Mimpi itu seperti ingatan akan kehidupan yang sangat Gu Xi Jiu hargai. Suara kecapi mengelilinginya. Setelah beberapa saat, suara itu berangsur-angsur menghilang.
Seiring dengan menghilangnya suara kecapi, mimpinya mulai menjadi semakin nyata. Khawatir dengan perubahan mendadak ini, Gu Xi Jiu segera mencoba melacaknya kembali. Dia harus menggunakan beberapa mantra di sepanjang proses itu.
Ketika akhirnya dia bisa menstabilkan mimpinya, rasa sakit yang tiba-tiba di kepalanya membuatnya sadar bahwa sepotong ingatan, yang bukan miliknya, dengan paksa ditambahkan ke dalam mimpinya.
Setelah beberapa saat, dia akhirnya terbangun dari mimpinya. Dia perlahan membuka matanya dan langsung terperanjat.
Dia terbaring di peti mati kristal yang bagus. Ada beberapa barang berharga di dalam peti mati juga, mengelilinginya bagaikan karangan bunga.