2 bulan kemudian
Hari ini adalah hari dimana suami gadis itu harus pergi keluar negeri untuk beberapa bulan kedepan karena urusan kantor.
"Mah mana dasi papa " ucap suami gadis itu.
"Bentar ini mama bawakan "ucap gadis itu menghampiri laki-laki yang berpakaian putih sambil membawa sebuah dasi di tangannya.
"Nih pa " ucap gadis itu memberikan dasi ke suaminya.
"Pakaian " ucap suami gadis itu manja. Gadis itu membalas dengan senyuman dan memakaikan dasi ke suaminya.
"Ma maafkan papa " ucap suaminya.
"Untuk apa?" ucap gadis itu yang sedang memakaikan dasi.
"Karena papa harus meninggalkan mama lama " ucap suami gadis itu.
"Gak apa-apa pa " ucap gadis itu.
"Sudah " ucap gadis itu selesai memakaikan dasi ke suaminya.
"Makasih mama ku yang cantik" ucap suami gadis itu.
Suami gadis itu menarik pegangan koper dan pamitan kepada gadis itu.
"Ma aku berangkat dulu ya " ucap suami gadis itu.
"Ya" ucap gadis itu. Suami gadis itu mencium kening gadis itu dengan lembut lalu pergi.
Di luar apartemen
"Taxi "ucap suami gadis itu. Sebuah taxi berhenti di depannya langsung membuka pintu taxi dan masuk kedalam taxi.
"Ke bandara Flower " ucap suami gadis itu. Supir taksi langsung menyalakan mesin dan berangkat menuju bandara.
6 bulan kemudian
Di rumah sakit
Hari ini hari dimana gadis itu melahirkan anaknya yang sudah lama ada di kandungannya 9 bulan.
"Ha hu ha hu aaaa..... "
"Ayo bu sedikit lagi ayo ibu pasti bisa "ucap dokter.
"Aaaaa...."
"Uwek uwek " suara tangisan bayi.
"Selamat bu anaknya perempuan " ucap dokter.
Dokter memberikan bayi itu ke gadis itu dan gadis itu menerima dengan senang. Setelah bayi itu ada di gendong nya dia memeluknya dengan hangat sambil membisikkan kata-kata ke telinga bayi itu " Selamat datang " gadis itu meneteskan air mata tapi bukan air mata sedih air mata bahagia.
Di apartemen
Tepatnya di kamar
Gadis itu sedang bersama bayi mungil. Dia sedang memandangi bayinya yang sedang tidur dengan nyenyak di sebuah ranjang bayi berwarna putih. Dia sangat bahagia melihat bayinya tidur dengan pulasnya. Tapi kata bahagia itu tidak bertahan lama. Wajah yang semula bahagia dengan seketika berubah menjadi muram.
Gadis itu menuju ke meja yang tak jauh dari ranjang bayi. Dia menarik kursinya dan duduk. Membuka laci dan mengeluarkan selembar kertas dan alat tulis.
Gadis itu memandang kearah bayinya dengan muram. Tanpa di sadari air mata jatuh dari matanya.
Memandang selembar kertas di atas meja dan mulai menulis kata-kata di selembar kertas itu.
"Maafkan mama sayang. Mama terpaksa melakukan ini " batin gadis itu.
"Ini demi kebaikan semua. Bukannya mama tak sayang padamu tapi sekarang mama dalam keadaan terperangkap dalam masalah mama "batin gadis itu.
"Mungkin ini jalan yang terbaik. Walaupun mama sangat berat untuk melepaskan mu tapi mama harus " batin gadis itu.
"Mama janji suatu hari nanti jika kita di pertemuankan mama akan bayar semua kesalahan mama hari ini. Mama akan berikan apa yang harusnya kamu dapat dan mama janji akan bahagiain kamu " batin gadis itu.
Gadis itu melepas kalung dari lehernya dan memandang ke kalung itu.
"Semoga kalung ini dapat membantumu malaikat kecilku dan semoga kalung ini yang akan mempertemukan kita suatu hari nanti" batin gadis itu.
Gadis itu selesai menulis kata-kata di selembar kertas itu. Dia melipat kertas itu.
Dia menghampiri bayinya menggendong bayinya membawa selembar kertas itu, kalung dan bunga mawar.
Menuju ke pintu, membuka pintu dan menutup kembali pintu itu.
Diluar apartemen
Keluar dari apartemen, membuka payung karena malam ini hujan dan pergi.
Di sebuah jalan gadis itu menembus derasnya hujan dengan menggendong bayinya. Gadis itu melewati sebuah jalan yang sepi kaya kuburan gak ada orang satu pun. Gak cuma sepi jalan itu juga gelap tidak ada penerangan cahaya lampu-lampu jalan mati.
Gadis itu berjalan dan berjalan sampai di sebuah tempat pembuangan sampah. Ia melihat sekeliling lalu terfokus pada sebuah kerdus yang ada di samping bak sampah besar berwarna hijau. Duduklah gadis itu. Dia menaruh bayinya di dalam kerdus dengan perlahan. Menaruh juga lipatan kertas, kalung, dan bunga mawar di dekat bayinya.
Ia memandang kearah bayinya dengan muram dan sedih.
"Maaf" jatuh air mata dari matanya.
Gadis itu berdiri dan pergi meninggalkan bayinya sendirian di situ.
Flashback End