下載應用程式
29.53% JANJI / Chapter 57: Aku pulang

章節 57: Aku pulang

Merasakan pergerakan pada kasurnya, andre terbangun menatap punggung meri yang semakin menjauh. Setelah mendengar suara perdebatan, andre bangkit dari tidurnya dan mendapati ilham yang memaksa meri untuk keluar.

"sejak kapan kau menjadi pria murahan yang memaksa istri orang lain" andre menghampiri meri yang berdiri di pintu dengan sebelah tangannya di genggam ilham dan tangan lainnya berusaha berpegangan pada sisi pintu.

"kau seharusnya mengerti ucapanku tadi" andre menarik tangan meri dari genggaman ilham dan mendekapnya dalam pelukan tepat di hadapan ilham.

Pelukan itu awalnya tidak terlalu erat, tapi tubuh meri yang gemetar dan mulai mencengkeram baju bagian belakang andre, dia sangat ketakutan dan tak ingin dipisahkan lagi.

"meri, kembalilah denganku. Dia bukan pria seperti yang kau pikirkan. Kau pasti akan menyesalinya nanti jika terus bersamanya"

Suara isakan terdengar dari dalam pelukan andre. Wanita itu benar-benar ketakutan mendengar suara ilham.

"kau membuatnya ketakutan, menjauhlah dari kehidupan kami. Hidupnya sudah berat saat kau meninggalkannya dan mulai membaik beberapa bulan terakhir ini. Mengapa kau harus kembali lagi?" andre masih berbicara dengan suara yang sopan.

Dia tak ingin wanita dalam pelukannya itu akan semakin ketakutan mendengar perkelahian di antara dua sahabatnya.

"karna itu aku kembali. Aku tidak akan mengulangi kesalahan ku yang melepasnya waktu itu. Kali ini tak akan ku biarkan dia pergi lagi"

"wah, kau benar-benar menginjak kehormatan mu sendiri dengan mengakui perasaanmu pada suami wanita yang kau maksud. Dia mengalami trauma sejak kau memperlakukannya dengan kasar saat meninggalkannya, dia bisa saja mati berdiri jika terus bersamamu. Jadi menjauhlah, sebagai adik sekaligus sahabatmu aku mau kau menghormatinya sebagai istriku"

Ilham tak bisa berkata-kata mendengar ucapan andre. Dia tidak menyangka setelah sekian lama, untuk pertama kalinya ilham mengakui dirinya sebagai adik.

Andre menepuk lembut punggung meri, membawanya kembali ke kamar dan menutup pintu, meninggalkan ilham yang masih berdiri di depan pintu.

Tak ada pilihan lain, ilham melangkah menjauh dan keluar dari hotel itu. Dia mengemudi di tengah jalur yang mulai sepi dari kendaraan. Dia menghubungi anak buahnya untuk kembali ke rumah dan berhenti mengawasi andre.

Dia memikirkan kembali perkataan andre dan memilih mundur untuk saat ini. Setelah beberapa minggu tinggal bersama meri, ia baru menyadari ternyata wanita itu mengalami trauma terhadapnya. Pantas saja dia begitu gemetar, ingatannya melayang pada saat meri pingsan setelah menyaksikan dia memukul anak buahnya hingga berdarah.

Masing-masing pemikiran menghantui benak ilham, andre dan meri. Hingga keesokan harinya, andre membawa meri ke bandara untuk segera berangkat ke bandara menggunakan penerbangan pertama.

Setelah kejadian itu, mereka bahkan tidak bisa tertidur jadi andre memutuskan memilih penerbangan pertama agar bisa beristirahat ketika tiba di Indonesia.

Sebelum berangkat, andre memberitahu jessie bahwa meri telah di temukan tapi karena meri tidak mengalami cidera lainnya, dia hanya meminta agar jessie menutup kasus ini. Dia hanya ingin melindungi kehormatan istrinya. Menjadi korban penculikan untuk kedua kalinya adalah mimpi buruk yang bahkan tak akan terlintas pada fikiran gadis nakal sekalipun.

Menjadi korbannya terkadang tak selamanya menjadikan semua orang merasa berempati. Sebagian dari masyarakat tradisional malah akan menyalahkan si wanita yang terlalu banyak bergaul, mengkritik busananya atau hanya sekedar mengatakan dia yang mengundang kejahatan itu terjadi.

Melihat kondisi istrinya yang sudah tertekan, dia tidak akan bisa membiarkan ada hujatan lagi yang memenuhi gendang telinga istrinya itu. Andre hanya akan mengajak meri menemui orang tuanya sebentar kemudian kembali ke boston untuk mulai beraktivitas seperti biasa.

Suasana begitu hangat saat andre merangkul meri dan membawa gadis itu keluar bandara saat mereka sudah menginjakkan kaki di pulau kelahiran meri.

Mereka tiba pukul satu dini hari waktu setempat. Suasana sunyi hanya da beberapa orang yang juga menaiki maskapai yang sama. Mereka hampir saja menginap di Jakarta karena jadwal penerbangan dari jakarta ke pulau bangka hanya sampai pukul 11 malam.

Di tengah keheningan yang mereka rasakan, ada kebahagiaan yang meliputi mereka. Dinginnya malam tak membuat hati mereka yang hangat berubah. Ini pertama kalinya mereka melakukan perjalanan yang sangat jauh dengan sarana transportasi udara berdua.

Perasaan bangga tak kalah terpacar di wajah andre, dia begitu bangga berhasil membawa istrinya kembali ke negaranya dan akan mengumumkan kepada publik mengenai hubungan mereka.

Meri duduk di taksi sedang andre menekan bell rumah meri, itu dini hari tentu saja akan mengganggu penghuni rumah. Dia sengaja menyembunyikan meri di mobil dan hanya boleh keluar saat andre yang membukakan pintu.

Pintu terbuka, sosok pria tampan dengan perawakan tinggi dan menyiratkan kebijaksanaan di wajahnya membuka pintu.

"maaf jika aku mengganggu" ujar andre sopan kepada randy yang berdiri di hadapannya.

"tidak masalah, masuklah"

Randy menjawab dengan enggan mungkin karena ia baru saja bangun dari tidurnya. Dia menatap andre yang menuju taksi, dia berpikir akan membantu adik iparnya itu membawa barangnya jadi dia mengikutinya dari belakang.

Terkejut, bahagia dan haru yang ia rasakan. Saat andre membuka pintu penumpang taksi bagian belakang dan sosok cantik meri menyembul keluar.

Randy menarik adiknya itu, memeluknya erat hingga tak henti mencium Puncak kepala meri. Meri hanya menerima perlakuan kakaknya itu hingga randy mencium dahi meri dan menatapnya.

Meri menghapus bekas ciuman itu dan mengerucutkan bibirnya.

"kakak, hanya suamiku yang boleh mencium keningku. Dia ada di belakangmu sekarang, bagaimana jika dia cemburu"

Andre tersenyum menatap ekspresi meri yang menatapnya manja. Randypun tak kalah gembira dan tertawa mendengar keluhan pertama adik kesayangannya itu.

"masuklah, ibu pasti akan senang melihatmu sudah kembali"

"jangan sekarang, aku lelah jika harus meladeni pertanyaan mereka. Aku akan beristirahat di kamarku dan besok pagi aku akan memberi mereka kejutan di meja makan"

"baiklah. masuk dan beristirahatlah. Andre, kau tidur di kamarku" goda randy

"kakak"

Meri menatap kakak sulungnya itu dengan wajah cemberut, merasa tidak suka dengan keputusannya.

"haha, aku hanya bercanda. Ingat, beristirahat dan jangan membuat tubuhmu lelah"

"wah, aku harus menemui kakak ipar agar kau berhenti menggodaku"

Tawa ketiganya terdengar saat meri mengancam akan mengacaukan malam mengesankan bagi pasangan yang bari menikah itu.

Andre melangkah perlahan menuju kamar meri dan meletakkan kopernya secara asal. Dia kelelahan jadi setelah merapatkan tubuhnya di kasur, ia langsung tertidur. Meri membongkar koper andre dan mengambil baju kaos tipis dan celana boxer.

Suaminya itu terlalu lelah, jadi meri membantu mengganti pakaian andre agar dia bisa tidur dengan nyaman.

Pagi menyingsing, meri terbangun karena andre mempererat pelukan di pinggangnya. Dia menatap suaminya yang sudah lebih dulu bangun.

Sejak kehilangan meri, andre mulai merubah pola tidurnya hingga dia bisa terbangun bahkan hanya dengan gerakan ringan dari orang di sampingnya. Ia bahkan cepat terbangun saat mendengar sesuatu yang tertangkap indera pendengarannya.

Sensitivitas panca inderanya meningkat seiring rasa cemas dan ke hati-hatian yang secara tidak sadar dia benamkan dan menjadi kebiasaan di alam bawah sadarnya.

"bukankah kita seharusnya memberi mereka kejutan hari ini?" tanya andre menatap meri yang berada dalam pelukannya.

"iya, aku akan mandi terlebih dahulu. Ingat jangan membuat suara yang terlalu besar. Jangan sampai mereka mendengar"

"kita tidak berhubungan intim semalam"

Meri "....."

"maksudku, mereka hanya akan mendengar suara desahanmu kalau aku melakukannya semalam" goda andre.

"kau ini, mengapa semua kalimatku selalu berakhir dengan pemikiran mesum mu itu" meri beranjak dari tempat tidur meninggalkan andre yang tersenyum nakal.

Saat tangannya memutar gagang pintu kamar mandi, meri terdorong masuk dengan tangan yang membekap mulutnya dan tangan lainnya melingkar di sekitar perutnya, menahan agar dia tidak terjatuh.

Meri berteriak kaget, tapi teriakannya teredam dengan bungkaman tangan andre. Dia sudah mengantisipasi apa yang akan meri lakukan sebagai refleks saat ia mengejutkannya.

Pintu kamar mandi itu tertutup pelan dan dua tubuh itu kini berada di bawah pancuran air shower. Andre membantu membuka pakaian atas meri, mulai menjelajahi rubuh wanita itu lagi dan lagi.

"andre berhenti, kita akan ketinggalan sarapan jika melakukannya sekarang" meri mendorong tubuh andre menjauhi tubuhnya yang sudah mengkilat memancarkan cahaya lampu yang di biaskan oleh air yang membasahi kulitnya.

"aku tidak bisa menahannya seharian, kau pasti tidak memiliki waktu berdua denganku sepanjang hari ini" rengek andre kembali mendekat dan merangkul pinggang meri. Dia menatap dada meri yang begitu halus dan menantang untuk di genggam.

"kita hanya dua hari di sini, jadi bersabarlah sebentar"

Andre memutuskan mengalah dan menyelesaikan mandi mereka bersama dengan cepat.

Meri turun bersama andre dengan langkah ringan dan pelan, hingga semut bahkan tak akan mendengar langkah mereka. Andre hanya bisa mengikuti perintah istrinya itu untuk menyenangkannya.

Saat tiba di anak tangga terakhir, meri berteriak kencang mengagetkan seluruh penghuni.

"aku pulang" teriak meri sambil merentangkan kedua tangannya.

Respon yang ia terima adalah keheningan dan tatapan dari seluruh keluarganya. Meri menjadi canggung karena tak mendapat respon sesuai perkiraannya.

"apa kalian tidak rindu?" ujar meri memastikan.

Orang yang pertama berdiri memeluknya adalah ibunya. Tangis haru mulai mewarnai ruangan itu. Meripun ikut menangis bersama ibunya. Setelah puas berpelukan, meri kembali menerima ciuman bertubi-tubi dari ibunya itu.

" ibu, ibu sebaiknya tidak mencium keningnya. Dia sangat marah saat aku melakukannya" ejek randy.

"dia putriku, jangankan keningnya. Aku sudah mencium setiap centi dalam tubuhnya saat dia masih bayi" jawab ibu meri.

"ibu, kau membuatku malu"

Pipi putihnya mulai merona saat dia melihat andre tersenyum kepadanya.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C57
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄