Ryuji mengangkat sudut bibirnya menunjukan senyum liciknya, sedang Safira dia masih berusaha meluluhkan tubuh pria dihadapanya. Safira menjatuhkan tubuh indahnya berbalut baju tidur tipis itu tepat diatas tubuh kekar Ryuji hingga Ryuji bisa merasakan degub jantung istrinya.
Ryuji mendorong balik tubuh kecil Safira dan berguling, posisi mereka berbalik kini Ryuji yang menguasai tubuh indah Safira "Apakah hanya ini yang ada dikepalamu?" Pria kekar itu membebaskan Safira.
Ryuji beranjak dari ranjang meninggalkan Safira dengan ratusan kelopak bunga mawar dalam ruang kamar pengantin bernuansa romantis itu tanpa melakukan hubungan yang harusnya terjadi pada pengantin baru.
Bintang- bintang berhamburan meninggalkan langit yang perlahan di sapa oleh sinar mentari pagi. Safira membuka mata, meregangkan tubuhnya, ia melihat keseluruh penjuru kamar tidurnya namun lelaki yang baru saja menikahinya tak dijumpainya sejak semalam.
Safira keluar dari kamarnya dengan long blazer berwarna cream dan celana kotak- kotak berwarna coklat tua penampilan fashionablenya disempurnakan dengan tas jinjing dan sepatu merk chanel edisi terbatas, dia melihat situasi appartemen yang mewah, bersih dan sangat sepi matanya masih menyusuri setiap sudut ruangan yang dilaluinya.
Safira terkejut melihat meja makan yang sudah penuh dengan hidangan lezat khas Jepang diatasnya, Safira berlari kecil kearah meja makan dan segera melahap makanan yang sudah mulai dingin itu.
"Cara makanmu berbanding terbalik dengan gaya berbusanamu" suara itu tiba - tiba terdengar dari mini bar appartemen itu, Safira menghentikan mengunyah makananya dan menoleh
"kamu???"pekiknya
"Telan saja dulu makanan dimulutmu itu!" titah Ryuji tanpa melihat Safira dan tetap fokus pada setumpuk dokumen di hadapanya
"Apa kamu itu hantu??? mengapa mengagetkanku saat aku makan?" Safira mulai menunjukan sifat aslinya yang ceroboh dan cenderung frontal mengatakan apa yang ada dalam fikiranya.
Ryuji sepertinya sudah memahami sikap Safira dia merapikan dokumen- dokumen yang baru saja ia tanda tangani, Ryuji berjalan kearah meja makan dan berbisik pada Safira "Segera habiskan makananmu karena hari ini kamu harus berkenalan dengan beberapa kolegaku di Indonesia sebelum nanti malam kita terbang Jepang, Istriku."
Safira mengpalkan tanganya dan bergumam "Kolega ku di Indonesia" (menirukan kata Ryuji) " Oh ayolah bukankah sebagian besar dari mereka adalah kolega bisnisku juga? Tuhan maafkan aku karena melakukan kesalahan dengan menikahi lelaki berhati batu, arogan, gak sopan dan kurang ajar seperti Ryuji"
Setelah menghabiskan makananya Safira mengahampiri Ryuji ditempat parkir gedung pencakar langit di Jakarta itu, dia memasuki mobil merk Audi berwarna hitam yang sudah menantikan kedatanganya.
"Ayo kita berangkat!" ajak Safira
Ryuji memberikan aba-aba pada supirnya untuk menjalankan mobil mereka menuju kantor pemasaran produk perusahaan Ryuji yang ada di Bekasi.
"Hmmm untuk sarapanya terimakasih tuan Tomo, pasti tuan Tomo harus pergi pagi-pagi sekali ke toko makanan Jepang demi sarapan kita pagi ini."
tuan Tomo yang duduk disebelah sang supir menoleh hendak menjelaskan pada nyonya barunya itu namun belum sempat bersuara Ryuji menyela tuan Tomo.
"tuan Tomo jangan lupa menyiapkan visa dan pasport Safira karena besok pagi kami sudah harus berada di Jepang."
"Kasihan sekali tuan Tomo apakah setiap harimu selalu disibukan dengan perintah-perintah sepele dari bosmu?" Safira berusaha menyudutkan Ryuji yang duduk tetap disampingnya.
Ryuji tak begitu terpengaruh dia tetap tenang dan menikmati pemandangan diluar jendela mobil.
"Ingat selama di acara penyambutan ku di perusahaanmu jangan terlalu berlebihan dan berusaha mengambil kesempatan dihadapan orang banyak!" perintah Safira
Ryuji tersenyum sinis "Bersikaplah sebagaimana seorang istri dihadapan mereka maka kamu aman." Ryuji mendekat pada Safira membelai rambut coklatnya dan berbisik "Kalaupun aku ingin mengambil kesempatan itu akan terlihat wajar karena kita sah sebagai suami istri."