Hari-hari sebagai siswa SMK berlalu tepat dua bulan sudah ia menjadi siswa di salah satu sekolah bergengsi itu, ketika jam istirahat Salsabila dan Fani pergi ke kantin ia memesan bakso dan jus mangga untuk mengganjal perutnya, pagi ini ia tidak sempat sarapan karena ibu sedang di rumah neneknya, jadi tidak ada yang menyiapkan sarapan untuknya, saat ia menikmati makanannya tiba-tiba ada seseorang yang jatuh disebelahnya dan juga suara tawa yg menggelegar." Gila lo Win....gue jatuh nih kira kira dong " umpat seseorang, saat Salsabila menoleh ia meluhat sekumpulan anak laki-laki yang sedang asik bergurau tanpa mempedulikan sekitarnya dan seseorang yang beberapa hari lalu membuatnya kesal, ia berdiri dan menghardik mereka.
"kak maaf ya....ini kantin tempat orang makan, bukan tempat kakak becanda".
"Wes.....marah keren" ledek beberapa anak pada Salsabila.
"kakak ga lihat baju aku basah gara-gara keisengan kakak?" Salsabila melotot.
"Mau ku bersihkan baju kamu, apa harus aku tuker sama bajuku?" jawab Edwin dengan nada mengejek.
Salsabila mendekati Edwin dan tiba-tiba ia menginjank kakinya dengan kuat " bisa ga ya....sopan sesikit, kakak tuh udah salah lho kak, boro-boro minta maaf,kakak pikir aku takut?"
Edwin meringis menahan sakit dan amarah karena kata-kata Salsabila, lalu dengan cepat ia meloloskan kakinya dari injakan Salsabila.
"Lo berani sama gue?"
"Kenapa harus takut?"
Edwin mengacungkan telunjuknya pada Salsabila sambil memandang dengan tatapan mengancam, lalupergi.
"Bil kamu tau ga tadi siapa?" tanya Fani.
"Tau anak jahil yg ga perlu ditakuti"
"Bil dia itu Edwin....atlit kebanggan sekolah, dan kuga premannya sekolah ini, kamu baru aja mengusiknya lho bil."
"ga takut" Bila memandang Fani dengan cuek.
Saat bila turun dari bus dan berjalan menuju rumahnya, ia merasa ada yang mengikutinya tapi saat ia menoleh tidak ada satu orang pun, ia merasa aneh dan melanjutkan jalan.
Suara Adzan Magrib berkumandang waktunya Salsabila pulang ke rumah setelah mengajar ngaji, tiba didepan rumah ia melihat mobil Yaris hitam terparkir dihalaman rumah, dengan penuh tanda tanya ia menuju rumah ketika ia mengucap salam dan membuka pintu matanya terbelalak melihat Edwin sudah duduk bersama ayahnya, apa lagi saat ayahnya menatap dengan agak kecewa tanpa ia tahu kesalahan apa yang sudah dilakukan, ia hanya berfikir pasti ini semua gara-gara Edwin.
" Bil aku dah lama lho nunggu kamu" sapa Edwin dengan lembut. Bila hanya tersenyum untuk menutupi kejengkelannya " pak saya pamit dulu, karena Bila sudah pulang " Edwin berpamitan sambil lalu pulang sampai.didepan Salsabila ia mengatakan sesuatu "sayang aku pulang dulu, aku sudah jawab tantangan kamu untuk menemui ayah mu daa" serasa petir menyambar mendengar setiap ucapan Edwin pikirannya berkabut dan tak mampu berbuat apapun.
"yah...ini tidak seperti yang ayah pikirkan, Bila akan jelasin yah" ucam Salsabila melihat gurat kemarahan ayahnya.
"Ayah ga nyangka Bila bohongin ayah"
"emang apa yang sudah cowok itu bilang yah?"
"kamu bilang ga akan pacaran, ternyata tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang fan bilang sama ayah kalau kamu dan dia pacar kamu, ayah kecewa sama kamu bil.
"ayah.....ga bener dia bohong yah"
Salsabila menjelaskan sebisanya namun sepertinya ayah masih kecewa, bila hanya mampu terdiam sambil berkata dalam hati " dasar cowok jahil, lihat aja besok" ancamnya.