Mata Nizam menyipit dengan kening berkerut dan bibir mengerucut. Pria yang amat dibencinya itu ada di depan matanya. Nizam sangat ingin membunuh dengan kedua tangannya sendiri tetapi tentu saja itu tidak mungkin Ia lakukan. Nizam menegakkan badannya seperti binatang yang siap bertarung.
"Hormat kepada Ayah mertuamu! " Ratu Sabrina memerintah dengan nada tajam. Nizam membungkukkan badannya dengan kaku. Nizam biasanya sering berbasa basi kepada mertuanya ini. Seperti memberikan hormat atau mencium tangannya. Tetapi kali ini, Ia sulit untuk berbasa basi. Sehingga gerakan tubuhnya menjadi sangat kaku ketika Ia membungkukkan badannya memberikan hormat kepada mertuanya.
Perdana mentri Salman memegang bahu Nizam dan mengangkatnya,