Pada akhirnya Jane tersadar, semakin kuat dia melakukan perlawanan. Maka semakin besar keinginan dan hasrat Henry pada dirinya.
Katakan saja kalau Henry sedikit menggila, dia terus saja melumat bibir Jane sesuka hatinya. Meletakkan tubuh Jane diatas meja kerjanya, tidak peduli jika beberapa peralatan tulisnya berhamburan diatas lantai.
Kedua tangan Jane terangkat diatas kepalanya, dan ia membiarkan Henry yang terus saja melakukan hal senonoh kepadanya. Leher Jane yang sudah terus saja dicumbu oleh Henry, dan pria itu memegangi kedua tangan Jane dengan satu tangannya.
Satu tangan lainnya sudah berhasil membuka kancing bagian atas kemeja Jane, pakaian dalam hitam mulai terlihat jelas pada penghilatan Henry. Membuat pria itu semakin ingin meneruskan apa yang ingin dia lakukan.
Jane memejamkan matanya, air matanya tiba-tiba mengalir melewati pelipis Jane. Ia tidak sanggup untuk melihat sepasang mata milik Henry, membaca pikiran pira itu yang terlalu buas.