Malam menjemput dengan kesunyian yang terasa di kediaman adam.
Adam terbaring di kamarnya setelah sore tadi berdebat hebat dengan sang ayah. Ia telah membuat rencana bahwa pernikahannya dengan kinan akan di laksanakan dalam waktu yang secepat mungkin.
Terlebih lagi soal Bayu, sahabat kekasihnya yang berpura-pura menjadi lelaki cupu di sekitar kinan selama ini. Adam masih terus menerka-nerka apa maksud bayu berpura-pura selama ini di hadapan kinan. Bahkan mereka sudah bersahabat sejak adam masih di Australi dulu.
Adam menjadi lebih ambisius untuk segera menikahi kinan, Adam hanya perlu mendapatkan waktu yang akan di tentukan oleh ibu ranti sesuai dengan kesepakatan tadi pagi saat lamaran.
Dia tidak sabar lagi menunggu kepastian tanggal itu yang kemudian memutuskan untuk menelepon kinan.
"Apa kamu sudah tidur??????".
Adam membuka pembicaraan via telpon. Kinan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan adam.
"Ada apa??? kenapa kamu diam saja?? apa ada masalah.???".
Adam cemas saat tidak mendengar jawaban apapun dari kinan, dia hanya mendengar nafas berat kinan dari ponselnya.
"Aku tidak apa-apa, hanya lelah saja. Besok pagi-pagi sekali aku berangkat ke Jakarta bersama bayu, kapan kamu kembali ke jakarta????".
Kinan akhirnya berbicara, adam lega mendengar kinan seperti tidak memiliki masalah saat itu.
Namun dia terkejut saat mendengar kinan akan pergi ke jakarta bersama bayu besok.
"Kenapa harus dengan bayu, kamu tahu aku juga sekarang berada di Bandung, dan kita berdua sama-sama bekerja di jakarta. Aku juga akan ke jakarta besok. Jadi kamu berangkat denganku saja, tidak perlu dengan Si Bayu itu".
Suara adam terdengar sangat cemburu tp kinan tidak menanggapi itu. Dia tidak berpikir adam akan cemburu kepada bayu selama ini.
"Terserah kamu, aku berangkat denganmu pun pasti bayu akan ikut karena rencananya kami akan naik bus besok. Kalau kamu mau mengantarku, yasudah kita semua naik mobil kamu. Besok pagi jam 4, nanti pagi aku telpon, jadi sekarang kamu tidur atau nanti kita akan kesiangan".
Kinan dengan santai menerima tawaran adam untuk mengantarnya ke jakarta tapi dia tetap membawa bayu bersamanya.
"Apa harus seperti itu?????".
adam kembali menanyakan keyakinan kinan membawa bayu bersama mereka besok. Adam sudah sangat tidak nyaman dengan keberadaan bayu yang selalu berada di sekitar kekasihnya itu.
Terlebih sekarang adam tahu siapa bayu sebenarnya.
"Sudah,,, kita tidak perlu memperdebatkan itu lagi, ada apa kamu menelponku malam-malam begini? apa ada sesuatu yang begitu penting sampai kamu tidak bisa menunggu besok pagi untuk mengatakannya???".
Kinan menanyakan maksud adam menelponnya malam itu.
Adam yang masih kesal tidak menjawabnya karena niatnya tadi sudah di urungkan karena pembahasan mereka soal bayu.
"Tidak, yasudah besok saja kita bicarakan lagi, kamu langsung tidur ya!!!!!".
Adam memutuskan sambungan telpon dan merenung sendiri di kamarnya.
Kembali bayangannya pada lelaki tampan dan gagah tadi siang di rumahnya yang tidak lain adalah bayu.
Dan terbersit juga di bayangannya pada saat bayu berpenampilan sangat cupu dan aneh di hadapan kinan.
Dua karakter itu ternyata masih orang yang sama, dan adam tidak habis pikir dengan apa yang bayu lakukan selama ini.
Adam bingung apa dia harus jujur pada kinan soal dirinya yang mengetahui jati diri bayu yang sebenarnya atau tetap diam karena jika kinan tahu siapa bayu itu mungkin akan membuat kinan marah, tapi pada akhirnya fakta bahwa bayu seorang CEO dari sebuah perusahaan besar yang juga ternyata kedudukannya lebih tinggi dari adam dan juga ayahnya akan membuat bayu terlihat sangat keren di hadapan kinan.
Rasa tidak percaya diri muncul dalam dirinya, yang membuat adam akhirnya jadi tidak karuan.
Pagi pukul 4 di kota Bandung.
Kinan telah menelpon adam dan dia sedang dalam perjalanan menjemput kinan.
Adam pergi secara diam-diam dari rumahnya karena khawatir akan ketahuan oleh ayah dan para penjaga di rumahnya.
Adam sudah lihai melakukan hal-hal semacam itu, walaupun begitu memang penting baginya untuk pergi ke jakarta untuk mengurus pekerjaannya di kantor.
Tepat di depan rumah kinan, telah berdiri Ibu ranti dan kinan yang sedang menunggu adam untuk menjemput.
Adam segera turun dari mobil dan menyapa calon ibu mertuanya dengan sangat sopan.
Setelah semua barang kinan masuk ke dalam mobil tak lama keluar seorang lelaki culun yang mengenakan jaket tebal berbulu warna pink dari dalam rumah sambil membawa kotak makan..
"Bu aku sudah bungkus semua yang ibu suruh tadi. Semuanya sudah aku simpan di kotak ini. Sarapan enak aku hari ini, makasih bu".
Bayu berjalan keluar menghampiri semua orang yang sedang berdiri menunggunya sambil terus berbicara pada ibu dan terakhir dia mencium pipi ibu ranti dengan sangat akrab. Terlihat bahwa itu sudah biasa bayu lakukan di rumah kinan.
Seperti biasa, adam selalu terlihat seperti orang asing jika ada bayu di sekitarnya.
"Kau bahkan menggunakan jaketku, ini jaket terhangat yang aku punya, kenapa kau mengeluarkannya. ini tidak akan terpakai di jakarta kenapa kamu menggunakannya".
kinan memukul punggung bayu saat melihat jaket besar dan hangat miliknya di kenakan oleh bayu.
"Jaketmu yang berukuran besar dan cukup untukku hanya yang ini, kau pikir aku mau mengenakannya, bahkan warna ini sangat tidak cocok untukku, tapi cuaca pagi ini benar-benar dingin. apa kau tega membiarkanku hanya mengenakan kemeja gombrongku ini?????".
Ibu segera melerai perdebatan mereka dengan segera meminta mereka semua masuk ke mobil dan berangkat karena takut kesianhan tiba di jakarta.
"Sudah ayo cepat masuk dan berangkat, sebelum jalanan macet kalianbharus cepat berangkat agar tidak kesiangan".
Adam benar-benar di buat cemburu dengan adegan yang bayu, kinan dan bu ranti lakukan di hadapannnya, adam hanya seperti supir yang datang dan menjemput mereka disana.
Segera semua orang masuk ke mobil dan bayu berada di kursi belakang. Sampai saat itu adam dan bayu belum memiliki kesempatan untuk kontak mata karena bayu terus menghindar dari tatapan adam.
"Aku mau tidur sepanjang perjalanan, kalian tidak perlu canggung, biasakan untuk saling bertegur sapa karena kau tahu bayu, dia calon suamiku sebentar lagi".
kinan dengan santai mengatakan bahwa adam adalah calon suaminya di hadapan adam dan bayu.
Adam yang mendengar itu sangat senang di buatnya, rasa tidak percaya dirinya hilang dalam sekejap dan dengan bangga menatap mata bayu Dari kaca spion.
Bayu terus memasang wajah santai seperti tidak mendengar apa-apa.
Kinan sudah terlelap tidur dan disana ada bayu yang terus memainkan ponselnya, dan adam yang fokus pada jalanan karena sedang mengemudi.