Amar menegang mendengar kata - kata Zarina tetapi kemudian dengan cepat Ia menguasai emosinya. Wajah kelamnya kembali berubah menjadi berseri.
"Tidak apa - apa, Zarina. Aku tidak akan menyentuhmu kecuali kalau Kau yang meminta " Kata Amar sambil tersenyum mesum. Tidak apa - apa sepanjang ada air salwahya di Azura mengapa Ia harus kalah dengan seorang perempuan. Amar berpikir sambil senyum - senyum tetapi Zarina langsung melotot.
"Aku tidak akan pernah memintanya, dan jangan berpikir kau akan menggunakan obat aprodisiak kepadaku. Karena kalau kau menggunakannya Aku akan langsung meminta cerai" Kata Zarina dengan galak.
Mulut Amar langsung terkatup rapat bagaikan terkunci. Mukanya sedikit pucat, bagaimana Zarina bisa menebak pikirannya.