"Tuhan ... Tolong selamatkan Putra hamba! Ia harus bertahan sampai ia mendengarkan kebenaran kalau dirinya adalah putraku dan Ana.' Batin Alvin sembari menutup wajahnya.
Tidak lama setelah itu, Maheza keluar dari ruangan Zian. "Za ... Bagaimana keadaan Zian? Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Alvin dengan ekspresi panik. "Kakak tenang saja! Zian hanya kelelahan, juga dia memakan sesuatu yang tampaknya tidak boleh dia makan. Itu sebabnya kondisinya tidak begitu baik. Tapi, sekarang dia bisa beristirahat setelah aku infus dan beri obat." Jelas Maheza sambil tersenyum menenangkan Alvin.
"Alhamdulillah kalau begitu. Apa aku boleh masuk sekarang?" Tanya Alvin dengan wajah yang berbinar.
"Tentu. Zian juga sudah bangun dan dari tadi ia memanggil nama kakak. Ternyata ia masih mau bicara sama aku. He ... " Jawab Maheza sambil tersenyum nakal kearah kakaknya. Tanpa menghiraukan Maheza, Alvin langsung masuk ke kamar rawat Zian.