Meena mendengus kesal.
"Kalau kau tidak mau menjawab pertanyaanku sekarang juga aku akan menelepon ayah dan ibumu". Ancamnyanya sambil mulai mencari nomor orang tua Vivian untuk segera menghubunginya, Tapi gadis itu malah tersenyum lucu.
"Telepon saja, lagi pula mereka tahu kalau aku di sini." Ucapnya santai. Meena lalu menatap Vivian dengan penuh selidik. Dia menyipitkan matanya.
"Kau beralasan agar bisa datang ke London? terus apa kau yang membawaku kesini semalam?" tanyanya lagi.
"Ishh...kau seperti penyidik saja, ayo sini minum teh dulu. Baru aku ceritakan". Jawab Vivian sambil menyodorkan teh kearah Meena. Pemuda itu hanya mendesah dan menerima teh itu. Dia lalu duduk di sofa dan mulai meminum tehnya.
"Sekarang ceritakan, kenapa kau bisa datang kesini".
"iya..iya, aku akan bercerita. Jadi begini, aku kesini itu untuk menyusulmu."
"Apa...?"