Malam tiba, adam telah berada di gedung tempat acara pernikahannya besok.
Klarisa terus menempel padanya, dia sibuk sekali dengan intruksi ini itu pada semua orang yang sedang sibuk mendekor.
"Sudahlah, biarkan mereka bekerja, kenapa kamu terus meminta begini begitu di saat semuanya akan dilaksanakan besok. kenapa tidak dari kemarin saja kamu disini bersama mereka mendekor semua ruangan ini".
Adam melepaskan tangan klarisa yang terus melingkar di lengannya, kemudian pergi menuju tempat duduk di salah satu sudut ruangan itu.
Dari sana adam merasa bisa melihat semua sisi dengan baik.
Kemudian klarisa mengikuti adam dari belakang tanpa memperdulikan apa yang baru saja adam katakan padanya.
"Aku harus ke salon setelah ini, apa kamu bisa menemaniku??? Salonnya tidak jauh dari hotel ini, kalau kamu bosan disini ayo kita ke salon saja, sekalian untukmu juga, kamu perlu relax agar besok kita memiliki tenaga"
Klarisa mengajak adam ke salon untuk perawatan dirinya. Namun adam menolak karena itu bukan kebiasaan dirinya.
"Tidak, terimakasih, kamu saja, atau lebih baik aku mengantarmu ke salon kemudian aku hanya akan menurunkan mu disana dan lanjut pulang, aku butuh istirahat saja untuk acara besok".
Adam langsung bangkit dari kursi dan menawarkan diri untuk mengantar klarisa ke salon agar dirinya bisa bebas secepatnya dari lingkaran tangan gadis ini.
Klarisa sempat berpikir sebentar, namun adam langsung memegang tangannya dan menariknya keluar dari ruangan itu.
Klarisa terkejut karena adam akhirnya mau memegang tangannya terlebih dahulu.
Klarisa senang karena hal sekecil itu, dia terus melihat adam dari belakang karena lengannya di tuntun untuk menuju keluar gedung.
"Baiklah".
Klarisa akhirnya pasrah dengan keinginan adam saat itu.
Saat di dalam mobil adam hanya fokus pada jalanan karena seperti yang klarisa bilang bahwa salonnya tidak jauh dari hotel tempat ia berangkat tadi.
"Itu dia tempatnya, tunggu,,,,, bukankah itu Bayu??????? betul itu bayu, dia seniorku saat di kampus dulu, bukankah dia CEO perusahaanmu??? ayo kita turun dan menyapanya".
Adam memfokuskan penglihatannya ke arah yang di tunjukan klarisa. Dan adam benar-benar di buat terkejut.
Memang tidak aneh ketika melihat bagu berada di Singapur karena ini adalah kampung halaman ayahnya dan dia memang tinggal di Singapur. Namun yang membuat mata adam terbelalak dan nafasnya seakan terhenti adalah ketika dia melihat sesosok wanita bergaun warna hitam dan gold sebagai motifnya dengan sepatu tinggi dan rambut yang dibiarkan terurai.
"Itu kinan?????".
Klarisa mendengar jelas suara adam saat menyebutkan nama kinan.
"Apa??? siapa kinan???".
Klarisa terlalu fokus pada bayi, dia tidak memperhatikan gadis yang berdiri di belakang bayu.
"Apa itu kinan????".
Dalam hati klarisa bertanya-tanya, dia belum begitu hafal dengan wajah gadis yang dicintai oleh calon suaminya itu, apa lagi dengan penampilan kinan malam itu yang sangat berbeda dari sebelumnya saat dia melihat kinan keluar dari tempat kerjanya.
Kemudian klarisa turun dari mobil namun adam menghentikannya dengan menarik lengan klarisa.
"Tunggu, sebaiknya kita tidak menyapa mereka sekarang, aku sudah sangat lelah, lebih baik kamu juga pulang dan istirahat, perawatan kecantikan mu bisa kamu lakukan setelah pernikahan kita".
Kemudian klarisa kembali menuruti permintaan adam, dia melihat adam sepertinya tidak ingin bertemu dengan kinan. Adam tidak ingin menemuinya meskipun tahu bahwa gadis yang dia cintai ada di hadapan matanya.
"Aku jangan sampai merubah moodnya malam ini, atau sesuatu akan terjadi besok".
Dalam hati klarisa mengatakan apa yang ia pikirkan jika sampai kinan dan adam bertemu malam itu.
Adam dan klarisa akhirnya memutuskan untuk makan malam sejenak dan langsung pulang.
Pada saat makan malam berlangsung adam hanya diam seperti patung, dia sudah benar-benar kehilangan semangatnya untuk bersosialisasi dengan orang lain bahkan itu orang yang ada di hadapannya sekalipun.
Terlebih ia baru saja melihat kinan bersama dengan bayu di singapur, dimana bayu telah benar-benar merubah penampilannya menjadi Bayu Putra Anggara yang adam kenal.
Pikiran adam terus tertuju pada apa yang baru saja dia lihat.
"Bayu telah membuka jati dirinya di hadapan kinan, kinan telah tahu siapa bayu sebenarnya, dan apa yang mereka lakukan di sini???? Bayu mungkin akan datang ke acara pernikahan besok, tapi kinan???? apa yang sedang dia lakukan di sini??? tidak mungkin dia akan hadir di acara pernikahanku bukan??? aaah itu tidak mungkin???".
Klarisa terus bertanya pada adam namun tak ada satupun dari pertanyaannya dijawab, saat itu adam sedang sibuk dengan isi pikirannya sendiri, dia tidak memperdulikan apa yang tengah di katakan klarisa padanya.
"Adam, hello apa yang kamu pikirkan, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku????".
Klarisa menepuk pundak adam karena dia terlalu lama diam dalam lamunannya yang membawa hanyut kesadarannya terhadap orang di sekitarnya.
"Ah maaf, ya ada apa??? apa yang kau tanyakan???,,,, apa tidak sebaiknya kiya segera pulang saja, aku sudah sangat lelah hari ini".
adam tersadar dari lamunannya dan langsung mengajak klarisa pulang tanpa mendengar terlebih dahulu apa yang sedari tadi klarisa tanyakan padanya.
Bayu dan kinan memasuki mobil setelah beberapa saat bayu yang berbincang dengan orang yang ia kenal di depan salon tempat kinan melakukan perawatan tadi.
Tiba di depan rumahnya, bayu langsung menggandeng kinan masuk ke dalam rumah ayahnya.
Di dalam telah duduk sang ibu yang sedari tadi menunggu kedatangan bayu. Namun ayah belum terlihat disana.
Kinan berjalan dengan anggun memasuki ruang makan yang saat itu di dekor sedemikian rupa, sangat berbeda dengan tampilan saat mereka sarapan tadi pagi.
Dia begitu takjub melihat perubahan yang terjadi disana. Karena alasan kesehatan Ibu bayu, jadi mereka melakukan makan malam di rumah dan merubah dekorasi ruang makan layaknya restoran mewah di luar sana.
Tak kalah takjub saat ibu melihat penampilan kinan malam itu. Perubahan kinan yang tadi pagi ia temui dengan kinan yang malam ini akan makan malam bersamanya membuat ibu pangling dan makin menyukainya.
"Sini, mendekat pada ibu, kamu cantik sekali, ibu suka kamu bersanding dengan bayu seperti ini".
Kinan dan bayu langsung mendapat restu dari sang ibu, mereka langsung mencium kening ibu karena bahagia mendengar itu.
Tak lama Mr.Henry memasuki ruang makan dan suasana terasa sedikit berubah menjadi tegang bagi kinan.
Tantangan untuk kinan berikutnya, yaitu membuat Mr. Henry menyetujui pertunangannya dengan bayu.
Dan dia khawatir tentang sesuatu yang Mr.Henry katakan tadi pagi, bahwa ada sesuatu yang ingin dia katakan padanya.