Seorang wanita dengan kaki jenjangnya menyusuri lorong rumah sakit tempat dimana Ryuji dirawat, status sosialnya membuat ia dikenali semua orang di rumah sakit itu sayangnya yang ada dalam kepala Ayumi hanyalah Ryuji Tanaka.
"Ryuji....!!!! kenapa bisa begini???" pekik Ayumi sembari menatapi seluruh tubuh Ryuji yang terbaring di ranjang kamar pemulihan.
"Jacki.... apa sudah kamu tangani dengan benar??? apa lukanya parah??" Ayumi menggoyak tubuh Jacki dengan penuh emosional.
Jacki yang berdiri di samping ranjang Ryuji malah tersenyum melihat tingkah Ayumi. " Oh Ayumi ... reaksi mu jauh lebih menakutkan dari pada istrinya."
Ayumi segera menghentikan perlakuanya pada Jacki, sedangkan Ryuji dia tetaplah pria yang tenang, datar, dingin dan sangat pandai menyimpan sesuatu hal yang menganggu hatinya. Pria itu hanya menatap datar kedua temanya yang bertingkah seperti balita.
"Kenapa ini terjadi?" Ayumi kembali bertanya.
"Haaaah sang pangeran sedang berusaha menyelamatkan ratunya dan dia terluka dalam misi penyelamatanya itu, setelah diobati seorang dokter ahli dia malah merusak kerja keras dokter itu dengan membuat lukanya kembali menganga karena tak bisa membendung hasrat bercintanya." Senyum kecut Jacki pun menusuk Ryuji
"Hentikan perkataanmu!!!" Pekik Ryuji
"Kamu bodoh ya??? di mana Ryuji yang cerdas itu kamu membahayakan dirimu sendiri karena seorang wanita? Ryuji ini bukan kebiasaanmu!" kata Ayumi sambil menggenggam erat tangan Ryuji.
"Jangan dengarkan si Jacki, aku hanya berusaha melindungi wanitaku." Jawab Ryuji dengan wajah datar
"Sudahlah Ayumi percuma ngomong sama orang yang dimabuk cinta" ledek Jacki
"Hei Jacki tunggu sampai aku benar- benar sembuh dan rasakan balasn ku, sekarang cepat buat aku pulih dan pulangkan aku kerumah."
"Percayalah sobat, kalau kamu menyentuhku maka kamu tak akan mendapatkan guru terbaik dalam urusan bercinta, dan aku belum bisa memulangkanmu sekarang aku takut kamu tak akan bisa mengontrol adik kecilmu itu."
ingin sekali Ryuji memukul temanya itu yang sembrono mengatakan hal pribadi begitu dihadapan Ayumi. Selagi Ryuji berusaha keras menyembunyikan wajahnya yang konyol dengan rona merah dipipinya Ayumi malah berpamitan meninggalkan kedua sahabat lelakinya dalam ruangan di Rumah sakit ini.
"Cari tahu siapa istri Ryuji sebenarnya!, cari tahu juga siapa yang membuat Ryuji terluka seperti itu!, apa hubungan diantara mereka selidiki sedetile mungkin !!!" titah Ayumi pada seorang laki- laki berusia 37 tahun yang selalu mengikuti Ayumi kemanapun ia pergi dan selalu berpakaian ala Bodyguard.
"Baik nona "
"Ingat jangan sampai ketahuan aku yang menyuruhmu!" imbuhnya tegas.
****
Setelah 5 hari dirawat dirumah sakit akhirnya Ryuji bisa pulang, itupun karena tingkahnya yang sok berkuasa mengancam semua staf rumah sakit jika dia tidak diperbolehkan pulang.
Safira terkejut dan menatap bahagia melihat Ryuji pulang dan dengan keadaan yang sudah membaik, Ruji yang memasuki rumah diikuti dengan tuan Tomo dan Yurin berjalan lurus memasuki rumah dengan wajah datarnya dia hanya melirik sinis Safira dan Silvi yang berbaris kaget di ruang tengah.
"Hey.... Safira suamimu itu manusia apa siluman sih??"
"Kok bilang gitu kamu Sil??"
"Ryuji itu lebih tepat dipanggil hantu bermuka rata tau !!" bisiknya lagi ditelinga Safira.
"Aaaaa...." pekik Silvi saat kakinya diinjak kuat oleh Safira tak terima Ryuji diolok sahabatnya.
"Lihatlah baru kemarin kamu membencinya, menghujatnya dan sekarang kamu membelanya sampai melukai sahabatmu sendiri, dan lihat ini wajahmu seperti wanita yang minta jatah tau ..!!"
"Aaaaaa" teriakan Silvi makin keras, Safira menginjak kaki silvi dengan kekuatan penuh mendengar sahabatnya mulai mengolok dirinya.
Safira berlari ke kamarnya meninggalkan Silvi yang cengar- cengir menahan kakinya yang kesakitan diinjak olehnya. ia berlari dan menemui Ryuji dikamarnya
"Ryuuu.... kamu baik- baik saja??" Safira berjalan ragu mendekati Ryuji
"Kemarilah lihatlah sendiri apa aku baik baik saja atau tidak" Ryuji memanggil Safira dengan tenang
Safira menatap perut Ryuji yang six pac berhiaskan perban "Dari mana kau dapatkankan luka ini?"
"Tidak penting dari mana aku mendapatkanya sekarang yang penting bagaimana bisa segera menyembuhkanya." bisik Ryuji
Tanpa disadari Safira tersenyum lebar sorot matanya licik bagaimana Ryuji bisa tau apa yang ada dalam hati Safira?? Safira benar- benar ingin menjadi satu- satunya wanita Ryuji hanya itu yang ada dalam fikiranya saat ia mencat kegirangan.
"
"Rupanya Safiraku sangat merindukanku??" senyum licik Ryuji kini mengintai Safira.
"emmm bu ...bukan gitu kamu kan harus sembuh biar bisa jalanin perusahaanmu dan mengajariku menjalankan perusahaanku!" wajahnya pucat saat isi kepalanya dibaca Ryuji dengan sangat mudah.
Ryuji menarik tubuh Safira hingga ia berdiri tepat dihadapanya, Ryuji yang duduk di sisi tempat tidur membuat kepalanya tepat berada di depan sepasang gunung yang sangat menggoda. tak ada kata terucap Ryuji langsung mengeluskan hidung mancungnya pada dua buah benda paling indah ditubuh Safira itu.
Safira merasa geli dan mulai menarik tubuhnya, sigar Ryuji menjambak rambut panjang Safira membuatnya duduk dipangkuan Ryuji. pria yang dadanya terekspos nyata itu mendaratka ciuman dibibir Safira perlahan dan lembut, ia melumat bibir bagian bawah Safira, menghisapnya dan menggigitnya.
"Ryu....hmmm aah... kamu masih terluka."
"Tapi wajahmu memintanya, lagipula aku juga sedang menginginkanya hmmm...hh ...mmmmch... Ryuji kembali membungkam Safira.
perlahan jemari nakal Ryuji menjelajahi dada Safira dan kemudian memasukan kepalanya ditengah himpitan gunung Safira, Bra yang tadinya menopang benda itu kini entah pergi kemana Safira menutup matanya menikmati sentuhan suaminya pada kedua gunungnya.
hingga Safira memekik merasakan puncak gunungnya digigit lembut Ryuji membuat tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang bersanding dengan kesakitan dan membawanya menari di lautan cinta.
Safira mulai tak bisa menahan dirinya ia meronta dan berbisik pada telinga Ryuji "hmmmmhh.. hh..mmmari hh selesaikan mah..lam ini." suaranya mengerang tanganya bergerak menyusuri tubuh sexi Ryuji. tapi disaat yang bersamaan Ryuji harus menahan hasratnya dan berhenti disana lukanya kram dan merasakan sakit yang luar biasa, ia terbius oleh menikmatan yang diberikan Safira hingga lupa otot perutnya belum boleh terlalu menegang terlebih ini belum satu minggu dari operasi jahanam itu.
"Maaf Safira aku belum bisa, tunggulah dua hari lagi!!" bisik Ryuji pada Safira.