Ryuji memasuki ruang kerjanya dengan wajah gusar, Jacky terkejut melihat sahabatnya itu datang tiba- tiba dengan nafas terengah- engah dan wajah gusarnya. yaaa pemandangan seperti ini baru pertama kali tejadi membuat orang -orang disekitar Ryuji terheran termasuk Jacky.
"Hey... kakak ipar sudah diantar pulang??" tanya Jacky santai
Ryuji tak menjawab pertanyaan Jacky dia sibuk mencari beberapa berkas dari tumpukan map yang ada di ruangnya, ruangan kerja Ryuji yang biasanya rapi dan bersih hari ini terlihat hampir sama seperti gudang banyak map - map besar berserakan di meja tamu, meja kerja bahkan di lantai ruangn itu sejak Jacky dan Yurin melaksanakan tugas dari Ryuji.
"Aaaaarrrgh....!!!!! Sial !!!! " Ryuji menghempaskan setumpuk kertas - kertas dalam sebuah map besar di tanganya sembari berteriak sekuat tenaga meluapkan seluruh amarah yang tersembunyi didasar relung hatinya.
Ryuji tersungkur tak berdaya diatas lututnya keluh, matanya memerah penuh amarah namun kepalanya tak mampu berfikir jernih untuk mencari cara menyelamatkan sang istri tercinta.
Jacky yang tadinya terpelanga melihat Ryuji dengan gejolak batin yang tak beraturan bagai ombak di laut lepas yang menggulung semakin besar mengikuti kecepatan angin tinggi dan rendah tapi tetap dalam dan mampu menenggelamkan, ia berjalan menghampiri Ryuji memapah sahabatnya itu duduk di sebuah sofa dan memberinya segelas air putih.
"Apa yang terjadi???" tanya Jacky pelan
"Mr. George adalah orang di balik penculikan ini !" kata Ryuji
Jacky melotot mendengarnya bagaimana mungkin salah satu kolega paling dipercaya Ryuji yang berada dibalik penculikan istri Ryuji
"Lalu bagaimana??"
"Dia tahu aku terjun ke dunia mafia dan sudah membawahi geng Naga Asia dan Samurai Hitam. dia tidak tahu Harimau putih sekarang sudah ada di genggamanku juga karena itu dia minta Samurai hitam menyerang Harimau putih"
"Gila !!! pria tua itu harusnya pensiun dari bisnis dunia, lalu bagai mana dengan Safira?"
"George tidak hanya minta itu, dia juga minta Gloria menangguhkan Star Ekspress tanpa syarat, dan meminta perusahaan Victory di Belanda. dia memberi waktu selama 48 jam untuk membuat semua itu terjadi jika terlambat satu jam maka dia akan mencambuk Safira sekali begitu sampai 10 jam setelah 28 jam, dan jika lebih dari 10 jam si Br*ngs*k George itu akan menjadikan Safira wanita penghibur budak mafia dibawah kekuasaanya." Ryuji kembali meneteskan air matanya tanganya mengepal kuat dan ia hantamkan tanganya itu pada meja berbahan kaca dihadapanya, membuatnya hancur berkeping - keping.
"Apa?!!! br*ngs*k kita harus segera mengambil tindakan."
Ryuji, Jacky dan Yurin berusaha sekuat tenaga mencari cara agar bisa melepaskan Safira tanpa harus merugikan perusahaan. berbagai data dan informasi mereka gali dari berbagai sumber hingga tak terasa 8 jam sudah waktu berlalu, ditengah kesibukan itu Silvi datang ke ruang kerja Ryuji dengan wajah konyolnya manyun dan sok belaga ngambek.
"Ryuji !!! bilang sama istrimu kalau marah jangan lama- lama.! minta dia angkat telepon ku!" Silvi mengoceh dengan tangan menyilang didada
"Ryuji siapa wanita gila ini ?" tanya Jacky
"ini adalah nona Silvi dokter , dia adalah teman nyonya Safira." jawab Yurin
"Ryuji cepat telfon Safira dan katakan yang ku minta." Silvi berteriak pada Ryuji
"Safira diculik...!" jawab Ryuji lemas
"Apa?? bagaimana bisa??? oh Tuhan... kurasa dia menikahi pria yang salah belum genap setahun kalian menikah dan sahabatku yang malang itu sudah harus diculik 2x."
Ryuji tak menjawabnya dia hanya terdiam terpaku meratapi nasib istrinya.
"Hey kamu, diamlah kami sedang mencari cara menyelamatkan Safira."
"Hmmmm apa kamu yang namanya Jacky??? bukankah kamu seorang dokter??? apa yang bisa kamu lakukan disini???"
"Pergi dari sini jika kamu tidak bisa diam !" Jacky mengancam Silvi yang terus nerocos gak jelas karena mengkhawatirkan Safira.
"Ryuji.... kita harus membuat acara yang dilihat banyak orang kita buat acaranya seputar informasi bisnis dengan begitu mereka pasti akan terkecoh, jika hal itu terkadi maka kita tinggal membuat alasan dan argumen yang tepat maka mereka akan kalah " kata Jacky
"Baik hubungi bagian humas minta perusahaan TV dibawah naungan Tanaka Grup menyiarkan acara itu, cari telent dan produser untuk acara itu. lakukan dengan cepat waktu kita hanya tinggal 40jam." titah Ryuji pada Jacky
Silvi yang sedari tadi duduk di sofa panjang ruangan Ryuji berdiri dari duduknya dengan penuh semangat dia mengatakan " Aku akan bantu kalian, biarkan aku menjadi produser sekaligus direktur pelaksana acara kalian itu."
Ryuji, Jacky dan Yurin terkejut mendengarnya, Silvi bukanlah orang yang memperdulikan pekerjaan orang lain tapi kali ini dia menawarkan diri untuk berperan penting dalam sebuah acara.
"Tunggu..!!! kamu ada pengalaman di bidang ini??" Jacky menyanggah permintaan Silvi
"Hmmmm belum tapi aku seorang desainer dan sudah beberapa kali aku mempromotori pameran karyaku sendiri. Lagi pula aku adalah teman Safira yang menjadi lulusan terbaik universitas perfilman Amerika jadi aku yakin bisa bantu kalian." jawab Silvi dengan tegas
"Hey kamu kira ini permainan?? nona kamu memang teman dari Safira tapi yang lulusan terbaik perfilman itu Safira bukan kamu. tidak Ryuji aku gak setuju cewek aneh ini terlibat." Jacky berjalan kearah meja kerja Ryuji
Silvi mengeryitkan alisnya dan mengepalkan kedua tanganya "Hey kamu dokter Jacky, aku adalah sahabat Safira tidak ada hal yang dia sembunyikan dariku bahkan ke toilet pun dia akan bercerita padaku,"
wajah Ryuji memerah mendengarnya, kepala pria tampan itu seketika dipenuhi pertanyaan - pertanyaan nakal mungkinkah kisah cintanya dengan istrinya itu juga diceritakan Safira pada wanita dihadapanya ini??.
"kamu adalah dokter Jacky sahabat dari Ryuji Tanaka dokter yang dikunjungi Safira di klinik bersama Ryuji betulkan?? kalau masalah ini saja dia cerita masalah akademik sudah pasti dia ceritakan semua padaku dari situ aku bisa tahu tentang produksi film atau semacamnya. lagipula jika kamu meragukan aku, maka aku juga layak meragukan kamu bukankah kamu seorang dokter yang harusnya diam di rumah sakit menangani pasien??? lalu apakah dalam ilmu kedokteran juga diajarkan tentang ekonomi bisnis?? jika aku tidak berkompeten di bidang perfilman maka kamu juga tidak berkompeten di bidang ekonomi bisnis!!" Silvi meluapkan semua isi kepalanya. Silvi adalah wanita yang paling tidak suka diremehkan terlebih oleh orang asing.
Jacky tidak menunjukan rona kemarahan sama sekali dia justru tersenyum licik mendengar penjelasan Silvi.
"Huft.... kurasa kamu belum banyak tahu tentang aku, baiklah anggap sebagai salam perkenalanku. Aku akan sedikit memperkenalkan diriku, Namaku adalah Dr. Jacky Yamamoto asli Jepang, aku menyelesaikan pendidikan kedokteran diusia 18 th dan mendapat nilai terbaik dia angkatan ku, kemudian menyelesaikan spesialisasi dalam selama 2th sedikit terlambat karena harus membantu kak Tanaka menyelesaikan masalah, kemudian 1th berikutnya aku telah menyelesaikan spesialisasi bedah karena bosa dengan ilmu kedokteran dan usiaku masih muda aku ambil jurusan ekonomi bisnis makro huuuh ternyata itu tidak terlalu sulit jadi 2 tahun saja aku lulus melanjutkan 1 tahun di gelar master juga bukan masalah buatku. tapi ada masalah kecil yang dihadapi kak Tanaka saat itu yang mengharuskan aku mengambil spesialisasi kandungan untuk membuktikan sesuatu. jadi aku tidak bisa dikatakan tidak kompeten kan?? atau aku harus menunjukan sederet gelar yang kudapat di bangku kuliah ???"
penjelasan itu cukup membuat Silvi tercekat kaku dia baru saja melakukan kesalahan mencemooh seseorang yang memiliki banyak gelar pasti dia pria yang memiliki IQ tinggi. Silvi masih mematung dan menahan malu tak tahu apa yang harus ia katakan dan apa yang harus ia lakukan, wajahnya merah padam dalam benaknya ia ingin berlari ke ujung dunia karena telah mempermalukan dirinya sendiri tapi disisi lain dia harus tetap bertahan melakukan apapun untuk menyelamatkan Safira sahabatnya.
"Sudahlah.... aku minta Jacky jadi produser acara dan Silvi jadi direktur pelaksana atau bisa juga sebaliknya aku hanya minta kalian melakukan yang terbaik buat acara itu, berdebat bukan solusi bekerjasamalah dan jangan habiskan banyak waktu Safira sedang dalam bahaya." titah Ryuji