下載應用程式
85.18% Love Chef | Jung Jaehyun / Chapter 23: Secret --Strawberry

章節 23: Secret --Strawberry

•••

ITS YOU

🍓🍓🍓

"Aku tidak bisa memenuhi permohonanmu. Maaf..." ujar seorang pria paruh baya.

Di hadapannya, seorang remaja laki - laki tengah terisak sambil menundukkan kepala. "Tapi... kau menjual obat yang kubutuhkan. Tolong jual padaku."

"Maafkan aku, obat yang kau maksud sudah dibeli oleh orang lain beberapa menit lalu," sahut pria paruh baya itu.

Lee Taeyong, remaja laki - laki itu menengadahkan kepalanya kepada apoteker --pria paruh baya. Ia menunjukkan wajah dengan mata yang berkaca - kaca. Membuat siapa pun yang melihatnya merasa iba.

Pria paruh baya itu menghela napas pelan, lalu mengambil sesuatu dari etalase. "Ini, aku hanya memiliki obat yang kegunaannya kurang lebih sama dengan obat yang kau butuhkan itu. Maaf tidak bisa membantumu banyak, anak muda."

"Terima kasih banyak. Aku akan memberikan ini pada eomma." Taeyong langsung menyambar obat itu dan membayarnya. Lalu ia berlari menuju rumah.

Di sepanjang jalan, Taeyong berharap - harap cemas akan keadaan sang ibu. Ia bersumpah dalam hati, akan menemukan siapa yang sudah mencuri obatnya --padahal bukan seperti itu.

"Aku akan mencari pencuri obat ibuku. Hanya karena dia yang lebih dulu tiba, obat yang sudah kupesan langsung diberikan padanya!" batin Taeyong.

Tak butuh waktu lama, Taeyong tiba di rumah sederhananya. Ia langsung menerobos masuk dan menuju kamar utama yang terdapat sang ibu.

"Eomma, aku sudah membawakan obat untukmu," ucap Taeyong yang menghampiri sang ibu.

Namun, tak ada sahutan dari sang ibu. Bahkan mata wanita dewasa itu sudah terpejam. Digenggamnya tangan yang sudah lunglai itu oleh Taeyong. Ternyata sangat dingin.

"Eomma, buka matamu. Aku sudah kembali. Ayo minum obatny!" seru Taeyong sambil menggoyang - goyangkan tangan sang ibu.

Tak ada respon sama sekali dari tubuh sang ibu. Dengan takut Taeyong mencoba mengecek pernapasannya melalui hidung. Nyatanya, sudah tak ada embusan di sana.

Perasaan takut langsung menyelimuti Taeyong. Bahkan air mata sudah menetes beberapa detik lalu... apakah Taeyong terlambat membawakan obatnya?

Ya, sang ibu sudah mengembuskan napas terakhirnya beberapa menit lalu sebelum Taeyong kembali.

"EOMMAAA!!!" teriak Taeyong yang begitu histeris.

Hancur sudah dunia seorang Lee Taeyong. Keluarga satu - satunya, sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Kepada siapa lagi Taeyong akan berbagi kesenangan dan kesedihan, setelah ini?

Tak cukup sampai disitu, Taeyong mulai menanamkan dendam dalam hatinya. Dendam terhadap seseorang yang telah membeli obat yang ia pesan dan ia tunggu selama satu minggu itu.

Hingga suatu hari, Taeyong bertemu dengan sang apoteker yang memberinya obat lain itu.

"Eoh, kau kembali?" tanya pria paruh baya tersebut.

Taeyong mengangguk tanpa ekspresi. Membuat sang apoteker menyerngitkan dahinya karena bingung.

"Kebetulan, baru saja orang yang membeli obatmu waktu itu kemari. Mungkin belum terlalu jauh, biasanya dia ke kedai dekat sini," ucap pria paruh baya.

Mata Taeyong langsung membulat. "Di mana? Bagaimana orangnya?!"

"Dia pemilik toko kue Strawberry Muffins, tiga blok dari sini. Co—"

Belum selesai pria paruh baya itu menjelaskan, Taeyong sudah berlari keluar apotek. Ia ingin mengetahui siapa orangnya.

Sedangkan di sisi lain. Di toko kue Strawberry Muffins, terlihat seorang anak laki - laki sedang tertawa menggelitik akibat sang ibu yang membuat lelucon.

"Syukurlah sayang, kau sudah sembuh sekarang. Maafkan eomma karena sedikit terlambat dalam penanganannya," gumam nyonya Jung sambil tersenyum melihat putra satu - satunya tertawa bahagia.

Ya, putra nyonya Jung itu adalah Jung Jaehyun. Anak laki - laki itu mengidap asma dan membutuhkan wild ginger --obat yang sudah dipesan lebih dulu oleh Taeyong.

Tanpa ibu dan anak itu sadari, dari luar jendela toko kue tersebut terlihat Taeyong tengah memerhatikan dengan mata yang penuh dendam.

Hanya karena mereka --nyonya Jung dan Jaehyun berasal dari keluarga berada, bisa membeli apa pun yang mereka kehendaki. Itulah pemikiran Taeyong.

Dari sanalah, Lee Taeyong bertekad akan terus mengikuti Jung Jaehyun --putra dari nyonya Jung yang sudah mencuri obat milik ibunya itu.

Taeyong berjanji akan membuat keluarga mereka merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang begitu berarti.

Namun, lambat laun Taeyong mulai melupakan dendam yang sempat memenuhi hatinya. Sebab, saat Taeyong mulai bekerja di restoran milik Jung Yunho --ayah Jaehyun, keluarga itu sangat memerhatikan Taeyong layaknya keluarga.

Hingga tiba, di mana Taeyong mulai merasa cemburu dengan hadirnya orang - orang yang sangat mengagumi Jaehyun. Perasaan dendam yang sempat terlupakan, kini mencuat kembali.

Taeyong mulai menghasut Jeno Lee untuk membenci Jaehyun. Terlihat dari cinta segitiga antara Jaehyun, Aya dan Jeno... Taeyong menggunakan keadaan itu.

🍓🍓🍓

Jeno Lee, pria yang tengah merenungkan perkataan Chanyeol semalam. Ia duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya. Ditemani dengan secangkir kopi panas --di meja bundar kecil yang ada di sana.

Sesekali Jeno mendesah pelan dan memejamkan mata, mencoba memahami maksud perkataan Chanyeol. Tapi tetap saja Jeno tak mengerti. Apa yang salah dengan perasaannya?

"Apa salahku? Kenapa memangnya kalau sepasang sahabat itu saling mencintai? Aku laki - laki dan Aya perempuan. Lalu kenapa?" gumam Jeno, bingung dengan jalan pikiran Chanyeol.

"Entahlah, aku tidak mengerti!" lanjutnya mencoba mengacuhkan pikiran - pikiran yang sedaritadi menghantuinya.

Diliriknya jam yang ada di pergelangan tangan, ternyata sudah hampir siang. Yang artinya sebentar lagi Jeno akan berangkat ke La Bosseade. Ya, hari ini Jeno mendapat shift siang.

Sedangkan di sisi lain, Aya Park tengah menyelesaikan design yang kemarin sempat di tolak oleh perusahaan yang ia ajukan. Gadis manis itu bertekad akan membuat siapa pun yang melihat karyanya akan mengakui bakatnya.

"Kau tidak pergi ke kantor?" tanya Chanyeol saat melihat sang adik sedang serius di ruang kerjanya.

Aya menggelengkan kepala tanpa menoleh. Atensinya fokus pada layar komputer yang ada di depannya. "Oppa, apa perusahaanmu sudah menerima karyawan magang?"

"Belum, kenapa memangnya? Kau berminat?" sahut Chanyeol setelah duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya. "Ngomong - ngomong, kenapa kau tidak bekerja?"

"Jangan berikan pada siapa pun. Aku akan langsung menerima tawaranmu untuk bekerja di perusahaanmu, kalau proposal designku ditolak lagi kali ini...

... aku akan ke kantor nanti siang sekalian mengajukan ini." Aya menyahuti ucapan Chanyeol, lalu menujukkan sebuah proposal yang sudah selesai pada kakaknya itu.

Chanyeol bangkit dari duduknya dan menghampiri Aya. "Coba oppa lihat. Apa yang kurang darimu hingga kau ditolak hm?"

"Entahlah... aku tidak mengerti. Padahal Jeno sangat cocok untuk jadi modelku. Tapi, kenapa di tolak ya? Ah, entahlah!" sahut Aya sambil berpikir kenapa proposalnya ditolak tempo hari.

"Jeno? Kau menjadikannya model untuk design --karya terbarumu? Ya! Untuk apa kau mempunyai oppa yang bekerja dibidang fashion ini? Apa oppa kurang tampan? Kurang tinggi?" protes Chanyeol tak terima.

Bagaimana bisa sang adik malah menjadikan Jeno sebagai model design fashion terbaru miliknya? Apa gunanya sang kakak yang memang sudah terjun langsung dalam dunia fashion selama bertahun - tahun.

"Oppa! Jangan bahas itu lagi. Aku tidak mau bergantung padamu. Biarkan aku mandiri. Lagi pula ada yang kurang darimu, kau mau tahu tidak?" sahut Aya sambil menaikkan kedua alis matanya.

Chanyeol pun menyerngitkan dahi karena penasaran. Ia meletakkan berkas milik Aya dan bersidekap dada. "Apa memangnya?"

"Oppa kurang memiliki aura, karena oppa masih saja single sampai sekarang!" jawab Aya sambil tertawa terbahak - bahak.

Ternyata Aya sedang menggoda Chanyeol yang tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi itu. Memang benar, tak ada yang kurang dari sang kakak bagi Aya. Hanya saja, percintaan Chanyeol sangat hambar sama seperti penyakit yang Aya derita --hypogeusia.

Mengerucutkan bibir. Chanyeol mulai merajuk dan mendesah kasar. Ia paling sensitif bila membicarakan perihal pasangan hidup. Maklum saja, karena diusianya sekarang, Chanyeol sudah ditagih terus oleh kedua orang tuanya untuk memperkenalkan calon istri.

"Aya... kau ingin kugelitiki sampai menangis hm? Baiklah... kemarilah adik kecil oppa yang sangaaaat oppa sayangi..." Chanyeol menghampiri Aya dengan berjalan mengitari meja kerja.

Sedangkan Aya, sudah beranjak dari duduknya dan menghindari amukan sayang dari Chanyeol.

Amukan sayang?

Ya, amukan yang tak pernah ada kata ampun. Bahkan sampai Aya menangis karena saking bahagianya. Karena Chanyeol tak pernah marah sekalipun pada sang adik.

"Oppa, aku tidak sayang oppa. Jadi... aku tidak mau menghampirimu... aku akan...

... lariiiiiii," teriak Aya diakhir dan melangkahkan kakinya dengan langkah yang lebar --berlari keluar ruang kerja Chanyeol.

Chanyeol terkekeh geli melihat tingkah sang adik. Ia pun mengikuti ke mana arah larinya Aya tanpa berlari, karena selangkah kaki jenjangnya saja sudah bisa menyusul Aya dengan tiga langkah.

Tiba - tiba suara bel pintu berbunyi. Kebetulan Aya berlari ke ruang tamu. Dengan terburu - buru gadis itu membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang melalui intercom.

Bahkan ia sampai menubruk seseorang yang sudah berdiri di depan pintu, saking paniknya takut dikejar oleh Chanyeol.

"Augh! Astaga, maaf!" seru Aya sambil mengusap - usap dahinya kareja terbentur oleh dada bidang milik seseorang.

Saat Aya menengadahkan kepalanya, ternyata di hadapannya ada Mark Lee. Oh, astaga hampir saja lupa. Aya memiliki janji untuk makan siang yang sempat tertunda kemarin dengan Mark.

"Kau sangat agresif Ay," ucap Mark sarkastik. Bagaimana tidak? Penyambutannya luar biasa, dengan sebuah pelukan... ah, maksudnya tubrukan.

Aya menyengir lebar. "Ternyata kau Mark... aku belum siap - siap, hampir saja aku lupa."

"Tapi tenang saja, kali ini acara makan siang bersamanya tidak akan batal lagi. Aku akan berganti pakaian, oke!" lanjut Aya, berbicara seperti sedang ngerapp. Ia pun langsung berbalik badan dan pergi dari hadapan Mark.

Mark yang melihat pun hanya terkekeh pelan. Astaga, Aya sangat lucu kalau sedang panik. Bahkan ia sampai lupa menyuruh Mark masuk ke dalam rumah.

Dan ternyata gadis itu kembali. "Astaga Mark! Maaf, ayo sila masuk. Tunggu aku sambil mengobrol dengan Chanyeol oppa. Kebetulan dia sedang cuti. Ayo!" ucapnya dengan cepat.

"Astaga Aya. Kau ini," sahut Mark yang tak bisa menutupi rasa humornya. Karena gadis di hadapannya itu benar - benar lucu, hingga Mark ingin tertawa terus menerus.

Akhirnya, Mark masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu. Tak lama kemudian Chanyeol menghampiri Mark. Hm... kira - kira apa saja ya yang akan Chanyeol bicarakan dengan Mark?

Apakah tentang Aya? Atau malah tentang musik selera yang sama, karena mereka berdua sama - sama rapper? Eh, astaga maaf out of the topic.

Mungkin tentang Aya atau Jeno? Entahlah...

🍓🍓🍓


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C23
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄