Hati Nizam semakin kalut mendengar perkatan dokter pribadi ayahnya, Ia tidak dapat membayangkan bagaimana seandainya ayahnya yang sedang lemah ini melihat foto - foto yang disebar oleh orang yang sedang mengancamnya itu. Nizam kemudian melirik ke arah Ratu Zenita yang sedang sibuk menghapus air matanya. Melihat Nizam menatapnya tangisan Ratu Zenita semakin keras hingga suaranya terdengar dengan jelas. Takut mengganggu Raja Walid yang sedang terbaring tidur, Ratu Zenita berlari keluar. Nizam lalu berlari mengejarnya.
"Ibunda..." bisik Nizam dengan lembut. Ia meraih tangan Ratu Zenita dan mengusapnya lalu mengajaknya untuk duduk di kursi di sebuah ruangan yang tidak terlalu jauh dari ruangan tempat tidur ayahnya.