Di luar jendela sebuah ruangan, salju berjatuhan dalam diam.
Aroma teh memenuhi ruangan yang sunyi.
Seorang wanita sedang duduk di samping bingkai jendela merah.
Ia mengenakan rok kulit berenda – sebuah ciri khas dari wanita-wanita Dataran Utara. Rok kulit tersebut dihiasi dengan kuncup-kuncup bunga merah keunguan, sementara ujung-ujungnya memancarkan cahaya keperakan. Ia mengikat rambutnya dengan pita biru safir dengan mutiara putih bersih di tengahnya.
Kedua matanya terkulai, memerlihatkan bulu matanya yang tebal. Napasnya terdengar halus, sementara kedua tangannya yang seputih salju bergerak perlahan dan berkonsentrasi menyeduh teh.
Ruangan yang sunyi tersebut tidaklah besar, dan hanya ia satu-satunya orang di dalam. Namun, ada empat cangkir teh di atas meja.
Secercah cahaya hijau giok tiba-tiba muncul di dalam.
Cahaya tersebut menghilang dan memerlihatkan sosok orang tua.