Sampai di sana klarissa sama sekali tidak berkata apa-apa, dia sama sekali tidak menanggapi apa yang baru saja adam katakan padanya, adam akan meminta perceraian untuk pernikahannya kepada ayahnya hari itu. Klarisa terlihat tida merespon dan adam berpikir diamnya berarti menyetujui saran dari adam.
"Kamu mandi saja terlebih dahulu, setelah kamu bisa istirahat, aku akan pergi menemui ayah, kamu tidak perlu ikut, ritual menemui ayah mertua hanya di lakukan oleh pasangan suami istri yang sebenarnya". adam kemudian masuk ke kamarnya dan klarisa masuk ke dalam kamar tamu.
Dia langsung bersiap mandi sesuai dengan intruksi adam karena kamar mandi di apartemen itu hanya satu maka mereka harus bergantian.
Di dalam kamar mandi klarisa menyalakan air shower dan mulai membasahi tubuhnya.
Tak terasa air mata menetes dan ikut mengalir bersama dengan air yang sedang mengguyur tubuhnya.
"Apa ini??? kenapa aku bersedih ketika dia akan melepaskanku dari lingkaran setan ini, dari ikatan yang hanya membuatku sesak, kenapa aku bersedih bukannya bahagia karena akan kembali hidup bebas seperti sebelumnya??? perasaan macam apa ini???" klarisa berbicara dan bertanya pada dirinya sendiri dengan tangisan yang semakin pecah namun dia tahan tanpa suara karena khawatir adam mendengarnya.
Klarisa sudah mulai membuka hatinya untuk adam, dia sudah memberikan sedikit ruang di hatinya, perasaan itu muncul dengan sendirinya, klarisa tidak tahu apa sebab adam bisa dengan mudahnya masuk ke dalam hatinya yang telah lama ia tutup.
"Apa kamu sudah selesai, istirahatlah, aku sudah memesankan sarapan untuk kita, nanti akan ada yang mengirimnya, aku akan mandi, jadi kamu harus menerimanya jika orangnya datang". Adam masuk ke kamar mandi sambil menatap klarissa yang berjalan dengan mengenakan baju piyama dan handuk yang ia gulung di kepalanya karena rambutnya basah pagi hari itu.
"Bagaimana bisa dia sesantai itu, ini sudah lumayan siang dan dia mengenakan piyama di rumahku???". adam berbicara pada dirinya sendiri ketika melihat istrinya mengenakan piyama, klarisa begitu terlihat santai dan apa adanya di hadapan adam.
Tak lama orang yang mengirim sarapan mereka datang dan klarisa mengambilnya, "Berapa semuanya pak?" klarisa meminta tagihannya, "Ah tidak Kak, ini sudah di bayar, terimakasih" kemudian pengirim makanan itu menjawab dan langsung pergi.
"Waah apa ini rasanya hidup bersama di dalam rumah dan sarapanku telah dia siapkan seperti ini, meskipun ini makanan delivery" Klarisa berjalan ke dapur dan menyiapkan sarapan mereka di piring dan merapihkan semuanya di meja makan.
Saat adam akhirnya keluar dari kamar mandi dan melihat klarissa sedang sibuk di meja makan menyiapkan sarapan mereka dengan rambut yang masih di gulung.
"Apa makanannya telah datang??? aku siap-siap dulu, kamu sarapanlah duluan". Adam terkejut melihat bagaimana klarissa seperti terbiasa dengan gerakannya merapihkan meja makan dan terlihat begitu berbeda tampilannya saat di rumah bersamanya, melakukan hal-hal biasa tanpa laptop dan tampilannya yang selalu serius dari kemarin.
Klarissa mendengar adam memintanya untuk sarapan duluan, dia akhirnya duduk di meja makan dan sarapan sendiri seperti yang adam katakan.
"Aku akan sarapan sendiri, aku juga tidak tahu akan seperti apa rasanya berdua sarapan di rumah ini, lebih baik aku selesaikan ini duluan" klarissa segera menghabiskan makanannya sampai akhirnya adam keluar dari kamarnya dengan mengenakan baju casual santai dan langsung menarik perhatian klarissa yang sedang melahap sarapannya.
"Apa kau sedang memakan sarapanmu, waaah ini terlihat sangat enak dan sesuai dengan yang ada di fotonya, aku memesan ini dari restoran dekat apartemen kita, bisa kita lakukan pemesanan berikutnya setiap sarapan jika ini terasa enak, pengirimannya juga lumayan cepat" adam seperti melupakan rencananya yang akan segera menceraikan klarissa dan membicarakan tentang sarapan mereka di hari-hari berikutnya.
Klarisa yang terkejut akhirnya tersedak oleh makanannya dan batuk di depan adam, adam langsung sigap dan menuangkan air untuk klarissa sambil menepuk punggungnya dengan perlahan.
"Hati-hati, apa kamu memakan anak ayam? bagaimana bisa kamu makan risotto tapi tersedak, ini sangat lembut sekali" adam masih tidak menyadari apa yang dia katakan.
"Tidak apa-apa, sudah kamu duduk saja sana, tidak perlu berlebihan mengkhawatirkanku seperti itu bahkan di saat kita akan mengajukan perceraian hari ini kepada ayahmu" Klarisa sambil mengelap mulutnya mengatakan apa yang sepertinya adam lupakan pagi itu.
"Aaaah iya,,,, maaf, aku terbawa suasana pagi kita yang begitu santai dan terasa normal. Ah baiklah aku akan pergi sekarang" adam langsung bangkit dari kursinya dan hanya makan satu suap risotto yang baru saja dia puji-puji karena rasanya enak, dia terlihat salah tingkah dan seperti tidak tahu arah.
Setelah berputar selama beberapa saat di dalam rumah, dia terus keluar masuk dari kamarnya dan ke ruang tengah, seperti mencari sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang dia cari.
"Aku berangkat" adam pamit dan akhirnya keluar dari apartemen, klarisa hanya diam melihat adam pergi dari sana.