Putri seperti terbawa suanana, atau sebenarnya dia sedang mencerna perkataan Irfan barusan? Dia bahkan menelan salivanya sendiri ketika tatapan Irfan, masih saja melekat padanya.
"Kamu sakit ya?" Celetuk Putri tiba-tiba, membuat kedua mata Irfan sedikit bergerak.
"Apa sakit? Apa lupa ingatan itu termasuk sakit?" Irfan balik bertanya, dan Putri justru terkekeh mendengarnya. "Sudahlah Irfan, sepertinya Steve terlalu keras meninju wajahmu." Putri sudah tidak berniat lagi bermain teka-teki dengan suaminya.
"Putri, aku serius dengan ucapanku." Ucap Irfan tampak bodoh, da ia memegangi kedua tangan Putri dengan segera. "Aku... aku memang tidak mengenalmu. Tapi... mengapa saat bersama denganmu aku merasakan sesuatu yang tidak bisa aku pungkiri."
"Apa itu?" Tanya Putri, dengan kedua lutut yang bertumpu diatas lantai. Sedangkan Irfan masih menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur.
Jangan lupa untuk dukung Author ya...
Terimakasih untuk para pembaca yang masih setia membaca hingga bab ini
Jangan lupa dukung dengan...
1. Power Stone
2. Rate bab ini
3. Berikan Review, review bisa berulang-ulang lohh
4. Comment bab ini
Dan Share novel ini pada teman dan keluarga yaa.. hehe
terimakasih :)