Di rumah kinan, pagi itu ibu telah bersiap untuk pulang ke Bandung. Ibu juga tidak lupa mengemas semua pakaian kinan di tas.
"Apa yang ibu lakukan??? kenapa ibu merapihkan semua pakaianku???? aku tidak akan pergi kemana-mana??? jika ibu akan pulang, ibu silahkan pulang sendiri. Aku akan tetap bekerja seperti biasa disini".
Ibu kemudian melempar tas yang sedang ia rapihkan dan bangun dari duduknya segera mendekati kinan dan marah padanya.
"Bagaimana kamu bisa mengatakan akan tetap berada disini, dimana adam dan ayahmu ada di kota ini. Ibu sudah berbaik hati padamu tidak mempermasalahkan soal adam yang ternyata tidak memiliki restu ayahnya untuk menikahi mu dan kau tidak memberitahu ibu tentang hal sepenting itu, dan juga ayahmu,,,,, bagaimana bisa kamu tidak mengatakan pada ibu bahwa kamu telah bertemu dengan ayahmu disini. Terlalu banyak hal yang kamu sembunyikan dari ibu selama kamu tinggal jauh dari ibu, ibu tidak akan membiarkan hal seperti ini terulang lagi".
Kinan dan ibu saling menatap mata saat keduanya bersikeras dengan keinginan masing-masing.
Ibu yang sangat marah pada kinan karena menyimpan rahasia besar darinya membuat ia tak lagi percaya pada putrinya itu.
Ibu mengesampingkan rasa sakit yang juga sedang kinan rasakan saat itu,, ibu hanya tidak ingin kinan tetap berada di jakarta dan bertemu dengan ayahnya yang sangat jahat padanya.
"Bagaimana aku memberitahu ibu bahwa aku bertemu dengan ayah di saat dia sendiri tidak mengenaliku sebegai putrinya yang dulu ia tinggalkan".
"Dan bagaimana aku bisa memberitahu ibu bahwa ayah adam tidak menyetujui hubunganku dengannya karena aku anak dari seorang wanita pedagang kue di sebuah toko kecil di pinggiran kota bandung, apa ibu pikir semua kenyataan itu bisa membuatku tegar dan mengatakan dengan lantang pada ibu disaat ada seseorang yang mengajakku menikah tapi tanpa restu orang tuanya???".
Ibu terdiam mendengar penjelasan dari kinan, bayu yang berdiri di pintu dari tadi mendengar semua isi pertengkaran kinan dan ibu di pagi itu.
Ibu tersungkur ke lantai dan menangis sekerasnya, dia tidak menyangka ayah kinan yang tidak lain mantan suaminya melupakan anaknya sampai tidak mengenali wajah dari putrinya sendiri, darah dagingnya sendiri dan kenyataan kinan yang tumbuh menjadi gadis yang hidup dalam keluarga pas-pasan, dirinya yang menjadi tulang punggung keluarga yang hanya mampu menjadi penjual kue untuk menghidupi anak-anaknya dan membuat orang-orang di kalangan atas memandang rendah anaknya.
Bayu segera masuk dan membawa ibu duduk di kursi.
Bayu tidak mengatakan apapun, dia tidak ingin masuk dalam cerita menyedihkan kinan dan ibunya yang hanya akan membuat dirinya ikut sedih dengan itu semua.
Bayu berusaha menjadi tenaga buat kinan dan ibu.
"Kinan lebih baik kita ikut dengan ibu ke bandung karena ini juga hari libur, malam senin kita kembali kesini, soal itu nanti kita bicarakan lagi disana".
Kinan mendengar apa yang bayu katakan hanya melihat wajah bayu yang kemudian mendapatkan keyakinan karena bayu tersenyum padanya.
"Ayo kita liburan dua hari ini!!!!".
Ibu segera ke kamar dan mengambil tasnya, dan bertanya pada bayu.
"Apa kamu sudah memesan taksi untuk mengantar kita ke terminal???".
Kinan langsung mengambil ponselnya di kamar dan melakukan pemesanan taksi online.
Namun bayu segera menghentikannya...
"Tidak perlu,,,, aku membawa mobil orang tuaku, jadi kita bisa menggunakannya".
Bayu segera mengangkat tas yang sudah di siapkan bu ranti dan membawanya keluar. Kinan tidak sempat lagi bertanya dan langsung mengikuti ibu dan bayu yang sudah terlebih dahulu menuju mobil.
Di depan rumah terparkir mobil sedan dengan merk terkenal yang membuat kinan sedikit terkejut. Tapi dia tidak ada semangat untuk membahas itu saat ini.
Dia hanya mengunci gerbang dan langsung masuk di kursi belakang.
Ibu dan bayu duduk di depan, kinan berniat tidur dan mendengarkan musik selama perjalanan dengan headsetnya. Dan ya,,,,, itu headset yang sudah lama tidak ia gunakan karena kesibukannya. Headset pemberian adam yang masih kinan bawa kemanapun dia pergi meskipun sudah jarang di gunakan.
"Apa kau hanya akan tidur selama perjalanan kita???? bukankah kita sedang berlibur?????".
Bayu membuka pembicaraan ketika akhirnya mobil melaju dengan santai.
"Jangan mengangguku, fokus saja lihat jalanan, jangan mengacaukanku, aku akan tidur. Ibu akan menemanimu selama perjalanan".
Kemudian perjalananpun berlalu dengan sangat cepat, sesekali kinan melihat keluar saat rintik hujan membasahi jalanan.
Saat itu adam sedang berada di rumahnya, di kurung layaknya tahanan, dia bahkan tidak mendapatkan akses telpon. Hari itu benar-benar hari terburuk baginya.
Sampai akhirnya dia meminta bantuan pada salah satu asisten rumah tangga yang masuk ke kamarnya.
Dia membujuk ART itu agar meminjamkan ponselnya, namun dia terus mendapatkan penolakan dari ARTNya karena takut pada Tuan Besar alias pak gunawan.
Adam dibuat frustasi dengan situasinya saat itu. Bahkan adam tidak memiliki cara untuk kabur dari kamarnya karena ketatnya penjagaan.
"Tolong segera beri tahu aku jika ayah pulang, aku perlu bicara dengannya secepat mungkin!!!!!!".
"Kemudian ART itu keluar dari kamar adam dan mendapati Nyonya Andara berdiri di depan kamar adam".
Setelah ART itu pergi, Ny. Andara langsung masuk ke dalam kamar adam dan memberikan senyuman pada lelaki muda yang sudah dia anggap sebagai keponkannya itu.