Sebuah mobil sedan hitam melesat kencang membelah keramaian jalanan kota yang tak pernah tidur itu, seorang lelaki dibangku kemudi memfokuskan pandanganya pada barisan pertokoan yang ia lalui, berharap menemukan bangunan yang digambarkan oleh istrinya.
Ditempat lain Safira sedang menggigil ketakutan dikelilingi para lelaki bertubuh kekar berjumlah sepuluh orang, wanita malang itu memasang kuda-kuda dan bersiap menyerang siapapun yang berusaha menyentuhnya dengan sedikit ilmu taekwondo yang pernah ia pelajari saat dibangku SMP.
"Apa yang kalian inginkan?!." teriakanya bagai harimau kelaparan yang membuat para gerombolan lelaki itu tertawa puas mendengarnya
"Kemarilah sayang, aku tak akan menyakitimu." goda salah seorang perampok itu.
Seorang perampok lainya berusaha menggapai tangan Safira yang mengepal, "ciaaat...."
"bug...bug...." Safira memukuli pria itu. semakin sulit digapai, Safira semakin menarik dan para lelaki itu mulai menatap nakal pada istri Ryuji. yang tadinya satu orang kini tiga orang mendekati Safira hendak menggapai tanganya, lagi lagi Safira mengibaskan tanganya tak berarturan pria yang lain berdatangan membantu temanya "Tuhan .... mana bisa aku menghadapi pria sebanyak ini?" dia menyesali dulu sering meninggalkan kelas taekwondo nya hanya untuk menonton film, dan dia juga menyesali memanfaatkan kelengahan Yurin dan pergi tanpa pamit.
plak....
pipi mulus Safira terasa panas dan ujung bibirnya berdarah saat tangan yang besar dan kuat itu mendarat di wajah Safira. Istri Ryuji itu masih melakukan perlawanan dengan sisa tenaganya tapi kekuata nya tak mampu lagi menangkis pukulan dari perampok itu.
Safira tersungkur diantara bebatuan koral yang tersebar di lantai gedung tak terurus itu, seorang pria menjambak rambut panjangnya menenggakan wajah yang berhiaskan cap tangan berwarna merah di pipi kananya dan luka di ujung mulut sebelah kananya.
"Cantik juga dia... aku jadi ingin sedikit mencicipinya."
Safira tak begitu memahami perkataan pria itu karena dia tak menggunakan bahasa Inggris maupun bahasa Jepang. Seorang perampok lainya menjawab "Jangan... bos akan marah jika kau berani menyentuhnya."
namun beberapa perampok lainya justru mendukung apa yang dikatakan pria dihadapan Safira, Pria bertubuh sedikit tambun itu menarik rambut Safira dan mendekatkan wajahnya pada wajah Safira sigap Safira membenturkan dahinya pada hidung pria itu hingga berdarah.
Safira merasakan pening yang begitu kuat di kepalanya setelah membenturkannya pada preman biadab di depanya, sayangnya perlawanan Safira memancing tindakan perampok lainya, dengan sisa tenaga, kekuatan dan keberanian dalam dirinya Safira menerungkup mempertahankan kesucianya.
Bug.... bug...bug Ryuji melesatkan bogeman mentahnya pada preman- preman yang mengerumuni istrinya, dia memukul dan membanting semua preman yang jumlahnya sepuluh orang itu dengan tangan kosong. tak butuh waktu lama Ryuji berhasil melumpuhkan lawanya, dia segera menyambut tangan Safira membantunya berdiri dan memakaikan mantelnya untuk Safira karena mantel dan bajunya telah sobek dan compang camping.
Bukan ucapan terima kasih yang didapatkan Ryuji karena Safira mendorong tubuhnya kuat kuat "Semua ini karena kamu!.. jika tau menikah denganmu akan berurusan dengan preman b*ngs*t seperti mereka aku pasti tidak akan melakukan semua ini!"
Ryuji menghela nafas dalam- dalam meredam emosinya "Sudahlah kita bicarakan dirumah." merangkul Safira.
"B*ngs*t kamu Ryuji..!!! aku membencimu! apa yang kulakukan padamu hingga kamu membuatku seperti ini, lepaskan aku!! ceraikan aku!!" Safira kembali menghempaskan tangan Ryuji dan terus menghujaninya dengan umpatan.
"Ayo pulang!!" Ryuji meninggikan suaranya...
"kenapa??? kamu mau marah??? kamu mau memukulku?? hah??! silahkan .. " tantang Safira "Bukankah kamu menikahiku untuk menyelamatkan perusahaanmu?? sekarang nilai saham mu sudah normal jadi ceraikan aku!" pinta Safira
Ryuji mulai tak tahan dadanya mengembang dan mengempis tak beraturan matanya memerah Ryuji memekik "Sekarang pulang!!! dan aku tak akan menceraikanmu"
Safira mendekatinya perlahan dia membuang mantel yang di pasangkan Ryuji untuk menutupi bahunya yang terlihat karena lengan bajunya robek "kenapa??? kenapa kamu tak mau menceraikanku?? apa karena kamu belum meniduriku dan kamu akan merasa rugi?? maka mari kita lakukan sekarang" Safira terus mendekatkan dirinya pada Ryuji sembari melepaskan kancing bajunya satu persatu.
Ryuji tak tahan dengan tingkah Safira yang terus mendesaknya, Ryuji pun menarik kerah baju Safira membuatnya berada dalam pelukan Ryuji
"Sudah kuduga" Safira melingkarkan tanganya dileher suaminya menarik tekuknya dan mendekatkan bibir suaminya pada bibirnya yang terluka, Safira seperti wanita nakal yang menggoda pelangganya.
Ryuji melempar tubuh Safira dengan tatapan kemarahan sebelum safira berhasil menggoyahkan pendirianya. "Aku tak ingin menceraikanmu karena AKU MENCINTAIMU Safira, aku menikahimu agar saham perusahaanmu tetap stabil dengan aku menjadi wali sahmu!!! teriaknya pada Safira
Ryuji mendekat dan mengenakan kembali mantelnya pada Safira sembari berbisik pada Safira
"Aku mencintaimu... aku menikah karena aku mencintaimu percayalah aku mencintaimu!"