keisya menolak Andra, dia tampak tidak senang dengan sifat Andra, melihat Keisya yang menolaknya Andra sedikit kesal.
"Kenapa? " Tanyanya lagi.
" Kenapa Nisa sampai tidak tau kau selingkuh? lantas, Bagaimana orang tuamu sampai tau? " Tanya Keisya.
"Nisa tak kan pernah tau apa perbuatanku di luar, andaikan aku tak membawamu kesini dia tak akan pernah tau, orang tuaku melihat ku di pusat perbelanjaan dengan wanita lain, jadi mereka memanggilku kerumahnya dan mengubah surat wasiat itu. " Kata Andra menjelaskan.
Jadi.. seandainya orang tuamu tau tentang kita bagaimana? " Tanya perempuan itu lagi.
" Mau bagaimana lagi, toh warisan mereka juga bukan buat ku. " Jawabnya lagi. kemudian dia hendak mencumbu Keisya kembali.
"Mas.. aku bukan wanita bodoh seperti Nisa ya!. kau jngan main-main denganku." Kata keisya dengan nada kesal.
"Baiklah" jawab Andra singkat, entah dia akan menuruti perkataan Keisya entah tidak.
........
Pagi ini, Nisa dan Aditya akan kembali lagi ke tempat mereka.
Sejak kejadian semalam, Nisa tidak mau bicara dengan Aditya, meskipun Adit telah bertanya banyak hal, tampaknya dia masih kesal karna Adit memeluknya tiba-tiba.
"Nisa, maafkan aku! jangan mendiamkanku seperti ini. Aku janji, aku tak akan mengulanginya lagi" Kata Adit masih membujuknya.
"Kau benar-benar janji" Kata Nisa, dia mulai membuka suara.
"Aku janji.. aku tak akan melakukannya lagi" Jawab Adit senang karna Nisa sudah mau bicara dengannya.
"Ya.... tapi jika kau memintanya, aku akan dengan senang hati melanggar janjiku" katanya sambil senyum, Nisa hanya cemberut mendengar kan perkataan Adit.
.......
Sesampai di kota mereka.
Mereka langsung menuju ke kantornya. Teman-temannya memberikan selamat atas keberhasilan mereka.
Aura tidak tertarik dengan pengumuman itu, dia lebih tertarik mengetahui berapa berat badan sahabatnya saat terlepas dari pantauannya selama dua hari ini. Tapi dia tampak senang melihat pakaian yang dipakai Nisa tampak sangat serasi dengan tubuhnya, tubuhnya terlihat normal saat ini.
Aura menarik Nisa menuju timbangan dan langsung menyuruh Nisa menimbang berat badannya.
Adit memperhatikan Nisa yang ditarik Aura, laki-laki itu tersenyum melihat ulah gadis itu yang sangat peduli pada sahabatnya.
Tiba-tiba ponsel Nisa berbunyi, dia sedikit heran karna yang menelfonnya adalah Aditya.
Nisa melayangkan pandangannya ke arah Adit, dan bertanya dengan isyaratnya, Adit memberikan isyarat pada Nisa untuk mengangkat panggilan itu.
"Ya..? " kata Nisa setelah mengangkat panggilan itu.
"Bisa tolong berikan pada sahabatmu? "Tanya Adit lagi.
"Aura? "Tanya Nisa ragu.
"Ya.. " Jawab Aditya singkat.
Nisa memberikan ponselnya pada Aura. Aura sedikit bingung.
"Pak Aditya ingin bicara denganmu. " Kata Nisa. Aura makin bingung, dia melihat Aditya yang ada di depan sana, Aditya menganggukkan kepalanya pertanda dia menyuruh Aura menerima panggilannya.
"Ya Pak? " Tanya Aura sedikit gugup.
"Apa berat badan sabatmu bertambah? "Tanya Adit di seberang sana.
Aura tak menyangka Aditya akan menanyakan hal itu..
"Tidak pak, tidak.. aman.. ternyata Bapak pengawas yang baik. " Kata Aura semangat.
Adit tak menjawab, tapi Aura dapat melihat senyuman Aditya di seberang sana.
"Terima kasih " kata Aditya, lalu mengakhiri panggilan itu.
Aura memberikan ponsel Nisa sambil tersenyum, yang mengisyaratkan sesuatu.
"Apa? " Tanya Nisa risih melihat senyum sahabatnya itu.
"Hehehe" Kata Aura dengan tertawa yang dibuat-buat.
"Ketawamu jelek" kata Nisa cemberut.
"Apa Pak Direktur menyukaimu? " Tanya Aura lagi.
"Hust.. jangan asal ngomong, kalau di dengar orang kan bisa jadi gosip" kata Nisa takut.
" Apa salahnya? "Tanya Aura lagi.
"Dari pada memikirkan diriku, lebih baik pikirkan dirimu, usiamu sekarang sudah 28 tahun, apa tidak ingin menikah? " Tanya Nisa
"Tidak" jawab Aura santai.
"Apa lagi yang kau tunggu? " Tanya Nisa.
"Aku masih belum bisa percaya pada laki-laki, terlebih setelah melihat kisah hidupmu, aku jadi semakin tidak ingin menikah. " mendengar itu Nisa menghela nafas panjang.
" Maafkan aku.. "Kata Aura yang melihat Nisa sedih.
" Nggak papa, aku hanya sedih karna kau semakin malas untuk berumah tangga, karna melihat kehidupanku. Tak semua laki-laki itu seperti Andra, kau harus memikirkan dirimu juga, tak mungkin kan, kau tak akan menikah selamanya.? " Tanya Nisa sedikit khawatir.
"Apa dulu kau pernah mencintai seseorang dan masih menunggunya sampai sekarang? " Tanya Nisa menebak.
Aura kaget mendengar pertanyaan Nisa, melihat itu Nisa yakin tebakannya benar.
" Boleh aku tau siapa dia? " Tanya Nisa lagi.
Aura sedikit gugup, lalu mengalihkan pertanyaan Nisa.
"Ayo kita mulai kerja lagi, kita sudah terlalu lama ngobrol" Kemudian Aura langsung lari keruangannya.
Nisa menghela nafas panjang.. sepertinya temannya ini belum bisa percaya sepenuhnya padanya' batinnya sedih.
Nisa juga kembali ke mejanya yang ada di ruangan Aditya, ternyata Aditya telah ada di dalam ruangan itu, dia tersenyum saat Nisa masuk.
" Pak, apa tidak lebih baik, jika mejaku ditarok seperti dulu saja? Aku tidak ingin orang lain berfikiran aneh-aneh.
" Apa salahnya, toh dinding ruangan yang sebelah sana dari kaca kan? mereka bisa melihat kegiatan kita dari luar." Jawab Adit.
Lagi pula kalau dalam ruangan ini kau bisa memanggil namaku, tidak ada orang lain yang akan mendengarnya."
Nisa hanya diam mendengar perkataan Aditya.
...
Sore itu, Nisa bermaksud akan menemui anak -anaknya, dia sangat merindukan mereka meski hanya beberapa hari tidak bertemu.
Nisa menemui mereka di tempat mengaji. Biasanya anak-anaknya akan pergi mengaji pada pukul empat sore.
sore itu, Nisa telah sampai di mesjid itu, setelah sholat Asar, dia melihat anak-anaknya, mereka langsung berlari mengejar Nisa, Nisa memeluk ke tiga anaknya.
Elang selalu membawa adik-adiknya kemanapun dia pergi.
"Apa kamu tidak repot membawa semua adik-adikmu? " Tanya Nisa.
"Aku merasa aman jika mereka bersamaku Bu" kata Elang.
"Sabar ya Nak, beberapa hari lagi ibu akan berusaha membawa kalian. " Kata Nisa sambil memeluk anak-anaknya.
"Baiklah Bu" Jawab Elang bahagia.
....
Entah kenapa tiba-tiba Andra ada di sana, dia tersenyum bahagia melihat Nisa. 'Wanita itu semakin cantik saja' batinnya.
Nisa memang terlihat sangat cantik, terlebih memakai pakaian saat ini, tubuhnya sudah mulai mempunyai lekuk, tidak seperti bulan lalu, tak terlihat beda pinggang dan pinggul.
Andra mendekati Nisa, tiba-tiba tangannya sudah berada di pinggang wanita itu. Merasa ada seseorang yang memegang pinggangnya Nisa berbalik, begitu melihat Andra Nisa menjadi marah
"Apa yang kau lakukan? " Katanya sambil melepas tangan itu.
"Apa salahnya? Kau kan Istriku? " Jawab Andra.
"Huh.. Istrimu? " Kata Nisa kesal.
"Sayang.. Ibu pergi dulu, kita ketemu lagi besok" Katanya kepada ke tiga putranya.
Nisa pergi meninggalkan tempat itu. Andra cepat-cepat menarik tangannya dan berkata..
"kembalilah padaku"