Tidak ada keributan berarti, saat adam akhirnya di bawa oleh orang suruhan ayahnya ke rumah, klarisa ikut bersama dengannya. Kini mereka berdua telah di hadapkan dengan interogasi yang akan dilakukan oleh pak gunawan.
"Apa kalian berdua masih anak kecil???? kenapa ulah kalian berdua seperti tidak memiliki menggunakan akal, kalian baru saja menikah seminggu yang lalu dan sekarang sudah mendaftarkan perceraian??? apa yang akan orang katakan soal itu? apa kalian setidaknya memikirkan orang tua kalian???? Nak Klarissa kenapa kamu juga bisa-bisanya mendukung apa yang di lakukan oleh adam sampai datang ke pengadilan dan mendaftar gugatan, ada apa ini sebenarnya????". Pak Gunawan bertanya-tanya dengan sikap anaknya.
"Ayah sudah tahu jawabannya kenapa harus membuang waktu untuk terus bertanya soal itu, aku dan klarissa tidak saling mencintai, bahkan lebih tepatnya kami tidak saling mengenal, selama satu minggu ini aku dan dia terus menjaga jarak dan kecanggungan setiap kali kami berpapasan di dalam rumah, aku sudah tidak tahan lagi, terlebih dia seorang wanita yang memiliki peluang cerah dalam hidupnya, aku tidak ingin menghancurkan masa depannya dengan semua masalah dalam hidupku, aku ingin melepaskannya dan juga ingin kita kembali ke kehidupan kita yang sebelumnya.
"ayah harus paham itu. Ayah juga harus jujur pada keluarga klarissa bahwa ayah menikahkanku dengan segera karena kinan, dan sekarang kinan sudah akan menikah dengan Bayu, lalu apa lagi masalahnya, lepaskan aku dan klarissa dari ikatan pernikahan ini. Aku mohon !!!".
Klarisa terus diam saat adam penuh dengan kemarahan menjelaskan keinginannya pada sang ayah.
"Aku juga ingin kita berpisah om, aku merasa hanya akan saling menyakiti jika kita berdua terus bersama, aku akan bicara langsung dengan ayahku, jadi om gunawan tidak perlu khawatir soal ayah, aku akan membuat dia mengerti dengan semua ini dan menerima keputusanku". Klarisa akhirnya bicara dan langsung berdiri dari kursinya.
Dia berpamitan dengan ayah dan ibu mertuanya dan meminta adam untuk mengantarkannya kembali ke apartemen untuk membereskan semua barang-barangnya.
"Terimakasih untuk semuanya, aku harap om tidak perlu memaksakan kehendak om kepada kehidupan adam lagi, dia butuh ruang untuk dirinya sendiri, dia pria dewasa yang bisa memilih apa yang terbaik untuk hidupnya. Sekali lagi terimakasih". klarissa memberikan kata-kata terakhirnya untuk sang mertua.
Adam mendengar apa yang klarissa katakan dan dia sempat berpikir.
"Bagaimana bisa wanita itu berani berbicara seperti itu di hadapan ayahku???? dia benar-benar wanita berani dan berpendirian kuat".
"Ayo Klarissa jangan buang-buang waktumu disini, kamu harus kembali ke apartemen sekarang". Adam masuk ke mobilnya dan pergi dari sana bersama klarisa.
Pak Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa karena ada menantunya disana, atau dia akan sangat tercoreng namanya jika klarissa melihat sikapnya yang buruk pada adam jika sedang dalam keadaan marah.
"Mereka berdua telah benar-benar menghancurkan semuanya, apa yang akan dipikirkan Pak Nasution dengan semua ini, adam benar-benar membuatku marah, kapan dia akan dewasa".
Ayah berbicara pada dirinya sendiri sambil terus bulak balik di ruang tengah karena cemas.
"Kamu yang tidak pernah menghargai putramu, dia telah lama tumbuh menjadi pria dewasa, kamu tidak pernah menyadari itu dan terus fokus pada semua kesalahan dan kejelekannya, aku saja sudah lelah melihat sikapmu yang selalu memaksakan semua keinginanmu padanya, apa lagi adam, dia pasti sudah sangat sesak dan akhirnya semuanya meledak hari ini, kemana putraku yang dulu??? ceria, selalu tersenyum dan sangat menyayangiku, kini dia telah benar-benar hancur, dan semua itu kamu adalah penyebabnya !!!!!!".
Ibu Adam akhirnya buka suara setelah sekian lama selalu diam dan mengikuti ritme yang di buat oleh suaminya yaitu pak gunawan, dia merasa suaminya telah benar-benar keterlaluan karena selama ini menyiksa putranya dengan semua keinginan dan ambisinya.
"Aku yang salah karena membiarkanmu menghancurkan putraku satu-satunya, sekarang bahkan aku telah benar-benar kehilangan adam, dia sudah tidak memandangku sebagai ibu yang bisa dia andalkan, sebagai seorang ibu yang bisa membantunya jika dalam keresahan, tidak bisa mendamaikan hatinya jika sedang dalam situasi seperti sekarang, rasa percayanya pada orang tuanya telah benar-benar hilang karena kamu terus menuntut hal-hal yang seharusnya tidak kamu paksakan padanya, maafkan ibu nak!!!!". Ibu adam diselimuti rasa penyesalan yang begitu dalam. Dia berlari menuju kamarnya dan memasukan baju-bajunya ke dalam koper, dia keluar dengan satu tas koper besar penuh dengan semua barang-barangnya.
"Aku akan mencari anakku, aku tidak akan membiarkannya sendiri lagi, aku tidak akan membiarkannya bersedih seorang diri, aku akan membantunya kembali bangkit dan menjauh dari seorang ayah sepertimu".
Pak Gunawan hampir saja menampar wajah istrinya namun dia segera menghentikan tangannya ketika ibu adam berteriak dengan sangat keras.
"Tampar aku!!!! tampar aku sekarang !!!!!! setelah itu akan mudah bagiku untuk lepas darimu dan membawa putraku lari dari kehidupan yang kau kendalikan selama ini".
Kemudian ibu adam masuk ke dalam mobil dan pergi.
Pak Gunawan seperti mendapatkan tamparan keras dalam hatinya. Dia merasa bahwa istrinya telah benar-benar melawannya kali ini, selama ini istrinya selalu mengikuti apa yang dia katakan, dan dalam sepanjang kehidupan rumah tangga bersamanya, baru hari ini istrinya benar-benar mengatakan apa yang ada dalam hatinya.
"Apa dia betul-betul akan pergi??? apa dia betul-betul akan mencari adam dan pergi berdua menjauh dariku??? apa yang salah dengan semua yang aku inginkan dari putraku??? dia putraku, aku ingin dia menjadi sepertiku??? dia terlalu lemah untuk ukuran seorang lelaki dari keturunanku" pak gunawan terus berusaha membenarkan apa yang telah dia lakukan selama ini.