Nizam dan Alena sudah bersiap di dalam mobil. Tampak Alena masih mengantuk. Ia duduk menyender dengan malas di kursi belakang. Matanya terpejam dan Ia menguap berkali-kali. Sementara itu Nizam hanya memeluknya dengan sebelah tangannya. Mata Nizam keluar jendela menikmati kemacetan yang sedang terjadi.
Arani melirik ke arah Alena. Wanita yang jadi istrinya Nizam itu jauh dari kata sempurna untuk menjadi seorang Ratu. Entah apa yang membuat wanita itu banyak dicintai para pria. Arani sangat tidak mengerti. Kalau Ia menjadi Nizam Ia akan memilih Putri Reina yang cantik jelita dan jenius itu untuk menjadi pendampingnya. Apalagi kedudukan nya sebagai Putri sulung dari perdana menteri adalah suatu keuntungan yang luar biasa bagi Nizam untuk memperkokoh kedudukannya sebagai Raja kelak. Tapi Nizam malah mengabaikan Putri Reina begitu saja hanya demi seorang wanita yang pendek dan berotak dangkal. Bahkan kulitnya saja tidak seputih kulit Putri Reina.
Mohon untuk tidak membenci karakter Alena. Karena memang karakternya di buat seperti itu. Ada saatnya nanti karakternya akan berubah, tapi tidak sekarang ????
Semoga pembaca semua selalu menikmati alur ceritanya dan bersabar jika alurnya tidak sesuai dengan keinginan pembaca.
Saya sangat menghargai semua kritik dan saran yang sudah masuk. Terima Kasih