"Tidak, Bibi. Tentu saja, aku tidak menyalahkanmu. Betapa sulitnya bagimu dengan kondisi kebutaan wajahmu …."
Senyum ringan di bibir Ibu Ji miring ke bawah saat Pei Ge selesai berbicara.
"Ini pertama kalinya seseorang mengatakan itu padaku setelah mengetahui kondisiku." Matanya menjadi berkabut sebelum senyumnya kembali.
Namun, kali ini, senyumnya pada Pei Ge lebih tulus dan lebih hangat.
Jika wanita ini memang pilihan putraku, dia pasti bisa membuat putraku bahagia ….
Pei Ge, yang tidak tahu apa yang dipikirkan Ibu Ji saat ini, merasa sedikit terkejut. "Tapi … bukankah itu hal yang wajar?"
Kebutaan wajah benar-benar kondisi yang menyedihkan. Seseorang bahkan tidak dapat mengingat sosok orang yang mereka cintai.