Malam pun tiba, kinan mendapatkan pesan dari adam untuk mengajak bertemu dengannya.
Akhirnya kinan membiarkan adam untuk datang menemuinya di rumah.
Adam yang berjuang keras untuk bisa keluar dari apartemen tanpa di buntuti oleh orang-orang suruhan ayahnya akhirnya bisa lolos dengan bantuan lisa dan ray yang memanipulasi keadaan.
Tiba adam di rumah kinan dia langsung masuk saat kinan membuka kan pintu untuknya.
Ini pertama kalinya Kinan dan Adam di pertemukan dalam situasi yang sangat canggung dan hanya berdua.
Setelah drama demi drama terjadi beberapa minggu terakhir yang mengguncang hebat hubungan keduanya.
Baik adam ataupun kinan hanya diam, tidak ada yang memulai pembicaraan. Adam tidak tahu harus memulai dari mana.
Dan kinan merasa tidak memiliki pertanyaan apapun untuk adam, dia hanya menunggu dan memberi kesempatan untuk adam menjelaskan apa yang ingin dia jelaskan, meskipun itu tidak akan bisa merubah kenyataan yang sudah kinan ketahui, bahwa adam akan segera menikah.
"Apa kabarmu baik-baik saja akhir-akhir ini???? Kemarin aku di rumah orang tuaku saat kamu datang ke apartemenku".
Adam memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang hanya membuat kinan tahu bahwa adam tidak tahu cara mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan sekarang pada kinan.
"Apa kamu begitu bingung akan mengatakan apa saat akhirnya bisa bertemu denganku??? bukankah kamu bilang sangat sulit untuk kamu bisa datang menemuiku karena selalu banyak orang yang mengikuti mu. Kenapa tidak cepat kamu katakan semua yang ingin kamu katakan. Aku sedang memberikan kesempatan itu untukmu. Jangan menanyakan apa yang sudah kamu ketahui jawabannya".
Kinan masih kesal pada adam, perasaan cintanya membuat ia sangat marah karena adam tidak bisa berbuat banyak terhadap hubungan mereka.
Meskipun kinan tahu memang tidak mudah untuk menembus restu yang mustahil dari kedua orang tua adam, dan itu pula yang membuat kinan merasa kesal, marah, dan sakit hati. Semua perasaan marah itu akhirnya ia lampiaskan pada adam.
"Maafkan aku, aku telah membuat hatimu dan ibumu terluka di hari pesta ulang tahun ayahku. Aku sama sekali tidak tahu bahwa semua itu telah di rencanakan. Aku bahkan tidak tahu bahwa kamu juga ada di dalam ruangan itu saat semua drama yang di buat oleh ayah dan pamanku berlangsung. Aku tidak menginginkan semua itu terjadi, dan aku sudah berusaha untuk melepaskan diri dari ayahku".
Adam mulai menjelaskan semuanya dari awal. Semua masalah yang akhirnya membuat hubungan dia dan kinan menjadi semakin suram.
"Aku tahu aku tidak bisa membuatmu bahagia, aku hanya bisa memberikan kesedihan dalam dirimu, rasa sakit hati, rasa terhina dan tidak di hargai. Aku bahkan malu mengatakan bahwa aku lelaki, aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membelamu, mereka tidak ada yang mendengarkan ku. Kedatanganku kemari aku ingin melepaskanmu, memberimu kebebasan, memberimu masa depan yang lebih baik dengan tidak hidup bersamaku dan menderita karena perlakuan keluargaku. Ini keputusan yang tidak mudah untukku, tapi aku tahu betul, baik kamu ataupun aku kita sama-sama menderita, aku tidak ingin menghambat kebahagiaanmu, aku lelaki yang tidak pantas untukmu".
Adam mengatakan apa yang sudah dia rencanakan saat sebelum bertemu kinan.
Adam telah memikirkan tentang keputusannya hari itu. Dia tahu betul beberapa hari lagi dia akan di nikahkan dan itu tidak mungkin bisa ia hindari. Ayahnya telah mengancamnya akan menghancurkan hidup dirinya dan kinan jika mereka berdua tetap bersama.
Pak setya berhasil menghasut pak gunawan yang sedari awal memang sudah tidak menyukai kinan dan menjadi semakin membenci kinan karena khawatir soal kedekatan adam dan kinan.
Hal itu membuat adam juga kembali berpikir, cintanya memang sangat teramat besar untuk kinan, dia bahkan merasa tidak bisa hidup tanpa kinan bersamanya. Namun, masa depan kinan, kehidupan normal yang kinan miliki sebelumnya akan hilang jika dia terus bersamanya.
"Adam Menyerah".....
Hati kinan seperti di sayat dalam waktu sekejap mendengar adam dengan bahasanya "Melepaskannya", Luka yang masih belum kering sepenuhnya dari kejadian kemarin kembali menjadi lebih basah dan dalam saat itu.
Hati kinan mengatakan bahwa adam akhirnya menyerah pada hubungan mereka. Perasaan yang selalu mereka jaga selama bertahun-tahun meski tidak saling bertemu ataupun berkomunikasi tapi bisa bertahan selama itu.
Namun disaat mereka dipersatukan dalam pertemuan kembali, alam seperti tidak memberikan angin segar pada hubungan itu.
Pak Gunawan terus mendorong hubungan ini ke dalam jurang gelap sampai-sampai kedua insan ini tidak lagi bisa melangkah lebih jauh untuk membawa hubungan ini menuju tempat yang jauh lebih terang.
Adam meneteskan air matanya, meminta maaf dan berlutut di hadapan kinan.
Kinan terus berusaha tegar dan tidak ingin menangis di hadapan adam. Dia telah di lepaskan oleh pria yang ia cintai selama ini, pria yang juga cinta pertamanya.
Kinan tidak ingin terlihat lebih menyedihkan di mata adam.
"Kenapa kamu harus meminta maaf dan berlutut dihadapanku. Kita telah sama-sama berjuang dari awal, jika akhirnya menurutmu ini adalah akhirnya. Maka tidak mungkin bagiku untuk berjuang sendiri bukan???? aku harus menerima keputusan yang sudah kau pikirkan matang-matang ini, bahkan aku tidak sempat berpikir apapun untuk hubungan kita karena terlalu cepat semua ini terjadi dan melukaiku, aku hanya sibuk menangis, meratapi keadaanku, nasibku yang sangat buruk setelah hari pertunanganmu.
"Rasanya baru kemarin kita membicarakan tentang rencana pernikahan kita, dan yang terjadi sekarang kita sedang membicarakan perpisahan kita. Sebenarnya Aku bahkan belum berpikir untuk berpisah denganmu karena aku sendiri tidak tahu harus mengambil tindakan apa, perasaanku selalu menahan ku untuk bertindak lebih jauh, aku belum sempat berpikir sejauh itu.
" Baguslah kamu berpikir dengan cepat, pernikahan mu sebentar lagi jadi wajar jika kamu mengambil langkah cepat agar mempermudah semua prosesnya. Terimakasih telah memikirkan ku, jika kamu tidak memikirkan tentang melepaskan ku malam ini, mungkin aku akan tetap menunggumu seperti yang sudah ku lakukan selama bertahun-tahun seperti dulu".
Kinan menggenggam tangan adam yang sedang berlutut di hadapannya, adam yang masih terus meneteskan air matanya semakin tak tertahan ketika kinan mengatakan sangat tidak menyangka bahwa dirinya akan menyerah pada hubungan mereka.
Rasa bersalah dalam diri adam semakin menggunung. Dia telah menyia-nyiakan gadis yang sangat mencintainya dan juga sangat ia cintai.
Kata maag terus keluar dari mulut adam. Kinan tidak menyukai itu, dia berpikir dengan adam meminta maaf itu membuktikan adam benar-benar telah bersalah padanya dan itu membuat kinan menjadi sangat kesal pada situasi mereka saat itu.
"Kamu tidak perlu terus meminta maaf, semua cerita kita sudah berakhir sampai disini, kamu akan menikah dan berbahagialah dengan pasanganmu nanti. Aku disini akan tetap seperti ini, aku sudah terbiasa sendiri kamu tahu itu sejak kita masih sama-sama SMA, kamu tidak perlu khawatir, aku bahkan sekarang memiliki bayu di sampingku, dia sahabatku dan akan terus menemaniku. Jadi mungkin itu cukup untuk membuatmu tidak mengkhawatirkan ku lagi. Selamat atas pernikahanmu".
Kinan berdiri dari sofa dan berjalan menuju pintu. Kinan meminta adam untuk segera pulang dari rumahnya.
"Pulang lah, anggap saja semua hal yang pernah terjadi antara kita hanya kisah yang tuhan berikan untuk kita belajar menghargai apa yang sudah kita miliki dan tidak untuk menyia-nyiakannya".
Kinan kembali menyindir adam, kemarahannya tetap tidak bisa di sembunyikan. Namun kinan tetap bersikap lembut meskipun kata-katanya terus menusuk hati adam.
Adam tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Dia tahu bahwa dia telah menyakiti hati kinan saat itu, namun dia tetap berpikir bahwa itu lebih baik agar kinan bisa dengan mudah melupakannya.
"Jaga dirimu baik-baik, kamu tahu apa yang aku lakukan setelah malam ini adalah apa yang tidak aku inginkan, jadi aku mohon jangan pernah membenciku, yang kamu harus lakukan adalah melupakan ku, agar kamu bisa hidup bahagia dan terlepas dari semua bayang-bayang buruk dariku".
Adam memeluk kinan, seperti salam perpisahan antara mereka berdua, adam mencium kening kinan dan mengucapkan selamat tinggal.
Kinan hanya diam seperti patung, dia tidak melihat kembali pada adam saat keluar dari rumahnya. Pintu langsung kinan tutup dan dia menjatuhkan tubuhnya ke sofa di ruang tengah.
Kinan menangis sejadi-jadinya, kinan berpikir adam telah pergi dari rumahnya. Namun kenyataannya adam masih berada di luar rumahnya dimana dia bisa mendengar tangisan kinan.
Adam merasakan sedih yang juga kinan rasakan, mereka berdua tenggelam dalam kesedihan masing-masing. Dimana keduanya sudah tidak bisa saling berbagi rasa lagi, perpisahan telah menjadi keputusan terakhir dari adam dan itu membuat hati mereka semakin perih.
Tangisan kinan membuat adam semakin sedih. Dia merasa telah begitu banyak menjadi penyebab air mata kinan.
Adam hanya diam di luar rumah kinan, menunggu suara tangisan itu berhenti, setidaknya dia bisa menemani kinan saat dia benar-benar terpuruk saat itu.
Sampai akhirnya bayu datang, adam menyadari kedatangan bayu dan segera sembunyi.
Malam itu sudah sangat larut saat bayu baru datang di rumah kinan dan pintu gerbang masih terbuka yang akhirnya membuat bayu khawatir dan masuk ke dalam.