Nizam bukannya tidak mendengar keributan di luar tetapi Ia hanya terdiam sambil memegang tangan Alena. Ia tidak akan bisa menghindari kejadian hari ini. Dimana suatu hari adiknya tidak bisa mencegah istrinya untuk menengok sahabatnya yang kini terbaring lemah dan hampir tidak bernafas.
Airmata Nizam mengalir dengan sendirinya ketika langkah kaki Cynthia semakin mendekat. Hilang sudah keberanian Nizam yang selama ini melekat pada citranya. Ia bahkan tidak berani untuk menolehkan kepalanya menghadapi Cynthia. Ia hanya tetapi diam dan duduk sambil menatap Alena. Wajah pucat itu seakan tidak ada aliran darah yang mengalir sedikitpun. Nafasnya hampir tidak terdengar. Dan jarum infusan yang menancap pada lengannya membantu Alena untuk tetap bertahan.