!" Indah sekali lagi bertanya.

"Kamu pikir kamu berhak untuk menanyakannya? apa kamu lupa, aku adalah orang yang telah membelimu!"

"Apa pun yang kulakukan padamu, semua terserah padaku, dan kamu tidak punya hak untuk menolak atau pun melawan!"

"Kamu..kamu.. apa untungnya bagimu untuk membiarkanku tinggal disini? apakah matamu buta? tidak kah kau lihat bagaimana diriku ini? jangankan orang lain, aku saja sangat muak melihat diriku sendiri?"

"Sudah kukatakan, kamu tidak punya hak untuk bertanya!!" Rafael mulai berbicara dengan nada tinggi, emosinya mulai kembali meningkat.

Indah tak mampu berkata apa-apa lagi, yang Rafael katakan memang benar, sebelumnya dia telah di jual dalam pelelangan, dan rafael adalah orang yang telah membelinya.

Tapi, bisakah dia memiliki kebebasan, meskipun itu kecil.

"Aku..aku..bukanlah binatang peliharaan, bahkan seekor kucingpun memiliki kebebasan lebih dariku!" ucap Indah lirih sambil memalingkan wajahnya.

Rafael yang mendengar gumaman kecil Indah terdiam, dia seolah mempelajari wanita yang ada di hadapannya sekarang.

"Kebebasan seperti apa yang kamu inginkan lebih tepatnya?"

Indah yang mendengar kalimat itu, mulai memancarkan sedikit rasa senang pada matanya.

"Aku..aku tidak menginginkan terlalu banyak, aku hanya ingin keluar dari kamar itu. Berada di sana selama 24 jam/hari, benar-benar membuatku seperti di penjara."

"Jadi kamu hanya ingin keluar dari sana? "

Indah segera menganggukan kepalanya dengan semangat.

"Aku akan tetap berada di kawasan rumah ini, dan tak akan keluar selangkahpun dari rumah tanpa se izinmu." Indah berusaha meyakinkan Rafael.

"Tapi bagimana jika kamu melarikan diri lagi?" tentu saja Rafael tidak akan percaya begitu saja dengan ucapannya, sudah terhitung berapa kali Indah berusaha melarikan diri.

Dan sekarang Indah meminta dirinya untuk mengurangi pengawasan ketatnya, tentu saja tidak semudah itu.

"Tidak..tidak... Aku berjanji padamu, tidak akan ada lain kali untuk hal seperti itu. Jika kamu memberikanku sedikit kebebasan, maka aku akan sangat menghargainya." Ucap Indah dengan yakin.

"Lalu, jika kamu tidak menepati janjimu?"

"Aku akan menepati janjiku, aku bersumpah atas nama ibuku, jika aku melanggar janjiku maka aku akan mendapatkan karma, dan hidup dalam penderitaan seumur hidupku." Indah bersumpah dengan sungguh-sungguh.

Rafael terdiam untuk sejenak, dia berfikir keras untuk hal ini.

"Baiklah, kamu bisa berkeliaran di dalam rumah. Tapi ingat, jika kamu berani kabur lagi, maka aku akan membuatmu merasakan akibatnya!" ucap Rafael mengancam.

Mendengar perkataan Rafael, Indah sangat senang, dan tanpa sadar Indah memegang kedua tangan Rafael secara mendadak.

Indah menatapnya dengan penuh suka cita.

"Terimah kasih.. terimah kasih atas kesempatan yang kau berikan kepadaku." setelah mengatakannya, Indah lalu melepaskan pegangan tangannya dan pergi meninggalkan Rafael.

Meninggalkan Rafael di belkangnya yang terdiam layaknya patung, tak bergerak sedikitpun.

Deg..deg..deg..

"I..ini.. ada apa dengan jantungku?" Rafael berdiri lemas, memegangi dadanya dan terduduk di samping kasur.

Sentuhan tangannya..sangat lembut, aroma tubuhnya bahkan seolah menggelitik indra penciumanku... Dan tatapan mata itu..

tidak..tidak... apakah aku gila sekarang? ada apa dengan diriku, mengapa aku merasa sangat gelisa berada di dekatnya.

"Aarrggg.. " Rafael tiba-tiba merasa kepalanya terasa sakit, dia memegangi kepalanya dengan sangat keras, berusaha menghilangkan rasa sakit itu.

"Aarrgg.. Kepalaku.." sebuah bayang-bayang muncul dalam kepalanya.

"Ian...Ian...Rafa.... kemarilah." Bayangan itu memanggilnya, bayangannya tidak terlihat jelas.

Rafael merasa kepalanya semakin sakit.

"Ayo.. kemarilah Ian.. haha, bisakah kamu menangkapku?" bayangan itu adalah seorang gadis kecil yang terlihat sangat canti, tapi Rafael tak mampu melihatnya lebih jelas lagi, bayang-bayang itu terasa kabur.

Dan dia memanggil Rafael dengan panggilan Ian, Ian Rafa, ya.. itulah yang dia dengar.

"Aarrrgg,..." Kepala Rafael seakan mau pecah, hinggah akhirnya ia tersungkur di bawah lantai.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C29
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄