Amar kemudian memegang kedua pipi Zarina, menatapnya penuh cinta. Betapa cantiknya wajah istrinya. Seandainya Ia tidak ingat kalau Ia harus sholat maghrib mungkin Ia sudah menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami. Amar menghela nafas Ia harus bergegas ke mesjid. Dan ini juga pasti sudah sangat terlambat. Nizam tidak suka kalau ada bawahannya yang tidak sholat berjamaah. Zarina menganggukan kepalanya. " Kau sudah hapal semua bacaan sholat ?" tanya Amar. Zarina menganggukan kepalanya. " Aku sudah lama jadi mualaf.." Bisik Zarina. Amar hanya menganggukan kepalanya.
"Bolehkah Aku pergi ke aula untuk mengurus perjamuan makan malam Yang Mulia Nizam bersama teman - temannya " Kata Zarina.