Gu Xi Jiu memandang sekelilingnya dan melihat matahari terbenam seukuran mangkuk. Langit semakin gelap dengan semburat awan lembayung senja masih mengambang di langit.
"Matahari terbenam sangat indah, tapi tidak bertahan lama; seperti halnya Huang Tu. Mengapa kau harus begitu terobsesi dengannya? Aku adalah cahaya mataharimu! Sinarku lebih terang dari matahari terbenam .…"
Gu Xi Jiu tetap diam sembari meremas-remas tunas bambu. Sangat aneh baginya mendengar Long Mo Yan mengungkapkan perasaannya seperti seorang penyair. Tunas bambu di tangannya masih sangat muda sehingga dia bisa memeras airnya.