Di mobil Cynthia diam saja, wajahnya masih murung. Pangeran Thalal tidak berkata apa-apa, Sebagai ahli ilmu psikologi Ia tahu persis kalau orang yang pikirannya sedang kalut seperti Cynthia butuh ruang dan waktu sendiri untuk menyelesaikan konflik dengan dirinya sendiri. Di hibur juga kalau pikiran sedang kacau tidak akan menyelesaikan masalah malah akan memperkeruh suasana. Hal yang paling baik dilakukan adalah duduk diam menunggu sampai Ia reda emosinya kemudian bicara sendiri tanpa diminta.
Pangeran Thalal juga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mengemudikan dengan kecepatan terlalu tinggi akan semakin meningkatkan emosi. Terlalu lambat juga bisa memancing kegusaran dalam perasaannya. Pangeran Thalal melihat kening Cynthia yang berkerut, Hari ini goncangan yang Ia terima cukup besar dan Cynthia tidak sama dengan Alena yang memiliki hati seluas Samudera.
Cynthia adalah tipe orang yang suka menganalisa sesuatu. Kenapa begini, kenapa begitu, penyebabnya apa, solusinya bagaimana, dampak solusinya seperti apa. Dan pikirannya terus bekerja dengan tiada henti. Pangeran Thalal walaupun baru beberapa bulan mengenal Cynthia dan bahkan dekatnya baru beberapa Minggu bahkan tidak sampai sebulan terus berusaha mempelajari karakter Istrinya.
Cynthia yang sangat cerdas tetapi tetap tidak bisa melarikan diri dari kodratnya sebagai seorang wanita yang terkadang lebih banyak menggunakan perasaan daripada logikanya. Pangeran Thalal lalu kembali menatap wajah istrinya. Cynthia sekarang memejamkan matanya. Ia terlihat lebih cantik dengan mata terpejam. Pangeran Thalal merasa semakin gerah. Ia akan memanfaatkan kegalauan Istrinya untuk kepentingan pribadinya. Walaupun Ia tidak yakin 100% akan berhasil tapi sepatutnya Ia mencoba dulu.
Pangeran Thalal mulai membelokkan mobilnya ke arah hotel Gardenia. Pangeran Thalal berhenti di depan Loby hotel lalu berkata, " Cynthia Kita sudah sampai Ayo turun. Atau mau Aku gendong?"
Cynthia langsung membuka matanya lalu berpaling ke arah suaminya, makin cemberut mendengar Pangeran Thalal mau menggendongnya. Ia lalu turun dari mobil diikuti oleh Pangeran Thalal. Pangeran Thalal lalu memberikan kunci pada pelayan hotel yang sedari tadi membantu membuka pintu mobil untuk Cynthia dan dirinya. Apalagi kemudian Pangeran Thalal melihat mobil pengawalnya sudah ikut memasuki hotel juga.
Didalam lift, Pangeran Thalal memeluk Cyntia. Cynthia tadinya meronta tapi kemudian Ia pasrah bersender di tubuh suaminya. Badan Cynthia sebenarnya cukup tinggi tapi badan Pangeran Thalal lebih tinggi sedikit. Cynthia merasa nyaman bersender pada badan suaminya. Walaupun badan Pangeran Thalal tidak sekekar Nizam tapi tetap tidak mengurangi keindahannya. PangeranThalal memang tidak suka olahraga yang ekstrim seperti Nizam. Jadi kalau badannya kalah kekar wajar saja.
Walaupun Ia seorang Pangeran Azura yang memiliki kewajiban belajar ilmu beladiri, tetapi keahliannya dalam bidang itu jauh dibawah kemampuan para pangeran lainnya. Apalagi kalau dibandingkan dengan Nizam. Ia juga tidak suka olahraga mengolah tubuh. Paling banter Ia berkuda atau berenang. Makanya Pangeran Thalal memiliki tubuh yang tidak terlalu berotot.
Pangeran Thalal adalah Pangeran yang paling lembut dan terlihat lebih cantik malah dibandingkan dengan para putri Azura. Walaupun berwajah cantik Ia tidak kemayu, Jalannya tegap dan suaranya terdengar berkarakter dan jantan.
Dimalam pertama Cynthia sama sekali tidak mengira kalau Ia akan jadi bulan-bulanan suaminya. Ia pikir dengan fisik Pangeran Thalal yang sehalus itu Pangeran Thalal lebih lembut dibandingkan Nizam dalam bercinta tapi nyatanya malah lebih parah. Hanya karena fisiknya yang tidak selemah Alena membuat Ia masih bertahan tidak jatuh pingsan padahal kadar sakitnya pasti tidak jauh beda dengan yang dirasakan Alena.
Ketika sampai di depan kamar hotel ternyata pengawalnya sudah ada didepan pintu untuk membuka pintu untuk Pangeran Thalal dan Cynthia. Sebelum masuk Pangeran Thalal berbicara, "Istirahat saja kalian. Tidak usah menunggu di depan pintu"
"Tapi Yang Mulia..." Sidiq pengawal Pangeran Thalal langsung menyanggah karena keberatan. Pangeran Thalal malah tersenyum manis kepada dua orang Pengawalnya. Ia menatap mereka meminta pengertian.
Walaupun laki-laki diberi senyum sedemikian manis oleh Pangeran Thalal jadi meleleh juga bagaikan coklat yang dilumerkan. Apalagi dengan tatapan yang begitu lembut mereka jadi keringatan. Bahkan penjaga yang satunya lagi yang bernama Joe malah mengumpat dalam hati. 'Kerja dengan Pangeran Thalal lama-lama aku bisa jadi gay'
"Yang Mulia hamba merasa khawatir.." Kata Sidiq masih merasa keberatan, Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya. "Insha Alloh Aku dan Cynthia akan baik-baik saja" Kata Pangeran Thalal kemudian menarik Cynthia untuk masuk terlebih dahulu. Baru kemudian Pangeran Thalal sambil tetap tersenyum menutup pintu. Para penjaga itu akhirnya masuk ke dalam kamarnya masing-masing, tidak berdaya walaupun masih tetap khawatir.
Cynthia berdiri mematung menatap Pangeran Thalal yang berjalan perlahan seakan ingin pamer keindahan badannya pada Cynthia terus duduk di atas sofa. Cynthia mulai menyadari sesuatu yang tidak enak akan terjadi.
Firasatnya mulai bekerja ketika Pangeran Thalal tidak ingin dijagai. Sejak kapan suaminya tidak dijagai pengawal. Bukankah para pangeran itu seperti emas permata yang 24 jam terus menerus dijagai. shif pagi shif malam terus menerus bergantian. Seakan-akan takut ada yang nyulik. Padahal siapa yang mau nyulik mereka kalau belum juga nyulik, mereka akan babak belur duluan dihajar para pangeran itu.
Apalagi kemudian Ia melihat Pangeran Thalal mulai membuka kancing kemejanya perlahan-lahan satu persatu. Tiba-tiba tubuh Cynthia langsung terasa berdenyut-denyut. Bagian tubuhnya makin terasa ngilu belum apa-apa Ia sudah merasa panas dingin. Rasa sakit waktu malam pertama masih menghantuinya. Terus terang Ia trauma dengan malam pertamanya. Ia tidak sanggup merasakan sakit seperti itu lagi. Ia ingin mati saja rasanya. Bagaimana suaminya merobek-robek tubuhnya dengan buas sampai Ia hampir semaput saking sakitnya.
Pangeran Thalal bukannya tidak tahu Istrinya yang cerdas itu mulai menyadari sesuatu dan sekarang sedang ketakutan. Pengennya sih Ia menarik Cynthia lalu menyentuhnya dengan paksa untuk memadamkan api yang sedang berkobar-kobar dalam dadanya sekarang .
Tetapi Pangeran Thalal tetap duduk tenang walaupun sedari tadi merasakan pakaian bawah tubuhnya sesak dan mulai menyakitinya. Walau duduk tenang tapi nafas Pangeran Thalal terdengar memburu dan berat bagaikan suara harimau sedang mengejar mangsanya.
Cynthia melihat suaminya menggeliat dalam duduknya dengan mata yang sayu. Cynthia tahu pasti suaminya sedang sangat menginginkannya sekarang ini.
Cynthia semakin pucat dan ketakutan Ia ingin membalikkan tubuhnya, membuka pintu dan pergi melarikan diri. Tapi kakinya tidak bisa bergerak karena tubuhnya malah tegak kaku dengan kaki gemetar. Matanya mulai berkaca-kaca saking takutnya lalu kemudian menetes bagaikan butiran permata meluncur membasahi pipinya yang ranum.