Semburat warna jingga menghiasi cakrawala baklukisan suara merdu kicau burung menambah riangnya suasana desa, tampak tiga orang gadis berseragam putih abu-abu bercengkrama melewati hamparan permadani hijau.
" Bil aku denger kamu kemarin marah-marah sama kakak kelas kita, yang katanya si pembuat ulah?" selidik Khairina.
"heeh...." jawab bila ringan "itu belum seberapa Rin, yang lebih nyebelin lagi tuh cowok kemarin ke rumahku, ngaku kalau dia pacarku lagi" Salsabila memanyunkan bibir dan memukul satu telapak tangannya dengan kepalan tangan satunya" ayah marah sama aku gara-gara itu" ekspresi gadis itu benar-benar rumit.
" serius kamu bil...so sweet banget kaya drama India aja" celetuk Monika
Mendengar ledekan Monika Salsabila tambah memanyunkan bibirnya, dan berjalan lebih cepat, diikuti dua temannya yang menahan tawa.
🏚🏚🏚🏚🏚
Didepan ruang kelas XII RPL Salsabila berjalan dengan menahan amarah yang memuncak, terlebih saat ia melihat Edwin pria yang jadi incarannya seketika emosinya meledak, tanpa memperdulikan sekitar ia berjalan mendekati Edwin yang saat itu tengah duduk bersama seorang gadis cantik.
"Kak Edwin apa maksud kakak semalem ke rumah aku, dan berkata bohong sama ayah? " Salsabila membentak sambil menarik pundak Edwin.
Seketika suasana jadi menegang, tatapan sinis gadis disamping edwinpun langsung terarah pada Salsabila, sementara Edwin hanya tersenyum, senyum penuh penghinaan Edwin semakin membuat kemarahan bila memuncak diapun memukul tangan Edwin dengan ganas dan seketika itu Edwin mencekal tangan Bila dan merangkulnya sambil berkata " kamu kalau lagi marah jangan didepan umum dong yang, ga enak dilihat orang" mendengar kata-kata Edwin wajah bila memerah sambil mendorong Edwin ia berusaha lari seceoatnya karena rasa malu, sementara itu Edwin hanya tersenyum penuh kemenangan, ia baru berhenti saat temannya Hengki bertanya.
" Lo jadian sama cewek galak itu sob? "
Tanpa menjawab Edwin hanya tersenyum
" Tuh cewe ga cantik-cantik amat sih, tapi lucu juga, dan yang penting bodynya sob" ejek Aldi
Salsabila memang tidak secantik cewe Korea yang berkulit bak batu pualam, namun kulitnya cukup putih dengan bibir tipis yang merah alami, tubuhnya setinggi 155cm namun jika diamati ia memiliki bentuk tubuh yang padat berisi dalam balutan seragam panjang dan jilbapnya.
" Win kamu udah punya cewek, kamu bilang? " selidik Caca gadis yang tadi duduk disamping Edwin selama ini ia dikenal sebagai teman dekat Edwin bahkan banyak yang menyangka kalau mereka adalah kekasih.
" Tepatnya belum, tapi gue bakal incer tu cewe" jawab Edwin .
"Terus selama ini kamu anggep aku apa? " rengek Caca dengan penuh kecemburuan yang tak dihiraukan Edwin.
Sementara dikelas Salsabila begitu marah mengigat kejadian yang baru ia alami, dadanya begitu sesak belum pernah ia mengalami kejadian memalukan seperti tadi, sebenarnya ia adalah gadis yang cuek dan agak tomboy yang belum mengenal cinta diusianya saat ini, tanpa terasa air mata menetes dari mata iandahnya agar teman-temannya tak mengetahui bahwa ia menangis ia menundukan kepalanya.
Dengan riang Fani masuk ke kelasnya dengan ramah ia menyapa Salsabila.
" Hai bil.....selamat pagi." karena sapaannya tak digubris sahabatnya Fani bertanya dengan lembu " kamu kenapa bil, sakit? "
Seketika itu Bila mengangkat kepalanya dan memeluk Fani " Fan....aku malu, belum pernah aku ketemu pria yang menyebalkan seperti orang itu, aku benci sama dia"
Fani hanya diam dan menenangkan bila dengan diliputi ratusan tanya tentang siapa yang di maksut Bila.