Minto dan Juki berjalan menyusuri hutan tanpa tujuan. sesekali berhenti minum dari sungai yang jernih. membuat tombak dari batang bambu. membakar ikan hasil dari tombakan. memakan buah hutan.
entah berapa hari mereka berjalan. Hingga mereka kelaparan setelah sehari tak menemukan buah dan hewan untuk dimakan.
Minto menggendong Juki yang lemas. akhirnya mereka sama-sama pingsan.
tercium aroma ayam bakar membuat Minto terbangun. dilihatnya Juki sudah menyantap ayam bakar. 'dimana ini'. Minto melihat sekelilingnya berada dalam gua.
"sini To makan mumpung masih banyak". ajak Juki. dengan enaknya makan. tersenyum melihat Minto siuman.
Minto makan dengan lahapnya. sampai dia lupa bertanya dari mana makanan ini. siapa yang menolong mereka.
" kalian sudah bangun? ". tanya seorang usia sekitar 60 tahun.
" Terima kasih sudah menolong kami". Juki dan Minto menghaturkan sembah. menangkup kan kedua tangannya didepan dada dan agak membungkuk.
"sudah, jangan difikiran. kalian dari mana? berjalan kedalam hutan". tanya ki Sentani
" saya Minto dan ini Juki adik saya. desa kami dihancurkan oleh tentara kerajaan sehingga kami mengungsi dan tersesat ki. mohon maaf nama aki sendiri siapa?" tanya Minto setelah mengenalkan dirinya dan Juki.
"panggil saja aku ki Sentani. yaudah makan dulu terus istirahat. besok kita bicara lagi". jawab ki Sentani.
" ya ki. terimakasih telah menolong kami ". ucap Juki sekali lagi.
ki Sentani berjalan kedepan gua dan dalan satu hentakan tanah sudah berada diatas bukit. saat Minto menyusul kedepan gua sudah kehilangan ki Sentani.
ki Sentani menandungkan sebuah Kidung yang bercerita akan Jaya nya sebuah negara.
" jayalah negeri Dwipa Karta.
negeri elok surga Dunia.
disana rakyatnya makmur
terkuat tentaranya.
dari barat surya dwipa
hingga timur bulong dwipa
terkenal akan kapal perang
membelah ombak dan samudera
tak akan binasa hingga selamanya". mengingat akan Gurunya bercerita akan kebanggaan negara Dwipa Karta. ki Sentani pun berharap perang akan usai dan akan ada negara seperti kerajaan Dwipa Karta.
Juki terbangun dan mendengarkan suara ki Sentani. berharap esok hari lebih indah. tertidur.
pagi hari mereka berdua dibangunkan oleh ki Sentani. makan pagi.
"kalian mau kemana? ". tanya ki Sentani. sambil memakan ikan bakar
" entah ki. mau mencari guru silat agar kami bisa membela diri diri ". ucap Minto sambil memakan pisang.
" ki tolong ceritakan kisah negri Dwipa Karta yang aki senandungkan tadi malam". Juki memohon.
"oh kamu mendengarkan. itu cerita kerajaan sebelum terjadinya Perang. sekitar 100 tahun yang lalu." ki Sentani mulai bercerita.
dulu ada sebuah kerajaan namanya Dwipa Karta kerajaan yang makmur. terkenal akan tentara lautnya dan kapal yang mampu mengarungi samudra hingga jauh.
kerajaan yang kuat. rakyat makmur. keadilan yang dijunjung tinggi. hingga apabila ada uang terjatuh tak akan ada yang berani mengambilnya karena bukan haknya. hukum tak pandang bulu.
didirikan oleh Raja jaya samudera. seorang nelayan yang telah menyelamatkan seseorang raja. dia dijadikan gubernur di daerahnya setelah wilayahnya maju baik ekonomi, pangan, dan militer.
terdengar bahwa rajanya dibunuh oleh pemberontak yang bekerjasama dengan negeri tetangga.
akhirnya Jaya Samudera melakukan pembalasan menumpas semua penghianat yang ada di ibukota. jadilah dia raja setelah mengawini anak Raja terdahulu.
hingga Raja ke tiga atau cucu dari Raja Jaya Samudera yaitu Raja Anggaspati melebarkan kerajaannya. hampir semua wilayah timur pulau Jaya dwipa ditaklukkan.
dipulau Jaya dwipa ada enam kerajaan besar dan tiga belas kerajaan kecil. disebelah timur yang terbesar kerajaan Dwipa Karta, kerajaan singa raya, dan kerajaan kecil ada Karta Jaya, samudra raya. dan purwa Jaya.
di tengah kerajaan terbesar ada Surya Karta, Negara Marta. dan kerajaan kecil ada Mojosari, Maospati, Baluwarti, Balung dan Manggala.
di barat ada kerajaan terbesar Anggada dan Mancala. kerajaan kecil Manggala wangi masih satu darah dengan kerajaan Manggala yang ada di Jaya dwipa tengah. kerajaan Tunjul, Pakuwon, Saraswati dan kerajaan Mulaessena.