"Kamu harus menelepon Qu Jingwan." Pei Ge menatap Ji Ziming dengan mata indahnya. Senyum tipis di bibir Pei Ge tidak luput dari tatapan pria itu.
Ji Ziming menunduk dan memberi ciuman menggairahkan pada wanita itu.
"Kamu cemburu."
"Tidak, aku tidak cemburu. Justru sebaliknya. Aku mendukung kamu meneleponnya." Wanita itu tersipu pada saat Ji Ziming melepaskan mulutnya; dia merasa tidak nyaman dengan perban di sekitar kakinya sehingga dia bergerak untuk membukanya.
Pria itu memandangi Pei Ge yang berhati-hati melepas perban. Betisnya yang ramping dan cantik tampak memikat di mata Ji Ziming.
"Aku akan menelepon wanita lain; tidakkah kamu cemburu?"
Mata gelap Ji Ziming menyipit saat dia memancarkan aura dingin, tetapi Pei Ge tidak mengubah pendiriannya.
"Mengapa aku harus cemburu?"