Sementara itu Nizam tidak sempat lagi Ia melihat ke arah Alena karena setelah Presiden universitas berbicara adalah gilirannya untuk memberikan sambutan. Ia kemudian berjalan ke depan setelah mendengar namanya dipanggil. Nizam berdiri dan kemudian Ia membungkukkan badannya memberikan hormat ke depan dan ke arah belakang. Begitu Ia membungkuk ke belakang matanya langsung tertuju ke arah Alena yang duduk di apit oleh dua orang laki – laki dan hanya dengan sekilas Ia langsung tahu kalau orang itu adalah Justin dan Pangeran Abbash.
Sesaat Wajah Nizam berubah kelam, ingin rasanya Ia berlari ke arah Alena dan langsung menariknya dari kursi itu. Tetapi kemudian dia sadar kalau seandainya Ia berlari ke arah Alena maka akan sangat membahayakan Alena karena tidak mungkin dua orang itu ada di sisi kiri dan kanan Alena jika mereka tidak bermodalkan suatu rencana. Jadi jalan satu – satunya Ia harus mempercayai pengamanan yang akan dilakukan Amar kepada istrinya.