Naya berjalan menuju taman berhampiran rumah nya, menangis tersedu sedu menatap ke sebuah Danau kecil yang ada di sana. Naya meremas kedua tangan nya setiap kali mengingat perkatan Alvin tentang ibunya. Naya hanya tidak habis pikir, mengapa Naya harus menanggung segala kesulitan dan hinaan hanya karena lahir dari rahim seorang wanita yang sudah mencemarkan nama baiknya. Bahkan sewaktu SMA Naya banyak di hujat dan di bully hanya karena berita tentang ibunya mulai terkuak. Naya harus menjalani kehidupan nya penuh dengan hujatan, padahal saat itu pun Naya sudah menentang keras keputusan Mama nya untuk menjadi simpanan.
Tiba tiba seseorang mengulurkan sapu tangan berwarna coklat tua yabgembut dan sangat harum ke arah Naya. Naya menoleh untuk memastikan siapa orang yang sudah melihat nya menangis saat ini. Naya sangat terkejut karena saat itu Alvian tersenyum dengan membuka sedikit masker penutup mulutnya, agar Naya bisa mengenali wajah nya.