Hari menjelang malam Valery memutuskan untuk kembali pulang ke apartemen dengan berjalan kaki dengan menenteng paperbag yang banyak tidak membuat ia kesulitan, setibanya disana ia memutuskan untuk mandi dan beristirahat, malam pertama tidur dikasur yang empuk dan ruangan BerAC, berbeda dengan ruangan penjara yang gelap dan panas dan harus ditempati oleh 6 orang dalam satu sel.
Air mata Valery menetes mengingat peristiwa pedih yang dilaluinya setiap hari di masa kelam itu, hampir terlelap namun mimpi buruk itu kembali menghantuinya, mimpi dimana ia melihat seorang anak lelaki berlumuran darah tepat didepannya.
Sontak Valery terbangun dari tidurnya, sejenak menarik napas peluh kembali membasahi kening Valery dan detak jantungnya tidak beraturan, segera Valery mengambil air yang ada di atas nakas dekat tempat tidur dan meminum air tersebut, sedikit menormalkan napas Valery beranjak dari tempat tidur menyalakan tv yang ada dalam ruangan tersebut.
Namun berita yang muncul di tv lagi-lagi di luar dugaan, berita tentang suksesnya Val's Company yang menandatangi kerja sama dengan Wiliam Corp, mata Valery terbelalak lebar dimana ia melihat madam Alberta bersama suaminya Robert Katkins melakukan wawancara dengan salah satu stasiun televisi Los Angeles, terkait perseteruan dengan Albert Wiliam sepuluh tahun lalu terkait pembunuhan terhadap putra tunggalnya Ken Wiliam, namun sekali lagi Robert Katkins mengeluarkan pernyataan yang sangat melukai hati Valery saat mendengar hal itu.
Valery sama sekali tidak di akui sebagai darah daging mereka, hati Valery kembali tersayat oleh perkataan tajam ayah kandungnya.Valery dilupakan sejak ia masuk penjara. Luka dalam hatinya semakin terbuka lebar.
"Baiklah tuan Robert Katkins jika itu maumu aku akan membuat kau dan istrimu beserta anak harammu itu merasakan dinginnya jeruji besi", janji Valery dengan mata yang menyalang merah sembari meremas tangannya hingga buku-buku tangannya kelihatan memutih.