下載應用程式
92.66% Memory Of Love / Chapter 101: Ada Bagian Lain yang Lapar

章節 101: Ada Bagian Lain yang Lapar

Adegan panas itu semakin tak terkendali entah bagaimana caranya pasangan itu kini berdiri ditepi ranjang tanpa sehelai benangpun.

sambil terus mencumbu istrinya Edwin menggemdong Bila ke atas ranjang, untuk melepaskan kerinduan dan meluapkan cinta diantara mereka.

Beberapa saat kemudian wajah merah Bila begitu tampak indah dalam pandangan Edwin, setelah saling meluapkan rindu kini Edwin tak tahan lagi untuk mencium Bila yang terlihat imut itu.

Edwin melepaskan ciumannya ketika dengan sengaja Bila menggigit bagian bawah bibirnya.

"Auuuu.... sakit".

"Habis kakak istirahat dulu lah".

"Katanya mau nglakuin apa aja biar aku ga marah".

"Kan tadi udah, capek tahu kak".

"Makanya ga usah macem-macem sama aku".

"Kakaknya aja yang ngambekan".

"Ngambek yang membawa seneng kan?".

"Ih.... kakak". Bila menjawab sambil mencubit pinggang Edwin.

"Bila.... kamu kangen ga sih sama aku?".

"Ga cuma kangen, andai aja jarak kota kita deket aku lebih rela pulang pergi pake motor dari pada kita harus berpisah".

Bila segera memeluk Edwin dengan erat, malam itu jadi saksi bisu kerinduan diantara dua insan itu.

Pagi hari Bila terbangun, tubuhnya terasa kaku seperti ia baru saja menggendong beban berat, dan bekerja seharian.

"Udah bangun Bil?" sapa Edwin sambil duduk disamping Bila.

"Udah"

"Mandi gih, terus kita sarapan".

"Bentar kak, aku capek banget".

"Apa aku mandiin aja?" Edwin bersiap menggendong Bila.

"Ih....ga ah, kak tolong" pinta manja Bila.

"Apa aku gendong?".

"Ambilin handuk".

"Ambil aja sendiri, kamu kan istriku bagian tubuh kamu mana yang belum aku lihat, ga usah malu-malu gitu".

Mendengar penolakan Edwin Bila segera menyelimuti tubuhnya dengan selimut untuk ke kamar mandi.

Minggu ini mereka berdua menghabiskan waktu untuk berkeliling kota.

Siang hari ketika makan siang disebuah taman tiba-tiba ponsel Bila berbunyi, Edwin memberi kode untuk menanyakan siapa yang menghubungi Bila.

"Mas Aji, aku angkat ga?".

Edwin menggelengkan kepala, tanda ia tak menyetujui.

Bilapun hanya mampu menuruti apa yang suaminya inginkan, keudian ia melanjutkan makan siangnya.

"Bila... kamu jaga jarak ya sama si Aji Aji itu!".

"Kenap? mas Aji orangnya baik dan ga pernah yang aneh-aneh lho kak".

"Pokoknya aku ga suka kamu deket sama dia".

"Ya.... aku ga akan terima ajakan mas Aji lagi, tapi kalau di kantor ga mungkinkan AKU MENJAUHI DIA SECARA DIA ATASAN AKU LHO KAK?" Bila sengaja mempertegas kalimat ahir dengan maksut supaya Edwin tidak mencampur urusan cemburu dan pekerjaan "kak papa apa kabar, ga bandelkan urusan makan, minum obatnya juga ga telat kan?".

"Sesuai apa yang bu Edwin harapkan, papa nurut banget, eh Bil aku jadi inget sesuatu" Edwin terdiam sebentar " sebenarnya ga penting sih, cuman papa pesen aku harus ceritain ini ke kamu".

"Apa kak?" wajah Bila tiba-tiba serius.

Edwin menceritakan kejadian tempo hari ketika Caca dan ayahnya mengunjunginya untuk menjodohkan Edwin dan Caca, Bila terkejut mendengar semua itu akan tetapi ia memakluminya.

Edwin juga membicarakan tentang persiapan pernikahan mereka yang hampir beres, Bila menggenggam tangan Edwin kemudian mencium lembut tangan pria yang telah mengisi harinya itu sebagai tanda terimakasih, dan pujian atas kesediannya mrngatur semua.

Pukul delapan malam Bila dan Edwin kembali ke hote untuk beristirahat, setelah membersihkan tubuh dan mengganti baju merekapun segera bersiap untuk istirahat.

"Bila.... kamu mau langsung tidur?".

"Iya kak, kakak butuh sesuatu?".

"Pastilah..., emang kamu ga?".

"Ga aku udah kenyang, kalau kakak mau sesuatu aku pesenin ya?".

"Sembarangan kamu, aku lapar tapi bukan di perut, ada bagian lain yang juga lapar". kata-kata Edwin mempunyai makna tersendiri, ia berkata sembari berjongkok di atas tubuh bila.

"Ya elah kakak, aku besok harus kerja lho kak".

"Aku besok juga harus nyetir, kamu ga lagi menolak ku kan?".

"Ish.... kakak dasar ganjen" ledek Bila sambil mencubit pipi Edwin.

"Yang bikin aku seperti ini tuh kamu, kamu yang selalu minta di ganjenin" Edwin berkata sambil mendekatkan tubuhnya pada Bila dan menyentuh pinggang Bila.

"Ih... kakak geli".

"Aku bikin tambah geli ya".

"Dasar".

Edwin tak menyia-nyiakan waktu bersama istrinya, ia segera memberikan hak Bila sebagai istrinya.

Pukul 07.30 Edwin mengantarkan Bila ke kantor.

"Kakak ga menemui pak Reifan dulu?".

"Ga ah.... aku mau balik hotel aja mau tidur sebentar lagi, masih ngantuk".

"Makanya ga usah bandel, kalau disuruh tidur cepet tidur".

"Kamu yang membuat aku ga bisa tidur, karena tiap lihat kamu bawaannya pengen bandel terus" goda Edwin

"Udah ah" pipi Bila memerah gara-gara perkataan Edwin "aku turun dulu ya kak" Bila mencium tangan Edwin.

Edwin baru saja memutar arah, belum sampai keluar dari area perusahaan, tapi ia sudah melihat Aji sedang mengejar Bila, iapun sengaja memperhatikan mereka.

"Nisa..., kamu kemarin kemana aja?".

"Emang kenapa mas?".

"Aku telfon kamu ga diangkat".

"Oh gitu ya, maaf".

"Ga papa kok, sebenarnya aku mau ngajak kamu jalan kemarin" Aji menjelaskan dengan muka malu-malu.

Bila tak begitu memperhatikan karena ia sedang membaca pesan dari Edwin.

📨"Senengnya ketemu fans".

📩"Seneng dong" Bila sengaja menggoda suaminya.

📨"Awas kamu, masih kurang hukumanku kemarin" balas Edwin.

Bila tersenyum kecut sambil menyebar pandangan, dan matanya menangkap kalau mobil Edwin masih berada di depan kantor.

📩"Kakak belum pergi, turun aja sejakalian bawa aku pergi".

📨"Beneran hukumannya kurang? masih minta dibawa kabur?".


創作者的想法
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Morning.....readers, buat yg masih singgel jangan baper ya.

Tetep ditunggu bintang dan votenya loh.

Thankyu so happy reading.

And love you all.

Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C101
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄