Bagian 42. Ros (2)
"..seandainya kamu masih jadi pacarku..." gumamku. Ternyata gumamanku terlalu keras hingga terdengar oleh Ros.
Ros terdiam sejenak. Ia pun tersenyum menatapku.
"..seandainya kamu ketemu papaku waktu itu.." balas Ros. "..mungkin semuanya akan berbeda ya?"
Aku tersenyum tipis dan mengangguk.
"..maafin aku ya karena waktu itu ga datang.." Ujarku.
"..iya.." jawab Ros. "..udah kamu liat ke jalan..jangan liat ke sini terus.. bahaya.."
Kami terdiam selama beberapa saat. Suasana menjadi sedikit canggung.
"..waktu itu..kamu ga datang..karena nggak bisa ya?" Tanya Ros memecahkan kecanggungan.
Aku mengangguk.
"..gara-gara kak Liv meninggal?" lanjut Ros.
Aku kembali mengangguk. Kalau dipikir-pikir.. saat itu, aku tetap tidak akan bisa pergi dengan Ros. Liv baru saja meninggal. Keluargaku masih berduka atas kepergian Liv. Aku tidak mungkin ikut pergi bersama dengan Ros saat itu.