"Tentu saja Maya. Pernikahan itu hendaknya suka sama suka dan saling rela. Kalau dipaksa tidak bisa. Bisa - bisa robek nanti.." Kata Alena dengan wajah serius. Maya mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Apanya yang robek Yang Mulia?" Kata Maya bertanya sambil menatap dengan pandangan tidak mengerti.
"Hati kita yang robek. Bila suatu pernikahan saling dipaksakan maka akan robek hati kita" Kata Alena. NIzam jadi merasakan kepalanya pusing. Ia tidak tahan mendengar gaya bicara Alena yang sering membuat orang multitafsir. Tapi Nizam memang sudah menyerah terhadap Maya. Ia tidak bisa memaksakan kehendaknya sekarang setelah melihat Maya pingsan saking tidak inginnya menikah dengan Amar. Nizam tidak mau menyiksa Maya.
"Nah.. Alena, Kalian berbincanglah. Aku hendak keluar dulu sambil memantau situasi" kata Nizam sambil pergi keluar. Alena jadi lega melihat Nizam sudah pergi. Ia tidak leluasa berbicara kalau ada Nizam apalagi ini pembicaraan dari hati ke hati.