下載應用程式
100% Mafia Boys / Chapter 9: End part

章節 9: End part

Setelah beberapa saat Sungjae terbangun, dan ia masih merasakan lemas, ia mendengar satu keluarga besar itu merintih kesakitan, dengan lemah Sungjae berusaha membangunkan diri.

Ia mengambil ponselnya menghubungi Sohyun, tak ada seseorang lagi yang bisa menolongnya saat itu.

Sohyun segera bergegas pergi kesana. Dan mendapatkan banyak orang sedang merintih kesakitan dari anak kecil sampai orang lanjut usia.

"bisakah kau mencariku, tranfusi darah. Aku membutuhkannya, aku harus menyelamatkan mereka dari rasa sakitnya" Ujar Sungjae dengan lemas.

"mengapa kau membutuhkan darah?" Tanya Sohyun khawatir.

"aku membutuhkan darah untukku, agar aku bisa memberikan darahku untuk menyelamatkan mereka dari rasa sakit" Sungajae terlihat penuh dengan harapan.

"Golongon darah kita sama, aku bisa memberikannya padamu"

"aniya! Aku membutuhkan banyak darah, aku akan membayarmu setelah itu" Sungjae terlihat memohon.

"kau kira, mudah bisa mengalirkan darahmu dan kau berbagi pada mereka, kau menyiksakan diri Yook Sungjae!" celetuk Sohyun terlihat kesal.

"Pergilah jika kau tidak ingin membantuku!!" bentak Sungjae dengan segenap tenaganya.

"Yook Sungjae, kau bisa mati jika begini! Kau ini masih kehilangan banyak darah!" cercah Sohyun meninggikan suara.

"KELUAR DARI SINI!!!" Bentak Sungjae dengan Segenap tenaga.

Sohyun langsung berlari keluar dari sana, sesampainya di luar ia menangis dengan keras.

Mengenai Sungjae yang keras kepala. Pikirannya langsung terlintas pada Park Chanyeol dan ia langsung menghubungi Park Chanyeol tanpa memberitahukannya pada Sungjae, Park Chanyeol adalah direktur pemilik rumah sakit besar dan ia menghubungi Chanyeol untuk meminta bantuan agar bisa menolong Sungjae.

Sebenarnya, orang akan mati jika, kekebalan tubuh mereka lemah dalam rasa sakit itu, namun sedikit yang bisa selamat dari rasa sakit itu, rasa sakit itu sangat mematikan luar biasanya.

Karena mendengar Sohyun yang terlihat sangat memohon, Chanyeolpun membantu dan membawa pasukan rumah sakitnya kesana.

Melihat begitu banyak orang-orang dari tim medis Sungjae terlihat gusar dan mulai was-was, namun mereka datang untuk menyelamatkan serombongan keluarga itu. Tim medis memeriksa mereka satu persatu, namun keadaan tubuh mereka baik-baik saja yang anehnya dari tubuh mereka terlihat benda hitam yang entahlah asalnya dan mereka tidak tahu itu apa.

Chanyeol yang berada di sana dan melihat kejadian aneh itu, mulai berpikir.

Kenapa dengan mereka semua? Ini bisa menjadi penelitianku.

Dengan segenap tenaga, Sungjae berjalan kearah Chanyeol. Chanyeol menyipitkan kedua matanya seakan mengenal orang itu tadi entah dimana ia telah lupa benar siapa orang itu.

"kau yang terlihat baik-baik saja disini, walau kau terlihat lemah" cetus Chanyeol menyapa seseorang yang datang padanya.

"jika kalian memeriksa keadaan mereka, mereka akan baik-baik saja. Aku penawar dari penyakit mereka, apa kau kemari membawa darah untukku?". "bisakah kau menolongku, untuk mereka aku membutuhkan banyak darah pada tubuhku untuk aku berika pada mereka, kumohon bantu aku" Sungjae terlihat membungkuk dengan Tulus.

Chanyeol member kode pada salah satu tim medisnya untuk memberikannya jarum suntik untuk mengambil sampel darahnya, dan sampel darah dari salah satu penderita. Ia mencapurkannya tanpa harus mengetahui tipe darah keduanya pada tabung reaksi dan hal menajubkan terjadi, darah yang terkental berwarna sangat pekat hitam berubah merah setelah di campurkan oleh darah milik Sungjae ia berpikir sejenak.

Ini bukan mengenai tipe darah melainkan, ia memiliki tipe darah unggul sebagai penawar, dan aku sama sekali tidak mengetahui darah yang tercemar ini apa dan tercemar oleh apa. Dan mengapa darah milik pria ini bisa menetralkan darah ini?

Ia mengambil sampel darah penderita dan melihatnya, ada sebuah sel yang asing dan Chanyeol berpikir sepertinya Sel-sel ini yang menyebalkan penderita memiliki tanda-tanda hitam pada tubuhnya.

Ia mengambil gambar itu untuk menyelidiki lebih lanjut. Dan ia meneliti apa zat apa yang terkandung pada sel darah Sungjae, namun ia tidak menemukan sesuatu.

Lalu mengapa Sungjae membutuhkan banyak cairan darah?

Karena tipe darah Sungjae adalah O negative, ia langsung mengambil tipe darah itu dan mentranfusikannya pada Sungjae.

"aku akan secepat mungkin mengatasi, agar kau tidak kehilangan banyak darah untuk mentranferkannya pada mereka"

"jangan lama-lama mereka bisa saja mati karena kesakitan, banyak anak-anak dan orang lanjut usia, kumohon segera selamatkan mereka.

Aku akan membalas kebaikkanmu jika kau bisa menyelamatkan mereka".

"tidak perlu, karena kau aku bisa mendapat wacana dan proyek yang sangat-sangat bagus, akan akan usahakan cepat mungkin Yook Sungjae". Mendengar itu, Sungjae mengerutkan keningnya, mengapa Pria ini mengenalnya.

"Aku Park Chanyeol rivalmu" sambil mengeluarkan senyum saringainya.

"Ahh~ ternyata itu kau".

Chanyeol meninggalkan Sungjae dan kembali pada mikroskopnya dan melihat jelas apa, yang terkandung dalam darah Sungjae. Ia menambahkan begitu banyak cairan kimia dan mencobanya pada darah yang terinfeksi namun gagal, ia mulai berpikir lagi, dan mencoba dan mencoba.

Ia sempat kesal karena tidak dapat berkonsentrasi karena ruangan itu sangat rebut karena rintihan dan jeritan kesakitan keluarga itu.

Sudah semalaman Chanyeol masih dengan cairan-cairan kimianya dan pada suatu pagi, ya ia tidak tidur karena rasa ingin tahu dan penasarannya. Ia bisa membuat sebah Cairan yang bisa  satu tetesnya bisa melenyapkan sel-sel asing itu.

Chanyeol segera menyuruh timnya untuk menyuntikan pada orang-orang yang terjangkit sel asing itu. Dan dengan segera tanda-tanda hitam itu menghilang dan rasa sakit mereka pelan-pelan meredah.

[…]

Pria Hoodie yang melihat botol-botol cairan yang tertera nama itu peca, ia tersenyum kesal dan mengepalkan tanganya kuat. Ternyata Sungjae dan para-para anggotanya telah terbebas, ia tahu bahwa yang menyelamatkan mereka adalah Sungjae. Pria Itu berteriak dengan emosi.

Sungjae yang terlihat lemas di ranjang, tersenyum bersyukur atas bantuan Chanyeol.

"terima kasih Park Chanyeol, aku akan membalas budimu"

"harusnya kau berterima kasih pada Sohyun karena dia yang menghubungiku, aku juga akan berterima kasih padanya karenanya kau mendapat temuan yang luar biasa, aku akan menjadi terkenal". Sungjae tersenyum tipis dari wajah pucatnya.

[…]

Dua hari Sungjae terbaring di atas bangsalnya dengan jarum impus, wajah pucatnya mulai cerah walau memang ia sedikit lemas. Sohyun berjalan mendekati bangsal Sungjae dengan tersenyum tipis, dan tentunya senyuman itu dib alas oleh Sungjae.

Karena Sungjae melihat kedatangan Sohyun, ia mulai bergerak untuk duduk, dan menyambut kedatangan Sohyun.

"tak apa jika kau masih merasa tak nyaman untuk duduk jangan terlalu memaksakan diri" Sungjae tersenyum dan bersandar pada sandaran bangsalnya. "

aku sudah baik-baik saja sekarang karenamu, kalau bukan karena kau aku tidak bisa apa-apa. Terima kasih Kim Sohyun" Ujar Sungjae tersenyum senduh, karena melihat lagi Senyuman Sungjae mata-mata Sohyun berbinar-binar dan lansung memeluk orang yang sangat ia nantikan itu dengan erat.

"jangan melakukan hal lain lagi! Ayo kita hidup bersama, kau ingin melihatku bersamamu" Sungjae melepaskan pelukan Sohyun itu.

"kau hanya merasa bersalah padaku saja, tidak perlu memaksakan diri untuk bersamaku. Aku tahu kau sangat membenciku ya kan hehehe" cetus Sungjae sedikit menaikkan sudut bibirnya.

"Aku hanya kesal waktu itu, aku tidak pernah membencimu" gerutuk Sohyun memanyunkan bibirnya.

"sebenarnya waktu itu saat kita berdua berada di dalam lemari itu aku, hatiku bergetar tak menentu karena kita sangat dekat dan wajahku tiba-tiba merasa panas saat aku melihat wajah tampanmu di remag-remang" Sohyun menceritakan hari itu bersama Sungjae di dalam lemari saat mereka bersembunyi, dan membuat Sungjae tersenyum.

Saat itu juga detak jantung sungjae tak menentu karena ia melihat sosok wanita manis dan cantik berdiri sangat dekat dengannya.

"tapi,.." Sohyun terlihat cemberut setelah menceritakan saat-saat kebersamaannya dengan Sungjae.

" Rasa sukaku padamu menghilang karena kau sangat kasar dan menakutkan" Kata Sohyun terlihat sekali ia cemberut mengatakan itu, sehingga sangat  imut dimata Sungjae.

Sungjae mencubit kedua pipi Sohyun gemas,

"artinya kau menbenciku" lontar Sungjae tanpa memerhatikan bagaimana respon Sohyun nantinya.

"Yak!! Beberapa tahun ini aku hanya memikirkan dirimu mengapa kau tegah mengatakan hal itu, aku membenci diriku selama beberapa tahun ini, saat kehilanganmu!" Sohyun terlihat menguras tenaga mengatakan itu dan menatap penuh marah pada Sungjae.

"Kau tidak mencintaiku, kau hanya merasa bersalah padaku berapa kali lagi harus aku ulangi Kim Sohyun" mendengar itu kedua mata Sohyun meneteskan airmata, tak tahu wanita itu sangat merasa sakit atas kata-kata Sungjae dan dengar cepat ia menangis.

"Kau memang tidak pernah mengerti aku, sepertinya kata-katamu benar" Sohyun berpaling dan hendak pergi dari dekat Sungjae namun Sungjae menarik tangan Sohyun dan terduduk samping bangsalnya dan Sungjae memeluk wanita itu.

"saat itu, kau membuatku tertarik. Aku takut kau tidak menyukaiku jadi aku berbuat kasar padamu. Tapi setelah kau mengatakan kau juga pernah terpanah karena diriku aku senang mendengarnya Kim Sohyun" Kata Sungjae dengan tulus dan ia sedikit memejamkan mata saat mengatakan hal penting itu.

"Itu dulu Yook Sungjae, beberapa tahun lalu saat kau pergi pasti kau sangat membencikukan?! Karena aku menghancurkan hidupmu" cairan bening Sohyun semakin mengalir deras dengan rasa bersalahnya.

"aku pernah berpikir begitu dengan membencimu untuk beberapa tahun lalu tapi, sekarang aku telah memikirkannya, itu bukan salahmu tapi takdir. Aku senang karena kau merasa kehilangan dan menantikanku, tapi kita tidak akan bersama sampai aku benar-benar melenyapkan Pria itu dari muka bumi" Sohyun langsung berontak dan melepaskan pelukan Sungjae dengan kasar. Ia tidak mau Sungjae berhubungan dengan Pria itu lagi.

"Ayo kita hidup dengan tenang!"

"kau tidak mengerti Kim Sohyun, Pria itu akan terus mencariku dan membunuh orang-orang di sekitarku, bagaimana aku bisa hidup dengan tenang".

"dan,.." kalimat Sungjae terpotong saat kepalanya mengingat bahwa mengapa beberapa hari ini ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran Pria Hoodie itu, ia mulai melihat Sohyun dan melototinya.

"Eomma dan Appamu, juga keluarga besarmu bilang mereka lindungi dirimu" Sungjae mengingat bahwa Pria Hoodie itu sepertinya telah mengetahui keadaan Sungjae dan orang-orang yang membantunya.

"kau mengertikan apa yang kau katakana?!" Sohyun mengangguk.

"kau sudah sampaikan pada keluargamu?" Sohyun mengangguk lagi dan tersenyum.

"Kau sudah memberitahukan keluarga Park Chanyeol?" Sohyun mengangguk lagi,

"Park Chanyeol kemana?!"

"Aku disini Bro!" Seru Chanyeol memasuki Ruangan Sungjae.

"kami telah mengetahui gerakkan mereka, Sohyun sudah menceritakannya padaku"

Sungjae tersenyum mendengar itu, ia tersenyum pada mereka berdua.

"Mereka sedang mencariku sekarang, aku rasa mereka sudah mengepung tempat ini" Sohyun sangat panic mendengar apa yang dikatakan Sungjae. Sungjae segera melepaskan jarum infusnya dan beranjak berdiri dari ranjangnya.

"aku membutuhkan orang-orangmu Park Chanyeol" Chanyeol tersenyum santai.

"aku telah tahu, aku yang di pakai Pria yang kalian maksud itu, aku telah membuat sesuatu untuk mengakhiri hidup pria itu"

"dengan sampel pada orang-orang yang terjangkit sebuah pemyakit aneh itu, bila kupikir-pikir, Pria itu juga terjangkit sehingga ia ingin berbagi rasa sakitnya untuk kalian, jika cairan ini kembali padanya maka ia benar-benar akan berakhir" jelas Chanyeol dengan saringainya.

Sungjae tersenyum kagum pada kecerdasan Park Chanyeol.

"aku akan sangat membutuhkan bantuanmu Park Chanyeol".

"Yap Bro aku kita lakukan bersama-sama!".

Sohyun hanya terdiam mendengar percakapan kedua pria itu.

Saat itu Sungjae berjalan keluar dari tempat dimana ia bersembunyi sendirian, pada saat yang bersamaan Pria Hoodie itu dan Rombongannya datang dan mengepung Sungjae yang terlihat lemah mendekati mereka.

"aku tahu kau akan datang padaku, untuk membunuhku" kata Sungjae tersenyum santai melihat Pria Hoodie itu.

[…]

"Chanyeol-ah! Apa kau sudah mencoba bahwa, rencana dan senjata yang kau buat itu bisa membunuh Pria itu?" gumang Sohyun yang sedang mengintai Pria Hoodie itu dan orang-orangnya agar ia bisa member kode pada orang suruhannya itu yang ahli menembak untuk menembak mengenai Pria Hoodie itu.

"Percaya padaku, dan percaya pada Kejeniusanku" Ujar Chanyeol tersenyum angkuh.

-

"Kau,.!". Sebuah peluru yang sudah di rancang dan di desain oleh Chanyeol mengenai dada Pria Hoodie itu dan membuatnya berdiri terkaku tak bisa bergerak juga anak-anak buahnya sama sepertinya seakan mereka juga tertembak sesuatu dan merasakan rasa sakit yang Pria Hoodie itu rasakan.

Pria Hoodie itu melemparkan sebuah pisau menancap pada perut Sungjae dengan sekuat tenaga yang ia miliki dalam akhir hidupnya.

Urat-urat menonjol keluar dari tangan dan leher Sungjae, mata Sungjae berair dan memerah seperti arus listrik yang menjalar masuk kesalam tubuh Sungjae, mereka tumbang melututkan kaki bersamaan, saling memandang. Pria Hoodie itu tersenyum gembira walau ia benar-benar akan berakhir hari itu, ia bahagia karena ia juga bisa membunuh Yook Sungjae yang mau membunuhnya.

Sialan!!

Pria itu tertawa dan akhirnya jatuh ketanah dan mati bersama tentaranya.

"Tidak!!" jerit Sohyun berlari dari tempat persembunyiannya menuju Tempat Sungjae, Chanyeol hampir menangkap tangannya namun Sohyun sangat gesit pergi dari sana.

Sungjae terbaring ketanah dengan rasa sakit yang ia rasa ia hanya memantung melihat Pria Hoodie itu yang mati di depannya dan mengingat apa yang ia lakukan padanya dan pada orang terkasihnya, Sungjae tersenyum.

Akhinya ia bisa melihat Pria itu mati di depannya, taka pa-apa jika ia mati hari ini, ia juga sudah pasrah yang penting adalah bisa membunuh Pria di hadapannya itu.

Sohyun berlari terbirit-birit menjangkau Sungjae dan membiarkannya membantali kedua pahanya. Sungaje tersenyum melihat Sohyun walau penglihatannya kabur, ia bisa merasakan aroma parfum Sohyun. Sohyun terus meneteskan airmatanya sambil mengelengkan kepala tanda agar Sungjae tidak boleh mati.

"kau harus bertahan, Yook Sungjae kumohon bertahan untukku, kumohon dengan sangat" Sungjae tersenyum walau mulutnya mengeluarkan darah kental.

Tangan kanannya menjelajahi wajah Sohyun dan memegangnya lembut.

"kau jelek jika menangis, lupakan rasa penyesalanmu karena kau tidak bersalah" kata Sungjae dengan serak dan lemas tapi ia berusaha menyempatkan diri untuk tersenyum dan akhirnya tak sadarkan diri.

"ANDWAEEE!!!!!!!!". Jeritan Sohyun.

1 bulan kemudian

"harusnya kau menikahiku" gerutuk Chanyeol pada Sohyun yang duduk di meja Rias.

"aku yang selalu berada di sampingmu selama ini, tapi kau malah menikahi pria lain Hufft". Sohyun tersenyum mendengar celoteh Chanyeol.

"jangan tersenyum seperti itu, kau bisa membuatku menangis karena tidak bisa memilikimu" gumang Chanyeol terlihat cemberut. Dan Sohyun memasang wajah cemberut melihat Chanyeol yang tak bahagia.

"Aku hanya bercanda maafkan aku ehheheh Prank" Sohyun terlihat kesal karena Chanyeol hanya bercanda ia hampir membuatnya menangis karena ada seseorang yang merasa keberatan ia menikah.

Seorang memanggil Sohyun untuk keluar memasuki altar untuk nemui Pengantin Pria, agar mereka melakukan akad nikah.

Sohyun menarik nafas dan menghembuskannya dengan sesak, Chanyeol membantunya agar tetap tenang dan melingkarkan tangan kiri sohyun pada lengannya untuk menuntutnya pergi keluar ruang rias. Chanyeol melepaskan tanga Sohyun dan melingkarkannya pada pada Appa Sohyun.

"Tuan kim harusnya kau menjadi Ayah mertuaku" Canda Chanyeol membuat Sohyun terkekeh atas Candaan Chanyeol. Ia tahu bahwa Chanyeol berusaha membuatnya tidak tegang di hari pernikahannya.

Appa sohyun membawa putrinya menuju Pria tampan yang sudah menunggu Sohyun sedari tadi  di depan pendeta yang akan menikahkan mereka menjadi sepasang Suami istri yang sah.

Pria Tampan itu Tersenyum dan membuat Sohyun membalas senyumannya. Pria itu tak lain adalah  Yook Sungjae.

Saat Appa Sohyun melepaskan lingkaran tangan Sohyun dan melingkarka pada lengan Sungjae, Sungjae mulai mengoda Sohyun.

"Kau lama sekali Ny. Yook, kau harusnya lebih cepat kau membuat Suamimu yang belum pulih ini pingsan dan akhirnya pernikahan kita batal?" cetus Sungjae berbisik.

"aku tahu kau pria yang kuat yang pernah aku temukan, kau lebih kuat dari Appaku heheh.

Aku tak mau kau meninggalkanmu jadi aku memaksaku untuk menikahiku sesegera mungkin, aku tak bisa menunggumu sampai pulih, jika kau benar-benar pulih kau akan melarikan diri dariku" balas Sohyun berbisik. Sungjae tersenyum atas perkataan manis Sohyun.

Karena mereka sedari tadi berbisik-bisik saja dan tidak melihat keadaan yang sudah mulai, Pendeta di depan mereka berdeham agar mereka sesegera mengakhiri percakapan mereka yang membuat semua orang menanti.

"Pasangan calon, apakah kalian mau mengobrol dulu atau setelah acara ini baru kalian mengobrol?" Tanya sang pendeta sontak membuat mereka terkesiap kaku sehingga membuat para tamu undangan tertawa terbahak-bahak pada tingkah mereka.

"Ne!" jawan Sungjae dan Sohyun kompak dan mereka saling melirik dan tersenyum berdua.

Pendeta mengucapkan janji suci pernikahan mereka dan di ikuti oleh kedua calon pengantin.

Akhirnya Sungjae dan Sohyun bisa hidup bersama, dan mereka sangat menikmati hari-hari kebersamaan mereka, senyuman ceria dan tingkah ceria Sohyun akhirnya kembali, ia bisa lebih menghargai dirinya dan merasa bersyukur dengan apa yang terjadi padanya sekarang.

"jangan pernah merasa bersalah lagi, itu bukan salahmu. Aku mencintaimu Kim Sohyun"

"Aku akan berhenti, dan Kau jangan pergi lagi. Aku mencintaimu Yook Sungjae".

Urusan masalah Yook Sungaje, mereka telah melaporkannya pada Pihak kepolisian dan menyurusnya secara hukum bahwa tersangka yang bernama Yook Sungjae tidak bersalah dan di bebaskan oleh hukum, dengan Bukti-bukti bahwa Yook Sungjae tidak bersalah sama sekali, sayangnya Pria Hoodie itu tidak bisa di hukum karena ia telah tewas.

The End ~

Thanks for reading

And vote coment ya


Load failed, please RETRY

結束 寫檢討

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C9
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄