章節 6: Cerita Danzel,,,"Zack"
entah berapa lama lagi kami akan duduk diam seperti ini, tak ada yang memulai pembicaraan setelah Lira dan Leo pergi. aku hanya memandangi orang di depan ku ini dengan penuh dendam. kenapa aku harus bertemu lagi dengannya, setelah sekian lama aku telah berhenti berharap untuk bertemu dengannya lagi.
"apa kau membenci ku Zack?" akhirnya dia mulai bicara. aku tidak menanggapinya, aku tetap diam. "sepertinya kebencianmu itu sudah terlalu besar padaku, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk merubah kebencianmu padaku saat ini". Danzel tetap duduk menunduk saat bicara seperti itu. aku melihat penyesalan dalam setiap kata-katanya.
"lalu kenapa kau kemari, bukankah lebih baik kau tetap menghilang saja, tidak usah datang," kataku dengan nada yang sangat tidak menyenangkan. Danzel mulai berdiri, berjalan menuju jendela ruangan tempat kami terkurung sekarang. dari pantulan kaca jendela itu, aku dapat melihat wajahnya. wajah yang sudah sangat lama tidak kulihat. dari yang ku ingat lewat ingatan masa lalu saat aku masih kecil dulu, wajahnya sudah terlalu banyak ada perubahan, tapi tetap dapat ku kenal.
"Balfero Zackay, apa kau ingat apa yang terjadi saat terakhir kali kita bersama dulu, sebelum akhirnya kita harus berpisah, lebih tepatnya dipisahkan," saat berbicara raut wajah Danzel cukup serius dan seperti mengingat sesuatu.
"kenapa aku harus mengingatnya, sedikitpun aku tidak mau untuk mengingatnya," tolakku.
"kau benar-benar adikku kalau seperti itu," dia tersenyum. "baik, aku saja yang mengingatnya, dan biar aku yang menceritakannya," dia melanjutkan, "sebelum kita berpisah dulu, aku pernah mengatakan padamu kalau kita tidak akan pernah berpisah, aku akan selalu disampingmu dan menjagamu, kita sudah membuat janji seperti itu. tapi besoknya janji itu harus diingkari begitu saja, karna orang tua kita. mereka terlalu egois untuk mengerti tentang janji yang sudah kita buat dan apapun yang sudah kita lakukan bersama tanpa campur tangan meraka". kata-kata itu berhenti begitu saja, seperti ada sesuatu yang mengganjal untuk di katakan.
"ya, kau pergi tanpa melihat kebelakang, tanpa melihatku yang terus menangis memanggilmu, memintamu untuk tetap tinggal, dan memohon agar kau tidak pergi," kata-kata itu terucap begitu saja dari mulutku. kenangan buruk itu tiba-tiba saja terlintas kembali difikiranku, meski aku menolak untuk mengingatnya kembali, tapi rentetan peristiwa itu terus berjalan seperti kereta api, dan tidak mau berhenti.
"ya, aku mendengar semua itu dengan jelas. tangismu, kata-katamu, permohonan mu, juga wajahmu yang sangat membuatku ingin berlari untuk memelukmu kembali, tapi maaf aku tidak bisa. itu tidak bisa kulakukan," kata-kata yang dia ucapkan seperti sebuah penyesalan yang sangat menyakitkan.
"lalu kenapa tidak kau lakukan, kenapa tidak, kenapa tidak kau lakukan?" teriakku dengan pertanyaan yang di ulang ulang. aku kesal, marah dan kecewa. dada ku sesak, dan tidak tau bagaimana air mata ini keluar tanpa ku sadari. aku menangis.
"maaf Zack, waktu itu aku tidak bisa apa-apa. untuk berteriak memanggil namamu saja aku tidak bisa", Danzel mengucapkannya dengan nada penuh kekecewaan. "dia mengancamku, dia bilang akan menyakitimu dan juga ibu jika aku tidak ikut dengannya. dia mengacamku dengan beribu ancaman yang membuatku tak bisa berkutik".
"siapa yang mengancammu? untuk apa?," tanyaku ingin tau.
"ayah, ayah yang mengancamku. dia bilang, jika aku ikut dengannya dan menuruti semua kemauannya, dia tidak akan menyakiti mu dan ibu. dia bilang, jika aku melakukan semua yang dia mau, dia akan segera mempertemukan kita kembali. itu janjinya kepadaku. tapi setelah 5thn aku melakukan semua itu, dia tak kunjung menepati janjinya. semakin aku menagih janji itu, semakin jauh pula dia akan memisahkan aku dan dirimu. hingga akhirnya aku lelah Zack, aku lelah, aku muak, aku tak peduli lagi dengan apa yang dia katakan." Danzel mulai duduk kembali, dia menundukkan kepalanya, entah apa yang ada dalam fikirannya sekarang.
"lalu bagaimana bisa kau tiba-tiba saja berada disini?" tanyaku penasaran.
"aku pergi darinya, aku pergi meninggalkan segalanya. ayah dan semua yang telah mengekangku selama ini".
aku terenyuh mendengar pernyataan Danzel, entah benar atau salah apa yang telah dia ucapkan, tapi hatiku mempercayai semua itu. kakak ku yang selama ini pergi meninggalkan ku, orang yang selama ini telah aku benci, ternyata hidup yang dia jalani tidak lah mudah. seperti tidak ada hal yang menyenangkan dalam setiap ceritanya.
"lalu apa yang terjadi kepadamu setelah kau meninggalkan ayah?" tanyaku penasaran.
"aku mencarimu dan ibu, tapi itu tak semudah yang aku pikirkan. aku sudah terlalu jauh di pisahkan dengan mu dan ibu oleh ayah, sedangkan aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk mencari mu dan ibu, sehingga aku mulai dari nol lagi, memulai semuanya dari awal lagi".
aku mulai mengerti situasi yang dialami oleh kakak ku ini. dia menceritakan semua kisah hidupnya padaku, setelah semua kesulitan yang dia lalui sendirian, akhirnya kita bertemu. dalam situasi yang salah dan waktu yang salah. benar apa yang dikatakan Leo, tak semua yang ku lihat itu sepenuhnya benar kesalahan Danzel, nyatanya ini semua adalah karena ayah, karena dia kami berdua harus berpisah sangat lama, karena dia aku dan Kakak seperti orang asing saat kami bertemu kembali.
"Kak, maaf aku tidak tau, maaf aku menyalahkan mu untuk semua yang terjadi," kataku meminta maaf, aku benar-benar menyesal atas apa yang telah kulakukan.
"tak masalah Zack, ini bukan salahmu, yang terpenting adalah kita berdua dapat bertemu kembali. dan pada akhirnya kita berdua dapat bersama lagi, walaupun mungkin tak seperti dulu lagi," Danzel mengatakan nya dengan wajah gembira, berbeda dengan saat kita awal bertemu tadi.
aku senang masalah kita akhirnya menemukan titik terang, aku tidak sabar menceritakan semua ini pada Lira. dia pasti akan sangat terkejut mendengar semua ini.
每周推薦票狀態
-- 推薦票
榜單 
-- 推薦票