Putri segera berdiri tegak, tapi tidak jauh dari tempat suaminya berbaring. Memperhatikan tamu yang tak diundang, tapi memperlihatkan wajahnya yang penuh dengan seringai.
"Kamu? Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Irfan yang tak ramah. Mengetahui hal itu membuat Putri menggenggam tangan suaminya segera, beraharap suaminya tidak terlalu terbawa emosi. "Irfan tenanglah." Ucap Putri pelan.
Wanita itu mendekat, ditangannya sudah ada bingkisan buah yang besar. "Maaf aku tidak memberitahu Putri terlebih dahulu, kedatanganku hanya igin menjengukmu saja Irfan. Hah... diluar sana sangat kacau sekali, aku sendiri sangat takut." Ucap Ratih sambil ia meletakkan bingkisan bunga pada meja yang ada pada sudut ruangan.
"Terimakasih Ratih." Ucap Putri dengan sikap biasanya.