Irfan bangun terlalu pagi hari itu, walaupun tubuhnya masih berada diranjang dan rasanya malas sekali untuk berkatifitas. Bukan karena ia tidak lelap atau bermimpi buruk, tapi karena rasanya ia tidak mau semua kenyamanan ini akan cepat berlalu.
Seorang wanita yang masih belum ia kenal dengan baik, sudah berada didekatnya. Bibir Putri bahkan terlalu dekat dengan lehernya, tubuh keduanya yang polos hanya tertutup oleh selimut sutra yang tebal. Sinar matahari belum terlihat jelas, hanya ada cahaya redup yang belum berhasil menembus celah jendela yang tertutup oleh tirai berwarna merah.
Irfan menatap wajah Putri dengan dekat, istrinya masih tertidur lelap dengan raut muka yang terlihat sangat tenang. Ini adalah pertama kalinya bagi Irfan, setelah melakukan percintaan dan bisa melihat Putri yang bisa tenang, bahkan tidur dalam dekapannya.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, review bisa berulang-ulang lohh
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
terimakasih