Setelah terdiam beberapa saat, Pangeran Abbash langsung menjatuhkan dirinya di kaki kakaknya. Ia bahkan tidak perduli lagi dengan rasa sakitnya. Ia lupa kalau Ia sedang terluka. Air matanya langsung bercucuran membasahi pipinya. Ia belum pernah merasa lemah seperti ini.
"Kakak.. Kakak.. Aku sungguh tidak ingin perasaan ini Aku alami. Aku begitu tersiksa dan menderita. Aku tidak pernah mencintai seorang wanita manapun di dunia ini. Aku tahu Aku sangat tampan dan Aku tahu Aku bisa mendapatkan wanita mana saja yang Aku inginkan. Tetapi Aku tidak tahu mengapa Aku malah menginginkan Putri Alena untuk menjadi istriku" Kata Pangeran Abbash. Ia meratap dengan hati yang sangat pedih.
Wajah pangeran Barry langsung berwarna kelam. Ia tadinya hanya menebak. Ia hanya mengira. Ia sama sekali tidak berharap kalau tebakannya akan menjadi tebakan yang benar. Ia selalu berharap bahwa kecurigaannya selama ini terhadap adiknya adalah suatu kesalahan belaka.