Jam dinding berdetak,....dikeheningan malam maka seperti biasanya, Ara akan terbangun dan kerinduan terhadap Ibu Rania membuat Ara tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak. Berbagai macam aktivitas sudah dilakukan untuk mengusir "rasa" yang masih sering muncul. Ara mencoba mengenang masa-masa indah ketika pertama kali bertemu dengan ibu Rania. Walaupun ibu Rania sudah menutup dirinya dengan hijab yang panjang, namun binar-binar mata Bu Rania tetap memberikan keindahan seperti seorang Ratu. Garis wajah indah itu, tetap memberikan rasa cinta yang mendalam dihati Ara. Ara sudah berusaha mengubur rasa tersebut namun di dalam hatinya, maka cinta itu adalah cinta sejati. Ara tahu bahwa ibu Rania adalah wanita yang mandiri dan pemberani. Ara awalnya mampu memendam rasa cinta sehingga tidak ada satupun yang mengetahui bahwa Ara mencintai ibu Rania yang berpenampilan sangat sederhana, tidak seksi dan tidak pernah berdandan. Ara punya ketulusan cinta namun kondisi keluarganya yang tidak mengizinkan bahwa Ara menikah dengan wanita dengan usia yabg terpaut sangat jauh, maka Ara rela menggantikan ibu Rania dengan wanita lain. Setelah dia bergonta ganti pasangan, maka sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa Ara ingin cinta sejati. Maka cinta sejati itu, begitu membuat impiannya tetap berjalan. Ara terpuruk dalam cinta palsu. Jarum jam dihatinya sepertinya berhenti karena gairah hidup nya hanya bisa muncul ketika bersama dengan ibu Rania. Ara membayangkan sebuah pernikahan yang indah bisa segera dia lakukan karena ibu Rania sudah menjadi janda. Ara sebetulnya masih berdoa dan selalu berdoa setiap hari agar pertemuan yang indah bisa terjadi lagi untuk kedua kalinya dengan ibu Rania degan usianya yang sudah tidak bisa dibilang sebagai anak kecil lagi. Ara ingin menepati janjinya bahwa ia ingin sekali melamar dan menikahi ibu Rania sesuai dengan hati kecilnya yang selau berbisik dan memberikan isyarat bahwa inilah wanita yang aku cari selama ini. AAra dan Rania saling mencari dalam hitungan waktu yang panjang. Ara dan Rania bertemu dalam doa. Ketika pertemuan yang indah pernah terjadi, namun Ara memberikan luka yang dalam untuk ibu Rania. Ara menghilang dan tidak berani berkomitmen. Maka ibu Rania hanya berusaha menyapa dari kejauhan dalam bentuk kalimat kalimat yang tegas tanpa ada lagi kalimat yang bermakna cinta. Ibu Rania cukup bisa menjaga diri karena Ara memang lelaki playboy. Ara mencoba mengambil air wudhu dan sholat malam. Ara merasa perlu bertobat atas semua kelakuan negatif masa lalunya yang sering sekali lalai atas perintah-perinah agama. Ara ingin mengambil jalan yang lurus yaitu jalan mendekat kepada Yang Maha Kuasa.