"Mengapa harus Ibunda? Bukankah kalian tidak mempercayai ibunda untuk berjaga di samping Ayahanda kalian?" Ratu Sabrina memandang tajam ke arah Nizam. Yang dimaksud kalian itu adalah Nizam dan Pangeran Thalal. Ia masih belum dapat melupakan bagaimana Ia dilarang masuk ke dalam istana tempat suaminya dirawat. Perawatan itu malah dipercayakan kepada saingan terberatnya yaitu Ratu Zenita, Ibundanya Pangeran Thalal.
Nizam lalu mengangkat bahunya, "Sepanjang Ibunda masih bersama Paman Salman maka Ananda tidak mengizinkan Ibunda masuk ke dalam istana Ayahanda,"
Ratu Sabrina tampak sangat tersinggung dengan kata - kata anaknya. Ia merasa Nizam sudah terang - terangan menunjukkan kalau memang benar ada apa - apa antara dirinya dengan perdana Menteri Salman. Walaupun Ia sendiri sudah tidak ingin menyembunyikannya lagi dari Nizam. Pertama jika Ia mengingkari maka itu sama saja dengan menunjukkan dirinya bodoh karena Ia menganggap bahwa Nizam orang yang bodoh.